Data sejauh ini dari Afrika Selatan, vaksinasi masih efektif dalam mencegah keparahan maupun kematian. Sebab, kebanyakan infeksi terjadi pada kelompok yang belum divaksin. Karena itu, kata Dicky, Indonesia harus memanfaatkan momentum yang ada untuk mengejar target vaksinasi. "Kita kejar harus mengarah ke 90 persen total penduduk sudah mendapatkan dosis kedua. Booster juga segera diberikan," jelasnya. Penting juga perlindungan untuk kelompok berisiko. Yakni, lansia, komorbid, anak-anak, dan wanita hamil.
Bisa Pengaruhi Efikasi
Sementara itu, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyebutkan, masuknya Omicron sebagai VOC di antaranya disebabkan banyaknya mutasi yang terjadi. "Ada yang mengatakan 30 di spike protein dan ada juga yang menyatakan sampai 50 total mutasi. Ini adalah mutasi terbanyak dan sebagian mutasi ini adalah baru," jelasnya. Selain persebaran yang cepat, ada kemungkinan infeksi ulang bisa terjadi pada penyintas Covid-19.
Yoga menambahkan, puluhan mutasi terjadi di spike protein. Sementara itu, vaksin sendiri biasanya bekerja melalui spike protein. Karena itu, ada kekhawatiran varian tersebut bisa berdampak pada efikasi vaksin. "Sekarang produsen vaksin sedang menelitinya. Setidaknya Moderna dan AstraZeneca (di Botswana) dan tentu akan diikuti produsen vaksin lainnya, termasuk yang digunakan di Indonesia," terangnya.
Sejauh ini, ujar Yoga, masih perlu beberapa pekan untuk memastikan ada tidaknya atau seberapa besar dampak varian baru itu pada lima hal. Yakni persebaran, beratnya penyakit, infeksi ulang, termasuk kemampuan untuk menghindari tes genomik (PCR maupun antigen).
Meski demikian, menurut pakar biologi molekuler Prof Amin Subandriyo, sejauh ini data yang ada baru soal kemampuan transmisi dan penurunan efikasi vaksin. "Berapa persen penurunannya, masih perlu dikaji lebih jauh. Penularan bisa lebih cepat (daripada Delta, red)," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPD La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah memberikan perhatian serius terhadap merebaknya varian baru virus Covid-19 B11529. Dia mendesak pemerintah segera menutup akses bagi negara-negara yang teridentifikasi Omicron.
Menurut La Nyalla, pemerintah harus segera mengambil sikap. Jangan lengah. Sebab, potensi persebaran Covid-19 masih tinggi. Apalagi, virus itu terus bermutasi. "Sebelum ada kata terlambat, ayo ambil tindakan," tuturnya kemarin.
Senator asal Jawa Timur tersebut mengingatkan pemerintah agar penanganan Covid-19 di tanah air tidak bermasalah. Jika terlambat sedikit saja dan tidak fokus dengan kondisi itu, nanti malah akan merusak apa yang sudah mulai dibangun dalam kerangka recovery dari pandemi. Indonesia saat ini dalam kondisi membaik.(sol/ayi/tau/lum/syn/c7/oni/jpg)