Banjir, Akses Jalan di Riau Putus

Riau | Jumat, 30 Desember 2011 - 09:24 WIB

Banjir, Akses Jalan di Riau Putus
Seorang ibu dan dua anak perempuan berusaha mengarungi banjir menggunakan ban bekas dibantu seorang anak lelaki di Kelurahan Meranti Pandak, Rumbai, Kamis (29/12/2011). (Foto: cf2/riau pos)

Laporan TIM RIAU POS

Banjir yang melanda tujuh kabupaten/kota di Riau belum menampakkan tanda-tanda akan surut. Bahkan daerah yang terendam makin luas.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Beberapa jalan warga juga mulai putus dihantam banjir. Banjir yang melanda Desa Penyasawan Kecamatan Kampar beberapa hari lalu, mengakibatkan gorong-gorong hancur, sehingga jalan desa putus.

‘’Kami khawatir bila jalan tak

segera diperbaiki, turap juga ikut hancur,’’ ujar Anggota DPRD Kampar H A Zaidun SH.    

Menurutnya, keberadaan jalan ini sangat strategis bagi warga setempat dan gorong-gorong bisa menghindari kerusakan  turap tebing Sungai Kampar.

‘’Barusan saya dapat laporan jalan putus, setelah kita cek, ternyata benar. Jalan ini penting untuk ke jalan raya Pekanbaru-Bangkinang. Kami minta Pemda segera memperbaiki menggunakan dana tanggap darurat,’’ tukasnya.

30 Ribu Jiwa Perlu Bantuan

Dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dilaporkan, setelah banjir empat hari merendam setidaknya 6.186 rumah dari sepuluh kecamatan.

Banjir yang merendam sekitar 461 rumah di Kecamatan Cerenti, menurut Camat Cerenti, Drs Martono, memang telah mulai surut.

Meski tak lagi merendam rumah, pekarangan masih digenangi air. Kini para korban banjir perlu makanan dan air bersih. Limbah banjir telah merusak lingkungan.

Menurut Camat Singingi Hilir, Drs Yulpides, sekitar 75 KK di tiga desa di kecamatan di sana terkena banjir. Kini, mereka dapat bantuan pemerintah dan PT Surya Agro Reksa. Bahkan, karena berlebih, dia berinisiatif menyalurkan bantuan itu ke daerah lain yang memang perlu.

Di Desa Sukaping, Kecamatan Pangean, Kuansing, daerah yang paling parah terkena dampak banjir ini belum tersentuh bantuan.

‘’Belum ada kami terima bantuan apapun dari siapapun,’’ kata Heri, salah seorang warga yang rumahnya tergenang selama dua hari karena banjir yang terjadi Senin kemarin.

Berdasar data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dissosnaker) Kuansing, setidaknya ada 30.000 jiwa lebih masyarakat Kuansing yang kini perlu bantuan makanan dan minuman.

‘’Bahkan jumlahnya bisa lebih,’’ kata Kepala Dissosnaker Kuansing, Tarmis SPd MM saat menerima bantuan untuk korban banjir dari PT Citra Riau Sarana (PT CRS).

Diakuinya, dalam beberapa hari kedepan, pihaknya akan menyalurkan bantuan berupa beras, sardines dan air mineral. Tapi tengah menunggu data lengkap berapa korban banjir dari tiap kecamatan. ‘’Karena masih ada kecamatan yang belum melapor,’’ katanya.

Keluhkan Bantuan

Di Kota Pekanbaru, setelah Jalan Nelayan Rumbai Pesisir dan Perumahan Witayu Kecamatan Rumbai terendam beberapa hari terakhir, kini empat kecamatan lainnya juga sudah banjir. Yakni Kecamatan Tenayan Raya, Limapuluh, Sail serta Tampan.

Sebagian besar warga RW 17 Kelurahan Rejosari, Kecamatan Sail tetap memilih tinggal di rumah meski daerah ini terendam air hingga ketinggian 1,5 meter. Alasannya, lokasi pengungsian tidak layak dan enggan meninggalkan ternak serta harta benda mereka.

Dari sekitar 300 kepala keluarga (KK) yang tinggal di RW 17 hanya sekitar 10 KK yang memilih tinggal di pengungsian. Selebihnya tetap tinggal dengan membuat pelataran tidur yang lebih tinggi.

Warga yang tinggal di tenda pengungsian masih mengeluhkan lambatnya pemerintah menyalurkan bantuan. Selama tiga hari warga tinggal di tenda pengungsian, belum satupun bantuan mereka terima. Menurut Ketua RT 03 Zulkifli (50) yang ditemui Riau Pos di barak pengungsian, pihaknya melalui Kepala RW pada Selasa (27/12) telah mengirim permohonan bantuan ke Dinas Sosial namun hingga hari ini belum ada tanggapan.

‘’Tenda saja kami memanfaatkan yang lama, lihat saja kondisinya sudah berlubang di mana-mana,’’ ujarnya.

Salah seorang warga, Toni Nababan menuturkan, sejak banjir melanda kawasan tempat tinggalnya, dia kini nyaris jadi penganguran, karena lahan usaha budidaya ayam potongnya habis terendam air yang datang pada Sabtu (24/12) dini hari itu.

Warga lainnya, Edy (45) mengaku banjir telah membunuh sebagian besar hewan ternaknya. ‘’Ayam, kambing dan bebek saya banyak yang mati,’’ keluhnya.

Khusus di Tenayan Raya, kini terdata 228 KK di lahan eks lokalisasi Teleju sudah terendam banjir dan harus mengungsi. Camat Tenayan Raya, Azwar sudah minta bantuan Pemko Pekanbaru melalui Satkorlak berupa tenda untuk menampung warga yang mengungsi.

Kemarin, Pemko Pekanbaru mulai menyalurkan bantuan pada korban banjir terutama yang telah mengungsi. Rombongan yang dipimpin Sekretaris Kota Pekanbaru, HM Wardan langsung melihat kondisi korban banjir yang kini sudah berada di tenda-tenda.

Seperti yang terlihat di Perumahan Witayu yang merupakan lokasi banjir terparah. Di sana, Wardan berdialog langsung dengan warga korban banjir. Mayoritas mereka minta bantuan berupa makanan yang dinilai masih kurang. Tenda yang tak memiliki penutup dan dingin saat malam membuat warga perlu selimut.

Permintaan ini ditanggapi Pemko dengan memberi bantuan yang sudah dibawa melalui Dinas Sosial dan langsung diserahkan secara simbolis ke Ketua RW 11 Perumahan Witayu.

Rombongan juga mengunjungi Jalan Nelayan di mana air terlihat masih merendam sejumlah rumah. Bantuan berupa makanan instan, pakaian sekolah, selimut serta beberapa keperluan dapur diserahkan.

‘’Dari laporan yang saya terima, kini sudah enam kecamatan yang terkena banjir. Hanya tiga di antaranya tak terlalu parah. Selain Rumbai dan Rumbai Pesisir, lahan eks Teleju di Tenayan Raya juga sudah mulai banjir. Melihat kondisi ini, Pemko takkan hanya menunggu laporan dan segera akan diberi bantuan,’’ tutur Wardan, Kamis (29/12).

Dia juga minta seluruh camat yang wilayahnya terendam untuk mendata keperluan korban banjir. Dengan begitu, apa yang diperlukan bisa dipenuhi. Pemko juga berencana membangun pompa air yang masih menyisakan 4 unit di lokasi yang rawan banjir ini dengan anggaran APBN.

‘’Kita sudah melihat kondisi banjir di lokasi yang memang jadi langganan banjir tiap tahun. Kedepan kita akan prioritaskan pembangunan untuk mencegah banjir di lokasi ini seperti drainase dan kolam penampung air. Harapan kita warga juga dapat menyampaikan hal yang sama ke DPRD agar ini bisa terlaksana,’’ terangnya.

Di Inhu, Makin Meluas

Hingga Kamis (29/12) sejumlah daerah di tiga kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) terutama sekitar daerah aliran sungai (DAS) Indragiri, terkena banjir. Sekitar 2.000-an rumah warga, puluhan fasilitas umum dan rumah ibadah serta ratusan hektare lahan pertanian dan perkebunan terendam. Sejauh ini, sudah belasan KK yang harus mengungsi.

Bantuan dari Pemkab Inhu sesuai rencana Jumat (30/12) ini akan disalurkan. Bahkan sejak Kamis (29/12) sejumlah bantuan dari berbagai pihak sudah mulai disalurkan.

Ketua Ikatan Keluarga Batang Peranap (IKBP), Drs Yushar MPd yang juga Kedisdik Inhu, Kamis (29/12) menyebutkan, tengah mempersiapkan sejumlah bantuan berupa sembako. ‘’Berdasar data yang kami terima, di Kecamatan Batang Peranap sekitar 500 KK atau rumah warga terendam banjir,’’ ujarnya.

Banjir di Kecamatan Batang Peranap belum ada tanda-tanda akan surut. Bahkan, ketinggian air makin meningkat. Untuk itu, warga diimbau waspada. ‘’Sebelum bantuan dari Pemkab Inhu dan pihak lainnya disampaikan, kami dari IKBP berupaya menyalurkan bantuan,’’ ungkapnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Inhu, Drs H Hazairin MA, Kamis (29/12) mengatakan, banjir sudah meluas hingga Kecamatan Sungai Lala. ‘’Artinya banjir sudah merendam tiga kecamatan,’’ ucapnya.

Dijelaskannya, banjir di Kecamatan Peranap sudah merendam 939 rumah atas 1.073 KK dengan 4.011 jiwa. Banjir juga mengancam 590 ekor ternak dan 379 Ha lahan pertanian. Banjir di Kecamatan Peranap juga merendam 13 rumah ibadah, 4 sekolah. Banjir terjadi di 9 desa/kelurahan di Kecamatan Peranap.

Di Kecamatan Batang Peranap, banjir merendam 9 desa, 108 rumah serta sekitar 111 Ha perkebunan. Di Kecamatan Sungai Lala, banjir merendam 8 desa di antaranya Desa Morong, Tanjung Danau, Pasir Bongkal, Pasir Selabau, Pasir Batu Mandi, Pasir Kelampaian, Kuala Lala dan Perkebunan Sei Lala. ‘’Akses jalan desa di 6 titik di Desa Tanjung Danau tak bisa dilewati dan 5 KK terpaksa mengungsi,’’ terangnya.

Tujuh Desa di Pulau Burung

Di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), banjir merendam tujuh desa di Kecamatan Pulau Burung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Inhil sedang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengupayakan bantuan, salah satunya Dinas Kesehatan.

Sambil menunggu itu, para korban banjir diminta bersabar. Daerah ini merupakan langganan banjir tiap tahunnya, terutama jika musim penghujan dan pasang besar seperti sekarang. ‘’Tim kini tengah mengupayakan bantuan ,’’ ungkap Kepala BPBD Inhil H Upik Haryati Abas, Kamis (29/12).

Menurutnya, Pemkab tetap akan memperhatikan kondisi yang terjadi di daerah. Masalah seperti bencana alam merupakan tanggung jawab pemerintah untuk membantu sesuai kemampuan. ‘’Kita juga sudah menerima surat dari Kecamatan Pulau Burung, sehingga upaya yang dilakukan tetap mengarah ke bantuan yang sifatnya bahan makanan.

Namun kita juga belum dapat menyebut jumlahnya, sebab masih dalam proses,’’ tukasnya.

Desa yang terendam banjir ialah Keramat Jaya, Binangun Jaya, Mayang Sari Jaya, Sapta Jaya, Suko Harjo Jaya, Sri Danai dan Desa Pulau Burung di KM 9. Banjir merendam rumah dan areal perkebunan.

Terus Naik

Dari Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dilaporkan, kondisi genangan air di daerah langganan banjir seperti Kecamatan Rantaukopar, Kecamatan Pujud dan Kecamatan Tanahputih, secara perlahan terus naik. Sedikitnya 340 rumah di ketiga daerah ini terendam.

Ada tiga KK dari Kepenghuluan Rantaubais, Kecamatan Tanahputih yang memilih mengungsi. Sebagian besar masyarakat masih memilih bertahan dengan membuat pangkin di dalam rumah.

Di Kecamatan Rantaukopar, 112 rumah terendam yang tersebar di empat kepenghuluan. Yakni Kepenghuluan Sekapas, Kepenghuluan Sungairangau, Kepenghuluan Bagancempedak dan Kepenghuluan Rantaukopar. Di Kepenghuluan Sekapas, 47 rumah, MDA, SD, TK, rumah suluk dan masjid masing-masing 1 serta 2 musala.

Banjir juga  menggenangi sejumlah gedung perkantoran seperti kantor penghulu dan Puskesmas Pembantu. Sekitar 250 Ha kebun sawit dan 35 Ha kebun karet juga terendam.

Di Kepenghuluan Sungairangau, 15 rumah, MDA dan TK masing-masing 2, SD, musala dan rumah suluk masing-masing 1 serta 4 masjid turut terendam. Kantor penghulu dan Puskesmas Pembantu serta 250 Ha lahan perkebunan turut terendam. Banjir juga menggenangi 10 Ha lahan Karet, 5 Ha lahan palawija dan 0,5 Ha tanaman ubi kayu.

Di Kepenghuluan Bagancempedak, 29 rumah, 225 Ha kebun sawit, 12 Ha kebun karet, 4 Ha lahan palawija serta 2 Ha lahan ubi turut terendam. Di Kepenghuluan Rantaukopar, 21 rumah, 1,5 Ha lahan ubi terendam banjir.

‘’Hasil pantauan kita, air terus naik. Di Kecamatan Rantaukopar, 112 rumah, 9 sekolah, 8 tempat ibadah, 3 rumah suluk, 655 Ha kebun sawit, 57 Ha kebun karet, 9 Ha lahan palawija dan 4 Ha lahan ubi terendam. Sampai kini, masyarakat masih bertahan dengan menggunakan pangkin di dalam rumahnya,’’ kata Camat Rantaukopar, M Nasir, Kamis (30/12).

Dijelaskannya, musibah ini telah diinformasikan ke Pemkab Rohil dengan tembusan ke 9 instansi terkait dan perusahaan. ‘’Kita berharap Dinas Sosial dapat segera mengambil kebijakan untuk menyalurkan bantuan secepatnya. Karena rumah yang terendam sudah cukup banyak,’’ ujarnya.

Pihaknya, lanjut Nasir, sudah mengambil beberapa langkah bila memang masyarakat terpaksa mengungsi.

‘’Tempat sudah disiapkan. Misalnya menggunakan beberapa gedung sekolah yang ada di sekitar lokasi banjir yang tak tersentuh air. Memang yang terendam saat ini adalah di daerah aliran sungai. Sedang di pinggir jalan besar belum tersentuh air,’’ tuturnya.

Di Kecamatan Pujud, 220 rumah terendam yang tersebar di empat kepenghuluan. Di Kepenghuluan Airhitam 25 rumah, 6 kelas SDN 007, 3 kelas MDA, 3 kelas MTs dan 5 Ha lahan cabai terendam.

Di Kepenghuluan Seitapah, sedikitnya 15 rumah, 12,5 Ha lahan cabai, 5 Ha lahan mentimun, 10 Ha lahan semangka dan 2 Ha lahan kacang panjang terendam. Di Kepenghuluan Tanjungmedan, 80 rumah dan Kepenghuluan Kasangbangsawan sekitar 100 rumah terendam.

‘’Hasil pantauan kita, kondisi air di Kecamatan Pujud sudah ada perubahan, agak berkurang dan boleh dikatakan bertahan. Namun masih menggenangi beberapa daerah,’’ kata Camat Pujud, Hasyim SP.

Sejumlah Unsur Pimpinan Kecamatan (Upika) Tanahputih beserta perangkat penghulu kemarin meninjau langsung kondisi beberapa daerah di daerah aliran sungai. Di antaranya Kepenghuluan Rantaubais, Telukberumbun serta Ujungtanjung. ‘’Di Kepenghuluan Rantaubais, 8 rumah terendam, 3 KK di antaranya mengungsi,’’ kata Camat Tanahputih, H Jabil Syamsuddin didampingi Penghulu Rantaubais, Alfrizal.

Jabil menjelaskan, beberapa daerah rendah lainnya di wilayah Kecamatan Tanahputih juga turut terendam. Hanya, pihaknya belum dapat laporan resmi dari semua penghulu di sana. ‘’Saya kira, air yang terus naik ini jelas ada rumah yang terendam. Hanya, sebagian besar rumah masyarakat berbentuk panggung. Jadi yang terendam cuma jalan dan halaman,’’ katanya.

Dishut Riau Salurkan Bantuan

Perhatian korban banjir di Pekanbaru terus mengalir. Dinas Kehutanan Provinsi Riau menyerahkan bantuan 500 Kg beras di beberapa titik banjir.

‘’Kita turut prihatin dengan. Tak hanya di Pekanbaru, beberapa kabupaten/kota di Riau yang terendam banjir juga sangat memprihatinkan. Semoga bantuan yang berasal dari pegawai Dinas Kehutanan yang jumlahnya tak banyak ini bisa meringankan beban korban banjir,’’ tutur Kepala Bidang Perlindungan Hutan dan Lahan Dishut Riau, Said Nurjaya, Kamis (29/12).

Menurutnya, banjir bukan hanya akibat curah hujan yang tinggi. Penebangan hutan yang membuat wilayah serapan air menurun juga jadi salah satu faktor. Dia minta pihak swasta terutama perusahaan membantu korban banjir.

‘’Ini musibah tapi tetap saja andil manusia masih ada di sini. Harapan kita ke depan bisa menjaga pohon yang ada di sekitar,’’ tuturnya.(eko/cf1/j/why/kas/rpg/sah)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook