TANJUNG MEDAN (RP)- Sekawan gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) berkeliaran di sebagian areal perkebunan dan dekat dengan pemukiman warga di Kepenghuluan Tanjung Medan, Kecamatan Pujud, Rokanhilir.
Datuk Penghulu Tanjung Medan, H Danir Mukhtar kepada Riau Pos, Senin, (30/1) mengatakan, kawanan Gajah tersebut sudah terdeteksi kedatangannya sekitar empat hari yang lalu. Setidaknya 1.000 batang sawit telah dirusak kawanan gajah ini.
“Ini mencemaskan kita, karena bisa saja suatu saat terjadi konflik yang menimbulkan korban manusia,” kata Danir.
Kekhawatiran tersebut beralasan, mengingat areal perkebunan sawit ini menjadi jalur lintasan lalu lalang gajah. Kawasan ini sekaligus sasaran perusakan dan lumbung makanan bagi gajah itu. Apalagi kawasan ini berdekatan dengan kediaman warga.
“Hingga saat ini gajah-gajah itu masih berada di kawasan kepenghuluan, namun berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya,” jelas Danir lagi.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari warga, jelas Danir jumlah pohon sawit yang rusak karena diinjak ataupun dicabut umbinya oleh Gajah untuk dimakan, mencapai 1.000 pokok.
“Tapi tidak milik satu warga. Jika dihimpun dari setiap warga, ada yang mengalami kerusakan sekitar 50 pohon, 100, 150. Kalau dihitung-hitung mencapai 1.000 pokok di Kepenghuluan Tanjung Medan,” jelas Danir.
Saat ini, kawasan perhentian gajah itu ada di Simpang Buntal, Kepenghuluan Tanjung Medan. Tidak hanya tanaman sawit, karet juga rawan dari amukan gajah, terutama tempurung yang berfungsi untuk menampung getah. Begitu lewat di areal karet warga, tempurung tersebut diinjak dan mengakibatkan getah terbuang.(f)