Murid MDA Darul Muhaqqiqin Selatpanjang Telantar

Riau | Selasa, 31 Desember 2013 - 08:56 WIB

Murid MDA Darul Muhaqqiqin Selatpanjang Telantar
TIDAK BELAJAR: Murid-murid MDA Darul Muhaqqiqin Selatpanjang tidak bisa belajar dan hanya bermain setelah tidak memiliki gedung sekolah. Foto diambil beberapa hari lalu. Foto: Ilham M Yasir/Riau Pos

SELATPANJANG (RP) - Ratusan murid Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Dahrul Muhaqqiqin telantar. Pasalnya gedung sekolah yang berada di dalam komplek Masjid Al-Falah di Jalan Masjid itu dirobohkan untuk pembangunan sumur bor dan perluasan masjid.

Kepala sekolah yang juga Ketua II Pengurus Masjid Al-Falah, Zahari Abdul Kadir mengakui bahwa saat ini ia menjadi kebingungan ingin menempatkan murid-muridnya di mana setelah tidak memiliki gedung sekolah lagi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Jumlah murid kita 275 orang dengan enam lokal. Setelah ujian beberapa waktu lalu tinggal 250 orang. Jumlah inilah yang kita belum tahu mau menempatkannya di mana nantinya saat proses belajar kembali dilaksanakan setelah libur,” katanya, Sabtu malam (28/12) di temui di kediamannya di Jalan Utama, Selatpanjang.

Bahkan saat ujian sekolah beberapa waktu lalu pihaknya terpaksa menumpang di SD 01 Selatpanjang. “Karena sudah diroboh, saat ujian terpaksa siswa dan siswi menumpang,” tuturnya.

Zahari sendiri mengakui bahwa dirinya sudah mendatangi pihak DPRD dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk mencari solusi. Namun tetap saja hinggga kini belum ada hasil yang didapatkannya.

“Tanggal 6 Januari nanti sekolah akan kembali melakukan aktivitas belajar mengajar. Tapi belum tahu mau belajar di mana,” keluhnya.

Meski begitu sudah ada tawaran untuk melakukan aktivitas belajar mengajar di gedung MTs Al Furqon di bawah yayasan Yafiz, Jalan Kartini Selatpanjang oleh Kemenag.

Namun dirinya belum bisa memastikan hal itu sebab sekolah yang dipimpinnya saat ini berada dibawah masjid.

“Jika belum juga ada solusi kita akan menumpang belajar dulu di SD 33 gelora. Surat peminjaman juga sudah kita sampaikan Kepada Bupati, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kepulauan Meranti, dan lainnya, termasuk Kemenag sendiri,” katanya.

Walaupun demikian ia tetap mengharapkan bahwa ada gedung permanen milik sendiri untuk menjalankan aktivitas belajar mengajar basi ratusan siswa MDA Darul Muhaqqiqin.

Karena MDA yang mendapatkan izin operasional dari Kemenag Bengkalis 1975 tersebut merupakan sekolah agama islam tertua di Kepulauan Meranti.

Kasi Pendidikan Kemenag Kepulauan Meranti, Hasbullah saat dikonfirmasi Ahad (29/12) mengatakan bahwa pihaknya sedang berjuang untuk mencari tempat belajar yang representatif bagi ratusan murid siswi MDA Darul Muhaqqiqin. Ia memang menginginkan juga agar sekolah tersebut nantinya memiliki ruang gedung sekolah permanen.

“Kita sedang menjajaki agar MDA ini bisa menggunakan sekolah Yayasan Yafiz. Karena di sana tempat yang paling tepat dan pas menjelang MDA tersebut memiliki gedung sendiri dan permanen nantinya. Makanya saya sedang berusaha untuk menyelematkan ratusan siswa ini,” kata Hasbullah yang pernah sekolah disana dan saat ini dua anaknya juga bersekolah disana menjawab Riau Pos.(ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook