(RIAUPOS.CO) - SELAMA kurun waktu 4 tahun terakhir, terhitung 2018 hingga saat ini, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) telah berhasil menurunkan relevasi angka stunting di 10 desa yang tersebar di 6 kecamatan yang ada di Rohul.
Penurunan angka stunting, tidak lepas upaya dan langkah-lankah serta inovasi yang dilakukan Pemkab Rohul terutama OPD lintas sektoral, TP PKK dan desa dalam melakukan 8 aksi integrasi intervensi penurunan stunting yang dimulai pada tahun 2018 hingga tahun 2020.
Berdasarkan penilaian kinerja Kabupaten/kota dalam pelaksanaan aksi 1-8 konvergensi penurunan stunting 2021 selama dua hari, Senin (24/5) hingga Selasa (25/5), terutama di 5 kabupaten di Provinsi Riau yakni Kabupaten Rohul, Kampar, Pelalawan, Rokan Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dalam pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi 2020 yang diumumkan Tim Penilai Provinsi Riau menghasilkan skor, sesuai dengan kinerja masing-masing. Di antaranya, Kabupaten Kepulauan Meranti peringkat pertama dengan nilai skor 84.
Disusul Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rohul dengan skor yang sama yakni 76, Kabupaten Rohil skor 72 dan peringkat kelima Kabupten Pelalawan dengn skor 70.
Sehubungan dengan dua kabupaten (Kampar dan Rohul) meraih skor yang sama, tetapi sesuai dengan juknis penilaian aksi konvergesi stunting edisi kedua yang dikeluarkan Dirjen Bangda, maka Tim penilaian stunting, melakukan voting terkait inovasi yang banyak dan inovasi memilih daya ungki terhadap konvergensi inervensi stunting.
Sehingga berdasarkan hasil voting tim Penilai Provinsi Riau, Kabupaten Kampar ditetapkan sebagai kabupaten terbaik II dari Rohul yang ditetapkan sebagai terbaik III dari skor yang sama diperoleh.
Kepala Bappeda Rohul M Zaki SSTP MSi, Selasa (25/5) membenarkan, Rohul ditetapkan oleh tim Penilai Provinsi Riau sebagai Kabupaten peringkat III dengan skor 76 yang sama dengan Kabupaten Kampar.
Menurutnya, penilaian aksi 1-8 konvergensi penurunan stunting ini bukan hasil akhir, tapi melalui penilaian tersebut Pemkab Rohul bersama stake holder terkait mampu meningkatkan motivasi dan semangat dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting di wilayahnya.
Sekaligus memperkuat komitmen kinerja Pemerintah Kabupaten Rohul dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting kedepannya. Sehingga dengan konsisten dan meningkatkan 8 aksi itu, dapat menurunkan angka stunting di Provinsi Riau Khususnya Kabupaten Rohul sesuai dengan target.
Zaki menjelaskan, tingkat prevalansi stunting terjadi penurunan di Kabupaten Rohul dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Dimana pada tahun 2018 terdapat 27,3 persen atau 999 anak stunting dari 3.666 balita yang ditimbang.
Hingga pada tahun 2021 terjadi penurunan terdapat 17,9 persen atau 540 anak stunting dari 3.051 balita yang ditimbang.
‘’Pemkab Rohul bersama instansi terkait lainnya telah berupaya menurunkaan angka stunting tahun 2018 sebesar 27,7 persen hingga saat ini menjadi 17,9 persen atau 540 anak stunting yang diupayakan setiap tahun terjadi penurunan dengan melakukan 8 Aksi integrasi intervensi penurunan stunting,’’ ujarnya.(adv)