KABUN (RIAUPOS.CO) -- Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) Dr Ir Kasdi Subagyono MSc, dan Anggota Komisi IV DPR RI Effendi Sianipar didampingi Bupati Rohul H Sukiman, Kadis Perkebunan Provinsi Riau Feri Dwi Putra, Kamis (5/12) lalu, meninjau hasil program peremajaan sawit lewat bantuan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) di KUD Bangkit Usaha Makmur (BUM) Desa Bencah Kusuma Kecamatan Kabun.
Pada peninjauan lapangan tersebut, Dirjenbun memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang merupakan program nasional yang telah dimulai sejak tahun 2018 lalu di Kabupaten Rohul.
"Ke depannya perlu pembinaan dan pengawasan dengan baik program PSR, dan diharapkan KUD Bangkit Usaha Makmur dapat dijadikan percontohan untuk dilaksanakan di tempat lain," ujar Dirjen Perkebunan Kementan RI Dr Ir Kasdi Subagyono MSc kepada wartawan usai peninjauan lapangan, Kamis (5/12).
Kasdi memberikan apresiasi kepada Kelompok KUD BUM yang telah berhasil menjalankan program tumpang sari (integrasi sawit dengan tanaman pangan) di sekitar kebun sawit, sehingga dapat memberikan pendapatan alternatif sambil menunggu panen.
Dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemkab Rohul, atas perhatian dan dukungannya terhadap pembangunan khususnya di bidang perkebunan. "Saya baru turun pertama kali ke sini setelah menjadi Dirjen Perkebunan selama lebih kurang 10 bulan. Saya melihat langsung, pelaksanaan program PSR di Rohul sangat baik dan berhasil, tentunya tidak terlepas dukungan dari Pak Bupati Sukiman," katanya.
Para petani di bawah naungan KUD BUM Desa Bencah Kesuma, Kecamatan Kabun, Kabupaten Rohul Provinsi Riau dan mereka tampak senang dengan program ini.
Pasalnya, kebun sawit milik petani tersebut berkesempatan ikut dalam program PSR melalui bantuan dana BPDP-KS juga, tetapi dengan sistem off-taker dan swakelola.
Sistem ini merupakan hasil kerja sama antara PT Rohul Sawit Industri (BGA Group) dengan KUD BUM, perbankan dan disbun setempat, di mana peran PT RSI selain sebagai penampung buahnya, juga berkewajiban sebagai pendamping (mitra) dalam hal teknis agronomi agar kebunnya dapat sesuai standar perkebunan, namun pengelolaan kebun tetap dilakukan secara mandiri oleh petani dan koperasi.
"Ini merupakan anugerah bagi masyarakat, karena melakukan peremajaan (replanting) memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tanaman sawit petani di Desa Bencah Kesuma ini pada umumnya telah berusia di atas 20 tahun, sehingga dipastikan produktivitasnya menurun. Para petani yang mendapatkan bantuan dana replanting dari BPDP ini menyambut program ini dengan suka cita, sekaligus dapat swakelola kebunnya," ujar Khoirum, Ketua KUD BUM saat dijumpai di kantornya.
KUD BUM Desa Bencah Kesuma memiliki luas areal sekitar 907,85 hektare, dengan jumlah anggota 372 KK dan menerima bantuan dari BPDPKS Rp21,5 milyar. Khoirum menambahkan, bahwa program PSR ini dilaksanakan dua tahap.
Tahap pertama PSR seluas 857 ha, tahap kedua seluas 50,86 ha yang baru selesai akad kredit baru-baru ini dengan Bank BRI. Tahapan ini merupakan solusi bijaksana karena tidak semua petani berpola pikir yang sama terhadap pemanfaatan dana peremajaan dari BPDP ini.
"Sebagian petani ada yang masih ragu sehingga perlu melihat hasilnya terlebih dulu. Namun setahun berjalan hasilnya terlihat, banyak anggotanya yang menyusul mendaftarkan diri ikut program peremajaan dana BPDP ini." ujar Khoirum.(epp/c)