Sedang Rapat, Anggota DPRD Inhu Adu Jotos

Riau | Sabtu, 30 November 2013 - 08:10 WIB

Sedang Rapat, Anggota DPRD Inhu Adu Jotos
LAPORAN: Suharto (kanan) saat membuat laporan di Polsek Rengat Barat, Indragiri Hulu, Jumat (29/11/2013). Foto: Kasmedi/Riau Pos

RENGAT (RP) - Aksi tidak terpuji dilakukan anggota DPRD Indragiri Hulu (Inhu) saat membahas Rencana Anggaran Belanda Pendapatan Daerah (RAPBD) tahun 2014 di ruang Badan Musyawarah (Banmus), Jumat (29/11) sekitar pukul 14.30 WIB.

Suharto SH dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Deary Zamora SH dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) terlibat adu jotos saat rapat berlangsung.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kelakuan wakil rakyat ini bahkan terjadi di depan kepala dinas dan kepala bidang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhu. Setelah kejadian, Suharto yang juga Ketua DPC PPP Inhu membuat laporan ke Mapolsek Rengat Barat dengan dugaan penganiayaan.

Bahkan anggota Komisi C itu juga akan melaporkan kejadian itu ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Inhu dan akan membuat visum di RSUD Indrasari Rengat.

Menurut Ketua Komisi C DPRD Inhu Doni Rinaldi didampingi Wakil Ketua Komisi C Syamsudin kejadian itu dipicu dari selisih paham antara keduanya.

‘’Kejadian itu terjadi saat pembahasan RAPBD Inhu 2014 pada Dinas Pendidikan (Diknas) di ruang Banmus,’’ ujar, Doni saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Mapolsek Rengat Barat saat mendampingi Suharto membuat laporan.

Dijelaskannya, sebelum kejadian, pembahasan RAPBD di Satker tersebut baru berjalan beberapa menit. Bahkan isi pembahasan baru dua poin kegiatan di Disdik Inhu.

Namun ketika akan dilanjutkan pada poin ketiga, terjadi selisih paham. Saat itu, tujuh orang dari 11 anggota Komisi C yang ikut akan melanjutkan pembahasan. Namun Deary Zamora meminta tunggu dulu. Namun rapat pembahasan tetap dilanjutkan.

Alasan rekan-rekannya melanjutkan pembahasan, mengingat pada poin kedua itu hanya anggaran tentang penyediaan jasa listrik dan air bersih yang sudah baku dari instansi terkait.

‘’Pertama saling perang mulut, kemudian entah dari mana mulainya satu di antaranya mulai memukul dan sebagian anggota yang lainnya berupaya melerai,’’ ungkapnya.

Akibat kejadian itu, pembahasan sempat tertunda dan kembali dilanjutkan usai membuat laporan. ‘’Pembahasan RAPBD kembali dilanjutkan,’’ ucap Syamsudin yang saat itu sebagai pimpinan rapat.

Namun demikian, kata Syamsudin, kedua pihaknya tetap akan berupaya menyelesaikan secara kekeluargaan. Bahkan, sebut dia, kejadian itu sudah disampaikan secara lisan pada unsur pimpinan dewan.

‘’Mudah-mudahan kejadian ini dapat diselesaikan secara damai dengan kekeluargaa,’’ harapnya.

Sementara Suharto usai membuat laporan di Mapolsek Rengat Barat mengatakan, kejadian itu terpaksa dilaporkan ke Polisi. ‘’Ini sudah kejadian yang ketiga kali dalam 2013. Memang kejadian pertama dan kedua tidak terjadi hingga pemukulan, tetapi sudah mengarah penghinaan dan pelecehan,’’ ujarnya.

Suharto menjelaskan, pukulan tangan Deary mengenai bagian telinga dan bahu kirinya. Akibatnya, telingannya mengalami gangguan pendengaran dan pada bahu bagian kiri mengalami sakit.

Usai melaporkan kejadian itu ke polisi, ia mengaku juga akan melapor ke BK DPRD Inhu. Bahkan laporan lisan sudah disampaikan kepada Ketua BK DPRD Inhu Agus Sugiono. ‘’Hal ini secara lisan sudah saya sampaikan kepada Ketua BK dan Ketua DPRD Inhu Drs Ahmad Arif Ramli MPdi,’’ tegasnya.  

Suharto menilai, kalau perbuatan rekannya itu tidak layak dipertontonkan di depan mitra kerja. Karena itu perlu diusut tuntas. Karena hal ini akan menjadi preseden buruk bagi daerah. ‘’Pihak kepolisian dan BK hendaknya dapat memproses tuntas kasus ini,’’ tambahnya.

Deary Zamora ketika dikonfirmasi terpisah belum bersedia memberikan keterangan. Ia beralasan akan melanjutkan pembahasan RAPBD 2014 bersama Disdik. ‘’Itu kejadian dan tidak ada masalah. Maaf saya harus kembali melakukan pembahasan,’’ tuturnya.

Kapolres Inhu AKBP Aris Prasetyo Indaryanto SIK MSi ketika dikonfirmasi melalui Kapolsek Rengat Barat Kompol Efrizon didampingi Kanit Reskim Iptu Aman Roni membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum dewan. ‘’Benar ada laporan penganiayaan yang dilaporkan oknum anggota dewan dan dugaan pelakuknya juga oknum anggota dewan DPRD Inhu,’’ ujarnya singkat.

Sementara Ketua BK DPRD Inhu Agus Sugiono membenarkan atas kejadian itu dan membenarkan adanya laporan lisan dari Suharto.

‘’Iya, tadi rekan saya Suharto sudah menyampaikan secara lisan. Namun hal ini tentunya perlu dimusyawarahkan di tingkat BK dan mendapat persetujuan pimpinan dewan,’’ ujarnya.

Ketika ditanya tentang kode etik yang dilanggar oleh anggota dewan yang melakukan pemukulan, Agus Sugiono belum menjelaskannya secara rinci. Agus Sugiono berjanji akan memberikan keterangan lebih rinci. Tetapi hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan. ‘’Nanti saya hubungi lagi ya,’’ janjinya.

Begitu juga dengan Ketua DPRD Inhu Drs Ahmad Arif Ramli MPdi belum memberikan keterangan secara resmi kepada sejumlah wartawan.

Bahkan ketika dihubungi langsung ke Kantor DPRD, tidak berhasil ditemui. Bahkan ketika dihubungi melalui telepon selulernya juga tidak mengangkat dan konfirmasi melalui SMS juga belum balas.

DPW PPP dan DPD Hanura Berharap Bisa Selesai

Terkait dengan kasus ini, Ketua DPW PPP Riau Azis Zaenal dan Ketua DPD Hanura Riau Sayed Junaidi Rizaldi berharap persoalan kekerasan tersebut bisa diselesaikan dengan baik tanpa ada masalah di kemudian hari.

Hal itu seperti diungkapkan Azis dan Sayed kepada Riau Pos beberapa saat setelah kejadian dugaan tindak kekerasan tersebut terjadi kemarin.

Azis Zaenal mengatakan, informasi yang diperolehnya dari Ketua DPC PPP Inhu Suharto SH menyebutkan, sebelum terjadi pemukulan, Komisi C DPRD Inhu sedang rapat pembahasan RAPBD 2014. Karena dalam suasana rapat, anggota Komisi C sedang sibuk membahas RAPBD, maka seharusnya semua anggota DPRD juga konsisten dengan rapat mereka.

‘’Menurut Suharto, ketika rapat itu Deary Zamora sibuk menelepon dan tidak konsentrasi saat rapat. Ketika rapat dimulai, Deary marah dan melarang rapat dilanjutkan. Lalu Suharto mendekatinya, tapi Deary duluan memukul Suharto. Itu informasi yang saya dapatkan dari kader PPP itu,’’ kata Azis.

Sebagai Ketua DPW, Azis mengatakan anggota DPRD itu adalah panutan rakyat, jadi tidak seharusnya bersikap memukul atau seperti preman.

‘’Seharusnya jangan sampai ada tindak kekerasan, tapi menurut pengakuan Suharto, ia dipukul dan sedang divisum, jadi rencananya akan dilaporkan kepada kepada penegak hukum,’’ kata Azis.

Azis juga meminta kepada seluruh kader PPP agar bertindak sebagai panutan dan jangan main hakim sendiri.

‘’Ini pelajaran bagi yang main hakim sendiri. Kalau ada tata tertib dewan, bagaimana rapat itu, tolong diikuti, jangan pembahasan untuk rakyat malah dikacaukan oleh tindakan yang tidak tepat,’’ kata Azis.

Sementara Ketua DPD Hanura Provinsi Riau, Sayed Junaidi Rizaldi mengatakan, masalah itu sedang diselesaikan di internal DPRD Inhu.

‘’Menurut kami biar diselesaikan secara internal. Di sana ada aturan, tata tertib dan ada Badan Kehormatan (BK). Kami ingin ini diselesaikan sebaik-baiknya,’’ kata Sayed.(kas/rul)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook