PEKANBARU (RP)- Jaringan Komunikasi Organisasi Melayu (Jarkom) Riau, Senin (30/7) siang mendatangi kantor PTPN V Pekanbaru di Jalan Rambutan.
Puluhan anggota Jarkom Riau datang ingin bertemu dengan jajaran Direksi PTPN V Pekanbaru untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Riau dalam kondisi sekarang ini.
Mereka merasa diperlakukan tidak adil. PTPN V Pekanbaru yang berdiri di Bumi Melayu Riau dinilai belum mengakomodir aspirasi masyarakat Melayu Riau.
Rombongan Jarkom Riau dipimpin M Naser Faisal AP selaku koordinator lapangan. Selain itu ikut dalam rombongan Sekretaris I DPH LAM Riau, Nasir Penyalai, Thenong dan beberapa pengurus lainnya.
Kedatangan mereka sempat dicegat di lantai bawah ketika menyampaikan maksud kedatangan mereka ke perusahaan perkebunan kelapa sawit di Riau itu. Namun akhirnya mereka diterima Biro Direksi PTPN V Pekanbaru Romat K Purba, Kasi Humas Panjaitan dan beberapa pengurus.
Koordinator Lapangan Jarkom Riau, M Naser Faisal AP kemudian menyampaikan aspirasi mereka. Pertama, mendesak Menteri BUMN RI untuk merevisi kedudukan Komisaris Utama dan Direksi PTPN V Pekanbaru dengan mendudukkan putra-putra terbaik RI asal Provinsi Riau yang nota bene adalah putra Melayu Riau.
Kedua, meminta PTPN V Pekanbaru untuk segera menyelesaikan permasalahan pertanahan/lahan yang dapat menimbulkan konflik dengan masyarakat hukum adat Melayu Riau.
Ketiga, mendesak Direksi PTPN V untuk dapat memberdayakan pengusaha lokal sebagai mitra kerja dan memberikan kesempatan yang lebih besar pada putra Melayu Riau untuk bekerja pada PTPN V. Jarkom menilai, sampai hari ini tidak sampai 10 persen yang diterima.
Keempat, meminta posisi Dewan Komisaris dari putra terbaik Melayu Riau sebanyak tiga orang. Kelima, Jarkom akan mengerahkan massa yang lebih banyak bila tidak ditanggapi PTPN V, bahkan akan mendudukinya.
Ini pun dipertegas lagi sejumlah pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) yang ikut mendampingi kedatangan Jarkom Riau, seperti Nasir Penyalai, Tarleli, Thenong yang mengkritisi kalau keberadaan PTPN V Pekanbaru tidak memberikan kontribusi bagi masyarakat Riau dan Bumi Melayu Riau.
Buktinya kongkretnya, hanya segelintir anak jati diri Riau yang diterima sebagai karyawan. Padahal, banyak anak jati diri Riau yang mampu untuk bekerja di PTPN V, bahkan untuk Komisaris Utama sekalipun.
Menurut mereka, keberadaan perusahaan sebesar PTPN V tujuannya adalah untuk menyejahterakan masyarakat tempatan. Tapi buktinya, bertolak belakang.
Mereka juga mengingatkan, dalam mengatasi berbagai persoalan, perusahaan hendaknya tidak melakukan tindak kekerasan. Karena itu bisa menyulut persoalan yang lebih besar.
Perusahaan sudah selayaknya melakukan komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Riau. Biro Direksi PTPN V Pekanbaru Romat K Purba dan Kasi Humas, Panjaitan menjelaskan, PTPN V Pekanbaru berdiri sejak 1996 tapi kalau PTPN II sudah berdiri dari sejak tahun 1979.
Perusahaan sadar berada di Bumi Melayu Riau. Karena itu, perusahaan berkomitmen dengan pepatah “di mana Bumi dipijak, di situ langit dijunjung”.(dac)