DURI (RIAUPOS.CO) - Sistem drainase Jalan Gajah Mada terutama di KM 16 Sebanga Duri tidak bagus. Kalau hujan deras turun mengguyur, badan jalan di tempat itu akan tergenang banjir. Seperti terjadi pada akhir pekan lepas. Ruas Jalan Gajah Mada di KM 16 macam anak sungai. Panjang genangan air mencapai 200 meter dengan kedalaman rata-rata selutut orang dewasa.
Banjir tersebut sangat menyusahkan warga yang saban hari melintasi jalan utama menuju sejumlah desa di belahan Timur Kecamatan Mandau dan Pinggir itu. Karena jalan tergenang banjir, mobilitas warga dan angkutan sawit menjadi terganggu. Akibat lanjutannya, harga sawit di tingkat petani di kawasan itu menjadi anjlok. Ini dikeluhkan Parlin, seorang petani sawit di Desa Tasik Serai, Jumat (27/11) lepas.
Karena angkutan sawit sulit masuk, menurut Parlin, toke terpaksa membeli sawit warga dengan harga lebih rendah. Dikatakannya, saat ini toke hanya berani membeli sawit warga Rp 900 per kilo di desanya. Sementara harga sawit di Duri mencapai Rp 1.100. “Kalau terus-terusan begini, kami petani sawit akan semakin menderita,” ujarnya.
Ditambahkannya, truk Colt Diesel angkutan sawit tidak leluasa lagi mengangkut muatan saat jalan menuju sejumlah desa itu rusak dan tergenang banjir. Biasanya truk bisa mengangkut lima sampai enam ton sawit sekali angkat, sekarang hanya sekitar satu ton saja. Pasalnya, sopir truk khawatir akan terpuruk di jalan yang rusak dan tergenang air. “Yang merana tentu saja petani pemilik sawit macam kami ini,” imbuh Parlin.(sda)