KAMPAR (RP) - Sebanyak 3.600 jiwa terisolasi dan terancam rawan pangan di empat desa di Kamparkiri Hulu, Kampar, akibat rusaknya sembilan jembatan yang menjadi akses ke daerah tersebut akibat banjir. Selain itu, hingga Senin (30/12), ada 70 rumah warga terendam.
Selain jembatan putus dan rusak, jalan sepanjang 19 Km juga mengalami kerusakan parah. Kondisi ini yang dikhawatirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar akan terjadi rawan pangan di Desa Kebuntinggi, Desa Pangkalankapas,
Desa Tanjungpermai dan Desa Lubukbigauempat akibat terisolasi karena kesulitan mengirimkan bantuan.
‘’Kami khawatir jumlah desa ini akan bertambah mengingat situasi saat ini,’’ ujar Kepala Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar Ali Zabbar kepada Riau Pos di Bangkinang, Senin (30/12)
Selain itu, lanjutnya, dirinya dan Bupati Kampar H Jefry Noer berangkat ke Jakarta menemui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencanal (BNPB) untuk meminta bantuan. ‘
’Hari ini juga saya berangkat ke Jakarta guna meminta bantuan untuk perbaikan jembatan tersebut sehingga warga dengan segera dapat dibantu dan lepas dari isolasi,’’ ujar Ali Zabbar.
Hal ini dilakukan, lanjutnya, karena Pemkab Kampar sudah tidak punya anggaran untuk fisik jembatan. Ini karena sudah ditutupnya tahun anggaran sehingga mau tidak mau Kampar harus mengadu ke pusat.
‘’Namun untuk bantuan pangan dan keperluan lainnya Pemkab Kampar sudah menyediakan bahan bantuan dan besok pagi (hari ini, red) akan diturunkan tim,’’ ujarnya.
Hanya saja, dikhawatirkan Ali Zabbar, tim akan kesulitan mencapai empat desa yang rawan pangan disebabkan isolasi tersebut. Karena dari laporan camat, hanya kendaraan roda dua yang dapat melalui jembatan tersebut.
Menurutnya, di Kampar saat ini ada 12 jembatan yang rusak dan susah dilewati akibat banjir. Sebanyak 9 jembatan berada di Kamparkiri Hulu dan 3 jembatan di Kecamatan Tapung.
Sembilan jembatan di Kecamatan Kamparkiri tersebut adalah Jembatan Sungai Sialang Harapan II sepanjang 9 meter. Jembatan Sungai Ubar I sepanjang 9 meter, jembatan Sungai Ubar II sepanjang 9 meter, Jembatan Sungai Bonca sepanjang 12 meter. Selanjutnya jembatan Sungai Rumah Murung sepanjang 8 meter, jembatan Sungai Songsang sepanjang 9 meter, jembatan Sungai Batang Bio sepanjang 25 meter. Dan jembatan Anak Garing sepanjang 9 meter, jembatan Anak Air Kandang sepanjang 8 meter.
‘’Semua jembatan ini adalah jembatan kayu dan rusak. Saat ini hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Itupun dengan risiko jatuh dan harus super hati-hati,’’ ujarnya.
Selain itu, akses dari Lipat Kain ke Kebun Tinggi juga masih terputus. Camat Kamparkiri Hulu Yasnimar menegaskan, akibat curah hujan yang tinggi kondisi jalan semakin parah.
Terlebih lagi, sebanyak enam jembatan kayu yang berada di antara Desa Batusasak ke Lubukbigau sejak enam bulan terakhir sudah mengalami kerusakan. Hanya dua jembatan lainnya yang masih dapat dilalui di jalur tersebut.
‘’Jembatan yang rusak itu makin parah keadaannya sejak musim hujan lebih kurang dua bulan terakhir,’’ sebut Yasnimar.
Di Rohul 258 Rumah Terendam
Di Pasirpengaraian, tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur wilayah Rokan Hulu, mengakibatkan ratusan rumah di Desa Pekantebih Kecamatan Kepenuhan Hulu terendam, Senin (30/12).
Banjir akibat meluapnya air Sungai Batang Lubuh di daerah tersebut.
Sementara banjir yang merendam puluhan rumah penduduk di Rambah Hilir dan Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam sudah surut kemarin.
Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rokan Hulu, Aceng Herdiana ST MM, kepada wartawan, Senin (30/12) menjelaskan, pihaknya telah menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Rokan Hulu beserta satu unit perahu karet untuk membantu evakuasi korban banjir.
Menurutnya, TRC telah melakukan koordinasi dengan aparat desa setempat. Berdasarkan data TRC, bahwasanya banjir yang merendam rumah penduduk di Desa Pekan Tebih, Kecamatan Kepenuhan Hulu sebanyak 258 rumah, yakni berada di Dusun III RT 1, RW 6 sebanyak 156 kepala keluarga (KK), RT 1 RW 5 sebanyak 75 KK dan RT 2 RW 6 sebanyak 27 KK.
Aceng mengatakan, warga yang rumahnya terendam banjir, ketinggian air rata-rata 50 sentimeter hingga 1 meter terutama yang bermukim di daerah aliran sungai. Sejauh ini, belum ada permintaan tenda oleh masyarakat.
‘’Warga masih bertahan di dalam rumah, sebagian ada yang mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terjangkau air. Banjir ini sifatnya hanya singah lalu. Pagi terendam, petangnya sudah beransur surut,’’ tuturnya.
Ia menjelaskan, banjir belum merendam rumah penduduk di Kecamatan Kepenuhan. Dimana debit air sungai sosa sudah mulai naik.
‘’Kita siap melayani dan membantu evakuasi masyarakat yang rumahnya terendam banjir. Kita juga menurunkan fasilitas sesuai dengan skala prioritas yang dibutuhkan masyarakat,’’ tuturnya.(rdh/why/epp)