Ada dua agenda utama yang didiskusikan dalam media visit tersebut, yakni bagaimana media terlibat dalam mengembangkan pariwisata lokal dan bagaimana perkembangan media massa lokal dalam lima tahun terakhir.
“Soal mengembangkan pariwisata daerah, kami ingin tahu bagaimana dukungan media massa lokal. Apalagi saat ini di Riau tengah diprogramkan ‘Riau Menyapa Dunia’, sebuah program pariwisata untuk mendatangkan wisatawan lokal ke Riau,” kata Zulmansyah.
Menurut I Nyoman Wirata, media massa lokal tentu berperan penting. Bukan hanya mempublikasi dan mempromosikan keunggulan wisata daerah semata, tetapi juga sikap dan keberpihakan media juga sangat penting.
“Kalau Bali Post sikapnya sangat berpihak bagi kepentingan masyarakat Bali. Pariwisata Bali oke, tapi lebih penting manfaat pariwisata itu untuk masyarakat Bali,” kata Wirata.
Nah, kalau Riau saat ini memprogramkan Riau Menyapa Dunia, pastikan dahulu apakah masyarakatnya, pelaku usaha dan stakeholder lainnya, serta infrastrukturnya, sudah disiapkan untuk menyukseskan program Riau Menyapa Dunia.
“Saran saya, kelola satu objek wisata unggulan sebagai pilot project agar fokus. Kalau sukses, baru objek wisata lainnya dikembangkan secara masif,” ungkap Wirata.
Sementara itu, menyangkut perkembangan media lokal di Bali, Wirata menjelaskan memang ada pertambahan media lokal, terutama media online.
Biasanya media online ini bertambah karena ada wartawan senior yang pensiun, atau ada wartawan yang ingin mandiri, lalu membuat media online. “Begitulah pertambahan media di Bali. Kalau media yang mati atau berhenti operasi, rasanya tidak ada dalam lima tahun terakhir ini,” ungkap Wirata.
Media lokal tetap berkembang di Bali, karena Pemprov Bali serta pemko/pemkab se-Bali juga ikut membantu. Salah satu caranya dengan menganggarkan biaya iklan dan biaya kerja sama publikasi dengan media lokal.(izl)