PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai, terutama di seksi 1 sepanjang 9,5 kilometer disebut sudah mencapai 60 persen. Selain progres pembangunan fisik jalan, pada seksi 1 ini juga sudah mulai dibangun sarana pendukung seperti pintu tol. Dengan kondisi tersebut, ‘’wajah’’ tol Pekanbaru-Dumai sudah mulai terlihat.
Untuk memastikan progres pembangunan jalan tol tersebut, Gubernur Riau (Gubri) Wan Thamrin Hasyim bersama dengan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait meninjau pembangunan tol, Rabu (30/1). Gubri saat itu juga langsung melintasi tol seksi 1 mulai dari Kecamatan Rumbai hingga perbatasan dengan Kabupaten Siak.
Atas adanya program strategis nasional di Provinsi Riau tersebut, Gubri mengaku bersyukur karena jika hanya mengandalkan APBD, tidak akan sanggup membangun tol tersebut. Pasalnya, untuk membangun jalan tol sepanjang 1 kilometer saja, perlu dana sebesar Rp 90 miliar.
“Kalau pakai dana APBD, tidak akan selesai 1 kilometer pun, karena perlu dana yang besar sekali. Untuk itu, kami sangat mendukung pembangunan tol ini, apapun rintangannya akan kami hadapi,” ujarnya.
Pemimpin proyek pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai seksi 1 dan 2, Hutama Karya, Bambang Hendarto mengatakan, untuk pembangunan jalan tol di seksi 1 sudah mencapai 60 persen, sedangkan seksi 2 sudah mencapai 40 persen.
“Sementara untuk pengadaan lahan di seksi 1 ini sudah mencapai 90 persen lebih dan seksi 2 sudah mencapai 80 persen. Kalau diseksi 1 lahan yang belum dibebaskan hanya tinggal 500 meter lagi,” katanya.
Dengan tinggal sedikitnya lahan untuk pembangunan jalan tol yang belum dibebaskan, pihaknya menargetkan pada Februari atau Maret mendatang, jalan tol di seksi 1 sudah dapat dilakukan pengaspalan secara keseluruhan.
“Paling cepat pada Februari atau paling lambat pada Maret, jalan tol seksi 1 sudah bisa diaspal semuanya,” sebutnya.
Saat ditanya terkait kendala yang dihadapi dalam pembangunan tol di seksi 1, Bambang menyebut bahwa yang menjadi kendala yakni lahan yang akan dibangun adalah perbukitan, sehingga harus ada yang diratakan dan ada pula yang harus ditimbun dengan ketinggian mencapai 20 meter.
“Dengan tingginya timbunan tersebut, paling tidak harus menunggu hingga tiga bulan agar jalan tersebut bisa diaspal. Karena kalau langsung dilakukan pengaspalan, dikhawatirkan nanti akan ambles karena jalannya belum padat. Karena nantinya, seluruh jenis kendaraan boleh melintas di jalan tol ini,” ujarnya.
Sementara Gubri Wan Thamrin Hasyim mengatakan, terkait masih adanya permasalahan pembebasan lahan. Dari hasil koordinasi pihaknya dengan Kejaksaan tinggi (Kejati) Riau bahwa jika masih ditemukan masalah tersebut maka akan diberlakukan sistem konsinyasi atau penitipan uang ke pihak pengadilan.
“Memang untuk pembebasan lahan, masih ada beberapa lagi yang belum tuntas. Tapi dari koordinasi kami dengan Kejati dan pengadilan, kami gunakan konsinyasi. Karena pembangunan tol ini program strategis nasional, jadi tidak ada hukum di atasnya,” sebutnya.(sol)