KISAH KORBAN BANJIR DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

”Kami Hanya Selamatkan Nyawa”

Riau | Rabu, 31 Oktober 2012 - 10:51 WIB

 ”Kami Hanya Selamatkan Nyawa”
Akibat bendungan Sungai Batang, Pangean jebol, banjir bandang setinggi mencapai empat meter menerjang Pangean dan sekitarnya, sejak Sabtu (27/10/2012) lalu. (Foto: juprison/riau pos)

Laporan JUPRISON, Telukkuantan

Dalam cuaca apapun, sejak 60 tahun terakhir, belum ada banjir sebesar ini melanda sejumlah desa di Kabupaten Kuantan Singingi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hujan deras seharian saja telah mengakibatkan ribuan rumah terendam dan wargapun dibuat panik, Sabtu (27/10) hingga Ahad (28/10) lalu.

Pantauan Riau Pos sejak Sabtu, hujan memang terus mengguyur wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, yang mengakibatkan sejumlah sungai meluap. Keesokannya, Ahad pagi, hujan masih belum juga reda hingga akhirnya air meluap,  merusak, merendam dan menghanyutkan rumah warga.

Tidak hanya itu, banjir yang terbilang luar biasa ini juga menjebol tanggul dan turap salah satu bendungan terbesar di Kabupaten Kuantan Singingi, yakni Bendungan Sungai Batang Pangean.

Akibatnya, ribuan rumah warga  terendam dan juga melenyapkan banyak harta benda masyarakat yang ada di dalam rumah pada saat itu.

Dengan menggunakan celana pendek plus baju kaos berwarana hitam, Iwil Asri (47), salah seorang guru di MTsN Pangean mengaku kaget akan datangnya banjir sehebat ini.

Siapa yang menyangka seumur-umur dirinya hidup bersama anak dan istrinya di Dusun Penghijauan, Desa Pasarbaru, Pangean, belum pernah merasakan banjir.

Tapi, banjir kali ini memang membuatnya tidak habis pikir sehingga ia hanya pasrah menerima cobaan ini seraya berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Sebab, di balik semua musibah ini, Iwil yakin, ada hikmah untuk intropeksi diri.

“Tidak bisa kita bayangkan, bagaimana air datang dengan tekanan yang begitu cepat, deras, sehingga saya hanya berpikir bagaimana menyelamatkan nyawa yang ada di rumah ini,” ujar Iwil Asri SAg kemarin.

Pria yang memiliki tinggi 165 Cm ini mengaku, banjir yang menerjang rumahnya mencapai setinggi dadanya. Di samping ia bersama anak dan istrinya yang telah diselamatkan, ia juga menyelamatkan SK PNS-nya.

Iwil mengaku, atas musibah yang menimpanya ini menelan kerugian sebesar Rp20 juta lebih. “Ini baru hanya seorang Iwil, dan ada ratusan jiwa lainnya yang juga menjadi korban dan merasa rugi,” katanya.

Sementara, Idra Firwan (33) di samping menyelamatkan nyawa di rumahnya, dan surat-surat berharga lainnya, ia berupaya untuk menyelamatkan satu per satu harta yang dimilikinya.

“Nyawa memang kita utamakan, tapi surat-surat berharga dan termasuk barang-barang yang ada di rumah juga kita usahakan untuk diselamatkan. Yang penting kita usaha,” ujar pria satu orang anak ini. ‘’Kami semua tambah panik pada saat diumumkannya tanggul bendungan jebol,” sambungnya.

Ahad (28/10) sebelumnya, sekitar pukul 09.00 WIB, masyarakat Desa Rambahan, Kecamatan Logas Tanah Darat terlebih dahulu dikejutkan dengan datangnya banjir secara mendadak yang mencapai ketinggian 2 hingga 4 meter. Dalam suasana yang masih hujan, diiringi petir, air datang seperti gulungan ombak yang bergerak begitu cepat.

Akibatnya, aktivitas warga benar-benar dibuat lumpuh. Ahad (28/10) hingga pukul 18.00 WIB ratusan warga di Desa Rambahan harus mengungsi. Mereka tidak peduli harta.

Kendati banjir sudah mulai surut, namun masih merendam sejumlah rumah yang ada di Kecamatan Pangean, Logas Tanah Darat dan Kuantan Hilir Seberang. Sehingga Selasa (30/10), aktivitas para korban banjir ini belum normal, karena masih sibuk membersihkan rumah dan pekarangan lainnya dari limbah banjir.

Sementara di Kecamatan Singingi Hilir, tepatnya di jalan lintas Pekanbaru-Teluk Kuantan, Desa Tanjung Pauh sudah mulai lancar sejak Senin (29/10) pukul 23.00 WIB. “Pukul 23.00 WIB malam tadi baru aktivitas Pekanbaru-Teluk Kuantan lancar,” ujar Amir, warga Tanjung Pauh.

Di samping melakukan bersih-bersih di rumah, para korban banjir juga mengaku tidak punya pakaian, karena semua pakaian basah dan ada juga hanyut. “Bagaimana mau kerja, hanya baju di badan yang kami miliki,” ujar Iwil Asri.

Di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang, masyarakatnya sudah melakukan aktivitas seperti sedia kala. “Masyarakat sudah melakukan aktivitas seperti semula,” ujar Plt Camat Kuantan Hilir Seberang Jon Hendri.

Kades Rambahan, Logas Tanah Darat Burhanudin mengatakan, aktivitas warga di desanya sudah kembali normal. Namun ia tetap mengingatkan masyarakat supaya waspada akan datangnya banjir susulan. “Termasuk bantuan juga sudah kita salurkan kepada korban,” katanya.(jps)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook