TEATER TIGA KOTA DI KOTTA CINNA

Ekskavasi Swarnabhumi #1

Seni Budaya | Senin, 01 April 2019 - 07:11 WIB

Ekskavasi Swarnabhumi #1
Karya "Repro-Diksi Tanda dan Kisah-kisah Tembikar" produksi Rumah Mata Medan sutradara Agus Susilo.

BAGIKAN



BACA JUGA


Helat Ekskavasi Swarnabhumi #1 di Situs Museum Kotta Cinna telah berlalu pada 22-24 Maret silam. Helat yang digagas dan diinisasi Teater Rumah (Medan) pimpinan Agus Susilo itu tentu saja meninggalkan kesan mendalam bagi siapa saja yang terlibat dan berkaitkelindan di dalamnya. Terutama tiga komunitas teater tiga kota seperti Teater Rumah Mata (Medan), Ranah PAC (Padang), dan Lembaga Teater Selembayung (Pekanbaru).

(RIAUPOS.CO) -- KOMUNITAS teater tiga kota ini menjadi penggerak perhelatan perdana di pinggiran Kota Medan, Sumatera Utara. Helat pun difokuskan di salah satu situs sejarah yang nyaris terabaikan. Maka tidaklah berlebihan jika penggagas helat tersebut menggelar pertunjukan mereka dalam kawasan itu. Selain untuk menawar wacana, juga memperkenalkan kembali peninggalan peradaban di salah satu titik Pulau Sumatera lewat pertunjukan teater, diskusi kreatif, seminar arkeologi, sampah, dan ekologi, juga perlombaan seni, wisata museum, serta wisata alam.


Setiap harinya, Situs Kotta Cinna milik sejarahwan Dr Phil Ichwan Azhari itu ramai dikunjungi. Tidak saja peserta lomba dan mahasiwa sejarah kampus-kampus di Medan, juga masyarakat Medan sekitarnya. Ditambah lagi, masyarakat di sekitar situs tersebut telah memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan mereka. Dalam helat itu, Dr Ichwan memang menggandeng Teater Rumah Mata agar bisa secara bebas mengenalkan temuan arkeologis dari Kotta Cinna.

“Helat ini kami gagas dan kami kerjakan sendiri dengan melibatkan banyak pihak. Semuanya dilaksanakan secara swadaya tanpa bantuan dari pemerintah sama sekali. Ya, palingtidak upaya ini mulai mendapat respon positif dari berbagai kalangan dan bisa terlaksana sesuai dengan target yang ingin dicapai,” ulas Dr Ichwan disela-sela acara.

Pertunjukan yang Dinantikan

Salah seorang teaterawan Kota Medan, Thompson Hutasoit yang hadir setiap harinya mengutarakan, para pengunjung rata-rata berusia muda dan memiliki minat yang kuat sebagai penikmat. Secara spontan, Thompson mengatakan, para pengunjung Ekskavasi Swarnabhumi #1 haus pengetahuan lewat teater. Ini terbukti dengan ramainya penonton setiap kali karya teater disuguhkan, meski ketiga sutradara hanya memanfaatkan laman museum sebagai panggung.

Ketertarikan pengunjung semakin jelas setelah karya digelar dengan banyaknya yang terlibat aktif pada saat diskusi pertanggung jawaban karya dibentangkan. Diskusi kreatif dengan para sutradara dan pengunjung terasa akrab dan bersahabat. Para sutaradara dan penikmat sama-sama berbagi pengalaman atas sisi ketertarikan mereka usai melakukan pembacaan pada karya-karya tersebut.

Hal senada disampaikan pula oleh seniman teater yang juga sastrawan Kota Medan Porman Wilson Manalu (sesepuh eks Teater Que). Porman juga melakukan pembacaan atas ketiga karya sutaradara tersebut dan mengatakan, salut atas upaya mereka.

“Secara khusus, saya ucapkan terimakasih kepada semua sutradara dan penitia pelaksana helat ini. Perhelatan serupa ini sangat diperlukan agar banyak pihak tersadarkan bahwa semua informasi, tanda, simbol, dan sejenisnya mampu dikomunikasikan lewat teater,” katanya.

Kembali ke Thompson Hutasoit yang sempat membuat catatan khusus atas karya S Metron bersama Ranah PAC berjudul Sandiwara Pekaba, dan karya Fedli Azis bersama Lembaga Teater Selembayung berjudul Situs. Secara sepintas, Thompson juga mengulas karya Repro-Diksi Tanda dan Kisah-kisah Tembikar karya Agus Susilo dari Rumah Mata Medan.

Dipaparkan Thompson, cerita-cerita dalam Sandiwara Pekaba tidak mungkin langsung dikenal oleh semua penonton tanpa suatu pengetahuan akan simbol, bunyi, permainan, gerak silat, randai, instrumen musik yang bersumber dari tradisi Minangkabau.

Bahkan tiga meja dan tiga aktor seperti representasi bilangan tiga seperti tungku nan tigo,

 

Laporan KUNNI MASROHANTI

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook