DMDI Usulkan Riau Miliki Tabungan Dana Bencana Asap

Riau | Kamis, 31 Oktober 2013 - 10:52 WIB

PEKANBARU (RP) - Sebagai langkah antisipasi terhadap kondisi bencana asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Kahutla) Riau beberapa tahun terakhir, Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Malaysia, H Ali Rustam mengusulkan agar Pemerintah Indonesia khususnya Pemprov Riau mempunyai tabungan dana.

Dengan cara mengumpulkan dari perusahaan-perusahaan perkebunan dan kehutanan di Provinsi Riau. Hal ini mengemuka dalam pertemuan dan seminar DMDI, Selasa (29/10) malam lalu di Melaka, Malaysia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah Wakil Gubernur Riau (Wagubri) memaparkan permasalahan dan kondisi Karhutla penyebab asap yang juga dirasakan masyarakat di negeri tetangga.

Hal tersebut diketahui saat Riau Pos mewawancari Asisten II Setdaprov Riau, H Emrizal Pakis, Rabu (30/10) di Kantor Gubernur Riau setibanya dari Malaysia.

Menurutnya rencana tersebut sebenarnya sangat baik dan dapat disambut baik karena pemanfaatannya bisa dilakukan untuk pencegahan bencana itu terjadi.

“Salah satu pembahasan menarik memang adalah cara-cara untuk penanggulangan bencana asap, dan membuat tabungan itu adalah usulan yang dikemukakan oleh Ketua DMDI Malaysia. Ide bagus, karena perusahaan yang selama ini di khawatirkan juga ikut membakar lahan dalam membuka usaha, juga harus terlibat dalam penanggulangan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ketua DMDI Riau ini juga mengemukakan dana sumbangan tersebut nantinya dapat dipergunakan disaat cuaca musim panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Seperti pembuatan hujan buatan, atau sungai-sungai kecil di perkebunan.

Sebagai langkah antisipatif, Pemprov Riau menyambut baik ide tersebut dan mengaku siap mengakomodir berbagai perusahaan di Riau. Demikian pula pihak perusahaan swasta yang ada harus memaksimalkan peranannya.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini sudah ada pembahasan di Riau dengan perusahaan-perusahaan dimaksud,” sambungnya.

Kaji Bangun Bank Syariah

Wacana lain yang muncul dari pertemuan DMDI di Melaka pada 28-30 Oktober adalah pembangunan sebuah bank syariah atas kerja sama DMDI dengan Provinsi Riau sebagai salah satu wilayah yang aktif dalam pengembangan budaya Melayu.

“Misalnya membangun bank, dengan pendekatan syariah. Kemungkinan-kemungkinan ini juga dijajaki,” katanya.

Pendekatan atas usulan tersebut, lanjut Emrizal sebenarnya bisa dikaji lebih jauh. Selama menguntungkan seluruh pihak terkait. Karena sisi ekonomi sektornya masih bisa digali lebih jauh lagi dalam rumpun kebudayaan bangsa Melayu yang terhimpun dalam DMDI.

“Karena masih usulan dan wacana maka perlu dikaji lebih jauh lagi kedepannya. Segala sesuatu prosesnya masih bisa diperbincangkan,” katanya.(egp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook