RANTAU KOPAR (RIAUPOS.CO) - Ketinggian debit air sungai Rokan yang melintasi sejumlah wilayah kepenghuluan di kecamatan Rantau Kopar diyakini bertambah yang dipicu karena curah hujan yang kerap terjadi dalam dua pekan terakhir.
Menyikapi hal itu pemerintah Kecamatan Rantau Kopar meminta masyarakat untuk mulai mewaspadai dampak banjir apalagi daerah tersebut memang merupakan langganan banjir.
“Khususnya kepada orangtua untuk kami himbau untuk bisa mengawasi anak-anaknya untuk tidak bermain di air banjir. Sebab, anak-anak sangat rentan terkena penyakit. Terlebih mandi di air yang kotor,” kata camat Rantau Kopar, Ramlan, Selasa (29/12).
Dijelaskanya bahwa Kecamatan Rantau Kopar terdiri dari empat kepenghuluan. Diantaranya, Kepenghuluan Rantau Kopar, Kepenghuluan Sungai Rangau, Kepenghuluan Sekapas dan Kepenghuluan Bagan Cempedak. Dari seluruh kepenghuluan itu terdapat dua yang rentan terkena banjir.
“Yang rentan terkena banjir itu Kepenghulun Sekapas dan Kepenghulun Rantau Kopar. Sebab, di daerah itu terdapat di dataran rendah dan berdekatan dengan sungai,” jelasnya.
Namun beruntung sejauh ini dari dua daerah itu baru halaman rumah warga saja yang terkena banjir. Sedangkan air yang masuk ke dalam rumah warga belum ada.
Camat tidak menampik, bahwa ada wilayah di Kecamatan Rantau Kopar yang sudah terkena air banjir. Sehingga, mau tidak mau pasar di geser ke jalan Jendral Sudirman yang tidak jauh juga dari los pasar tersebut.
Karena tengah dibayang-bayangi banjir, menurut Ramlan terjadi kondisi dimana penghasilan nelayan ataupun petani sawit sedikit menurun.
Hal ini diperkirakan karena nelayan mengalami penurunan pendapatan sedangkan penurunan hasil perkebunan dinilai karena sulitnya petani mengangkut TBS.(fad)
