PERTAMA DI INDONESIA, FLY OVER DENGAN ORNAMEN MELAYU (1)

Kombinasikan Kultur dengan Infrastruktur Modern

Riau | Selasa, 31 Juli 2012 - 09:17 WIB

Kombinasikan Kultur dengan Infrastruktur Modern
Fly over di Jalan Sudirman dihiasi dengan ornamen khas Melayu di sisi pagar dan tiang-tiangnya. (Foto: Mirshal/Riau Pos)

Laporan MARRIO KISAZ, Pekanbaru

Pertama di Indonesia, Provinsi Riau mendesain fly over dengan ornamen Melayu. Semangat inovasi ini merupakan cerminan dari nilai-nilai perkembangan, kebersamaan dan kekompakan masyarakat Melayu di Bumi Lancang Kuning.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Berdiri kokoh di atas jalan protokol membuat dua fly over kian menjadi perhatian masyarakat. Sekilas tampak beberapa corak Melayu menghiasi sisi luar bangunan yang dibangun sejak tahun 2011 lalu itu.

Kombinasi motif dan pilihan warna dengan nuansa kultur Melayu menjadikan jembatan layang itu kian menawan. Bangunan dengan ornamen Melayu itu, tentu membuat masyarakat tempatan dan pendatang menyadari sedang berada di Provinsi Riau yang kental dengan budaya Melayu.

Provinsi Riau terus bersolek dengan perkembangan infrastrukturnya. Beragam motif didesain istimewa menyempurnakan jembatan layang yang dibangun sebagai solusi kemacetan di pusat kota Pekanbaru.

Dari motif  pucuk rebung, itik pulang petang hingga perahu lancang kuning tampak tertata rapi di bangunan yang akan menjadi kado Hari Ulang Tahun Provinsi Riau ke-55 itu.

Merasa tertarik dengan inovasi itu, Riau Pos mencoba untuk melihat lebih dekat. Sentuhan-sentuhan konsep Melayu tidak hanya berada di sisi luar bangunan saja.

Di bagian dalam juga terlihat beberapa motif Melayu dengan relief timbul yang disempurnakan kombinasi warna kuning, merah, hijau dan biru.

Meskipun masih dalam tahap finalisasi dan penyempurnaan, namun nuansa modern dengan balutan arsitektur Melayu sudah terpancar dari dua bangunan yang telah menelan dana miliaran rupiah itu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau, SF Hariyanto mengatakan sentuhan ornamen Melayu memang diberikan pada fly over yang sedang dibangun. Selain menjadi komitmen untuk memperindah bangunan, motif Melayu juga memiliki makna historis bagi masyarakat Riau.

Menurutnya, kreasi mengkombinasikan motif Melayu pada akses fly over merupakan yang pertama diterapkan di Indonesia. Ini adalah wujud keseriusan Pemerintah Provinsi Riau dalam mendukung pengembangan budaya Melayu menuju Visi Riau 2020.

‘’Jadi jembatan layang yang kita bangun tidak hanya kokoh dan keras dari fisiknya. Tapi bisa ditambahkan kelembutan dengan sentuhan motif-motif Melayu,’’ ujar pria yang mengatakan nuansa Melayu juga menjadi ajang sosialisasi bagi dunia luar.

Dia berharap pesan budaya itu dapat dirasakan oleh para tamu yang tiba di Riau. Apalagi Riau telah dipercaya menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Islamic Solidarity Games (ISG) tahun 2013 mendatang.

Menurutnya, ragam motif Melayu mencerminkan semangat kebersamaan dan komitmen masyarakat Riau yang selalu ramah dan hangat menerima siapa pun yang datang ke daerah, dengan muka jernih dan hati yang bersih.

Sehingga ciri khas masyarakat Melayu yang santun dan welcome dapat terpancar dari bangunan yang ada.

Menanggapi komitmen Pemerintah Provinsi Riau itu, budayawan dan tokoh masyarakat Riau, Azali Johan mengaku senang dengan inovasi yang dilakukan. Langkah itu dinilai memiliki esensi positif sebagai salah satu sarana untuk menunjukkan budaya suatu daerah.

‘’Sarana itu akan indah di malam hari. Saya juga pernah melihat pengembangan budaya di daerah Lampung dengan motif ikatnya pada pinggiran jalan. Selain itu akses jalan menuju Bakauheni- Merak yang juga dihiasi ukiran besar lambang Provinsi Lampung. Begitu juga di Bali dengan ukiran-ukirannya,’’ tutur Azali.

Untuk itu, mantan Ketua Lembaga Adat Melayu Riau itu menilai sisi budaya Melayu sudah mulai diterapkan, baik dari motif pucuk rebung, maupun pucuk paku (pakis). Hanya saja, motif tumpuk manggi dinilai perlu diselipkan untuk menambah kesan artistik Melayu.

‘’Catatan yang harus diperhatikan adalah tingkat kerapiannya harus dipelihara. Jangan sampai ada tangan-tangan jahil yang menodainya,’’ pesan Azali.

Corak pucuk rebung bermakna pertumbuhan dan semangat untuk menumbuhkan optimisme pada diri orang Melayu, sebagaimana tertuang dalam sebuah ungkapan pucuk rebung kuntum mambang, cahaya bagai bulan mengambang, hilang raga lenyaplah bimbang, bagaikan bunga baharu berkembang.

Pemilihan ornamen dengan gambar perahu Lancang Kuning sebagai salah satu ikon masyarakat Riau. Perahu Lancang Kuning merupakan perahu resmi kerajaan Siak Sri Indra Pura yang menjadi bagian dari Provinsi Riau.

Lancang Kuning adalah sebagai lambang kebesaran, kejayaan, kekuasaan, dan kepahlawanan. Karenanya Lancang Kuning diabadikan dalam nyanyian rakyat, dijadikan salah satu unsur utama dalam upacara pengobatan tradisional (belia dan ancak), dan dituangkan dalam cerita-cerita rakyat serta dalam tarian rakyat.

Komitmen ini memiliki nilai edukasi, bahwa budaya dan sejarah tidak hanya menjadi legenda dan kenangan. Tetapi dapat menjadi cerminan dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan beragama.

Nilai-nilai motif Melayu juga memberikan masukan positif sebagai wujud kearifan masyarakat. Dengan pesan tersebut diharapkan secara pribadi mampu menyerap dan menghayati nilai-nilai yang moril yang terkandung di dalamnya. Kemudian menyebarluaskan, menunjuk ajar, menempatkan sesuai alur patutnya.

Komitmen Pemerintah Provinsi Riau dalam menambahkan motif Melayu direspon positif oleh masyarakat. Seperti Reni (24) yang mengaku bangga dengan adanya fly over di ibukota Provinsi Riau.

‘’Ya hampir setiap lewat, saya memperhatikannya. Dengan motif Melayu yang menarik, saya merasa bangga menjadi masyarakat Riau,’’ ujarnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook