Ribuan Rumah di Riau Terendam

Riau | Selasa, 30 Oktober 2012 - 08:53 WIB

Ribuan Rumah di Riau Terendam
Pemukiman warga terendam setelah meluap dan jebolnya bendungan Sungai Batang Pangean, Kuantan Singingi, Senin (29/10/2012). (Foto: JUPRISON/RIAU POS)

TELUK KUANTAN (RP) - Banjir merendam ribuan rumah di beberapa desa akibat meluapnya air Sungai Kuantan dan Pangean di Kabupaten Kuantan Singingi.

Derita warga juga semakin bertambah karena petani ikan harus kehilangan puluhan ribu ikan di kolam ternak mereka akibat hanyut dibawa air.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprediksi curah hujan yang menyelimuti Riau cukup tinggi dan diperkirakan berlangsung hingga Januari.

Untuk itu, warga di daerah rawan banjir diminta untuk waspada. Selain Kabupaten Kuansing, banjir juga mulai menimpa beberapa daerah di di Kabupaten Rokan Hilir.

Perkembangan banjir di Kuansing, kondisi cukup parah terjadi setelah tanggul penahan air Bendungan Sungai Batang Pangean jebol dihantam air, Senin (29/10) dini hari WIB.

Akibatnya, satu unit rumah beton milik Neneng (45) yang berada di bawah tanggul hancur diterjang air dan merendam sekitar 120 unit rumah dan jalan lintas Teluk Kuantan-Cerenti.

‘’Saya tidak tahu kapan rumah saya ini hancur. Pada waktu itu saya sudah mengungsi ke Pasarbaru. Jadi, saya mendapatkan kabar dari warga yang menyebutkan kalau rumah saya sudah rubuh sekitar pukul 02.00 dini hari,’’ jelas Neneng kepada Riau Pos, Senin (29/10).

Menurut pria yang bernama lengkap Pareni ini, ia tidak menyangka tanggul yang sudah berusia sekitar 30 tahun ini bisa jebol. ‘’Tapi bagaimana lagi semuanya bisa terjadi kalau Tuhan yang berkehendak,’’ ujarnya.

Pareni hanya pasrah melihat rumahnya hancur yang sekarang tidak tahu dimana bangkai dan barang-barang miliknya yang lain. Termasuk juga satu unit kendaraan roda dua milik tetangganya yang diamankan di rumahnya. ‘’Sepeda motor juga ada di dalam rumah ini, sekarang habis entah dimana bangkainya,’’ ujar Neneng.

Kepala Dusun Penghijauan Desa Pasarbaru Pangean, Agus Salim mengungkapkan, kalau di dusunnya ini merendam sekurangnya 120 rumah dan menghancurkan satu unit rumah milik Neneng.

Ia menyangsikan, apabila hujan kembali mengguyur bagian hulu sungai, maka pemukiman warga Penghijauan bisa terus terendam.

‘’Kalau tanggul masih seperti ini, sampai kapanpun pemukiman masyarakat akan selalu digenangi air, termasuk juga jalan provinsi. Apalagi sekarang kan musim penghujan,’’ ungkapnya.

Camat Pangean Novrion SSos juga berharap hal yang sama. Menurutnya, ada sekitar 10 meter tanggul di Bendungan Pangean ini jebol yang setiap saat airnya akan mengenangi pemukiman warga. Termasuk di desa Koto Tinggi, Pulau Tengah, Pulau Kumpai, dan Pauh Angit.

‘’Bisa saja kalau hujan terus mengguyur, setiap rumah yang berada di sepanjang aliran sungai ini akan jadi sasaran banjir, dan ini akan lebih parah lagi,’’ ujar Novrion.

Ia berharap kepada instansi terkait supaya mengantisipasi terjadinya kemungkinan terburuk akibat jebolnya tanggul Bendungan Sungai Batang Pangean ini. Karena, selagi air masih  ada di bendungan ini akan selalu mengalir untuk mencari dataran yang lebih rendah.

‘’Bendungan ini berada di atas rata-rata pemukiman masyarakat,’’ imbuhnya.

Di samping tanggul bendungan yang jebol, ada sekitar 50 meter turap air saluran pembuang juga jebol. Sekarang kondisinya sudah retak-retak dan tanahnya pun sudah amblas seiring dengan derasnya arus sungai, Ahad (28/10) malam lalu. ‘’Kalau ini dibiarkan, ini akan lebih membahayakan lagi,’’ katanya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kuansing, Nopriman HK ST MT mengatakan, bahwa pihaknya akan menginventarisir seluruh fasilitas yang ada di tengah masyarakat yang rusak akibat banjir. Untuk menginventarisir pihaknya tentu masih menunggu debit air turun.

‘’Sekarang kan masih banjir, tentu kita tunggu surut setelah itu baru kita inventarisir. Kalau memang bisa pakai dana bencana alam, kita bangun. Tapi kita akan pantau dulu sambil menunggu banjir benar-benar surut,’’ ujar Nopriman.

Ribuan Rumah Terendam

Sementara akibat meluapnya Sungai Batang Pangean merendam 215 rumah yang meliputi Dusun Penghijauan Desa Pasarbaru, Koto Tinggi, Pulau Tengah, dan Pauh Angit. Jumlah ini belum ditambah dengan rumah yang terendam akibat meluapnya di Sungai Kuantan.

Karena sebagian besar penduduk Pangean berada di sepanjang Sungai Kuantan, seperti di Pulau Deras, Tanah Bekali, Pulau Kumpai, Padang Tanggung, Teluk Pauh, Pembatang, Padang Kunyit, Pauh Angit Hulu, Sukaping dan Pulau Rengas.

‘’Data ini belum termasuk data korban banjir akibat meluapnya Sungai Kuantan,’’ katanya.

Di Kecamatan Singingi Hilir, tepatnya di Desa Petai tujuh rumah terendam, Koto Baru 26 rumah, Sungai Paku 70 rumah dan Tanjung Pauh 48 rumah. Di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang banjir merendami Desa Pengalihan 113 KK, Tanjung Pisang 35 KK, Danau 106 KK, Lumbok 200 KK, Pelukahan 75 KK, Pulau Baru 125 KK, Tanjung Putrus 30 KK, Sungai Sorik 100 KK, dan Rawang Oguang 50 KK.

Sementara Perhentian Luas Kecamatan Logas Tanah Darat, air masih ada merendam rumah warga namun menyisakan beberapa rumah saja. ‘’Boleh dikatakan tak ada lagi rumah terendam di Perhentian Luas,’’ ujar Syawaluddin, Kepala Desa Perhentian Luas.

Dari pantauan Riau Pos, banjir tidak hanya diakibatkan meluapnya Sungai Batang Pangean, tapi juga karena Bendungan Pangean. Akan tetapi, Sungai Kuantan juga sedikit meluap, sehingga merendam ribuan rumah di Pangean, dan Kuantan Hilir Seberang, termasuk juga Kecamatan Benai.

Sejumlah warga yang rumahnya terendam akibat banjir ini, mengaku belum menerima bantuan apapun dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kuansing. ‘’Belum ada kami menerima bantuan, sebenarnya kami sangat berharap, tapi sampai sekarang belum,’’ ujar Suhar, warga Desa Pasarbaru Pangean.

Camat Pangean Novrion SSos mengaku, bantuan sudah dijemputnya ke Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Senin (29/10). Bantuan tersebut hanya sifatnya sementara untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan, seperti bantuan beras, mie instans, sarden dan lain sebagainya. ‘’Sudah ada bantuan, kita kemarin yang menjemputnya,’’ kata camat.

Akibat banjir yang merendam sebagian besar sekolah di Pangean, membuat para aktivitas proses belajar mengajar, Senin (29/10) ditiadakan.

Hal ini dikarenakan, pertama sekolah-sekolah terendam, kedua siswa tidak bisa menjangkau sekolah karena tingginya genangan air di sejumlah jalan utama, yang menghubungkan desa-desa yang ada di Pangean, termasuk juga kondisi Sungai Kuantan yang meluap.

‘’Memang kondisi yang membuat anak-anak kita tidak sekolah, karena sebagian besar sekolah juga telah digenangi air. Kalaupun ada sekolah yang tidak terkena banjir, tapi anak-anak kita tidak bisa menjangkau sekolah, karena kondisi air tinggi,’’ ujar Kepala UPTD Pangean Marsal Hamzah SPd.

Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP mengaku prihatin dengan peristiwa banjir menerjang beberapa desa di Kabupaten Kuansing. Dengan kondisi tersebut, dia menginstruksikan pemerintah kabupaten dan instansi terkait untuk segera melakukan langkah proaktif membantu para korban bencana alam tersebut.

‘’Saya ikut prihatin dengan apa yang terjadi di Kuansing, untuk itu, saya minta kabupaten/kota untuk mengevakuasi terlebih dahulu masyarakat. Pastikan mereka kita selamatkan, baik itu nyawa termasuk juga harta benda dan lain sebagainya. Sehingga, dapat membantu meringankan beban saudara kita tersebut,’’ papar Gubri kepada Riau Pos, Senin (29/10) di Pekanbaru.

Pasca evakuasi dan langkah tanggap tanggap darurat, instansi terkait juga harus mengambil langkah-langkah untuk menunjang kehidupan para korban banjir bandang. Baik itu pemondokannya, konsumsinya, obat-obatan dan sebagainya.

Curah Hujan Tinggi

Dari hasil pengamatan satelit NOAA 18 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprediksikan curah hujan yang menyelimuti Riau cukup tinggi. Dan itu diperkirakan hingga awal Januari 2013 mendatang.

Staf Bagian Analisas BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya kepada Riau Pos, Senin (29/10) menjelaskan, kondisi saat ini angin pembawa uap hujan sangat banyak mengelilingi wilayah Riau. Ini cikal bakal terbentuknya butiran hujan.

Kondisi ini terjadi paling banyak di wilayah Riau Bagian Barat, seperti wilayah Kabupaten Kampar, Kuansing dan Rohul. Begitu juga di wilayah Riau Bagian Pesisir seperti, Rohil, Inhil, Bengkalis, dan Siak.

‘’Tapi umumnya terjadi di hampir seluruh wilayah Riau. Hanya saja yang paling tinggi di dua wilayah itu,’’ ujarnya.

Sanya mengatakan, curah hujan yang begitu tinggi itu sudah mulai masuk pada pekan keempat Oktober hingga November. Kondisi ini akan berlanjut hingga Januari mendatang.

Dari siklus yang selama ini terjadi, tiga bulan akhir tahun, curah hujan tinggi di Riau. Karena itu, BMKG mengingatkan agar untuk meningkatkan kewaspadaannya, termasuk dalam berpergian.

Aplagi hujan yang mengguyur, disertai dengan angin yang cukup kencang. hasil pemantauan satelit NOAA 18 yang diterima BMKG Stasiun Pekanbaru, dilaporkan pada masing-masing kabupaten/kota melalui sistem internet. Sehingga bisa langsung diakses. Pemantauan ini setiap hari dilakukan BMKG Pekanbaru.

Akses Jalan Provinsi Ditutup 5 Jam

Akibat meluapnya air di Sungai Batang Pangean, jalan Provinsi Riau yang menghubungkan Dusun Penghijauan Desa Pasarbaru Pangean ditutup sejak Ahad (28/10) malam lalu.

Pasalnya, ketinggian air di jalan ini mencapai setinggi pinggang orang dewasa dan ditambah lagi derasnya arus air.

Hal ini guna menghindari masyarakat, supaya terhindar dari kemungkinan jebolnya bendungan atau tanggul Sungai Batang Pangean. Saat ini, ratusan masyarakat yang berada di sekitar tanggul tersebut tengah diungsikan ke tempat yang lebih tinggi di Desa Pasarbaru Pangean.

‘’Sehingga malam itu tidak memungkinkan untuk dilewati, sehingga pukul 9.00 malam kita tutup, pukul 2.00 kita buka kembali,’’ ujar Camat Pangean Novrion.

Banjir Rohil

Dalam pada itu, kondisi genangan air yang merendami tiga kepenghuluan di wilayah Kecamatan Bangko yakni Labuhantangga Baru, Labuhantangga Kecil dan Labuhantangga Besar, kondisinya sebagian besar sudah mulai berangsur berkurang. Hanya saja, gerakan air air yang mengalir menuju ke sungai melalui sejumlah saluran, kondisinya masih bergerak lamban.

‘’Terus terang saja, masyarakat kita termasuk para penghulunya yang daerahnya sedang terendam banjir, sudah melakukan gotong royong. Dari gotong royong inilah, genangan air sudah mulai berkurang,’’ kata Camat Bangko, H Muhammad Nurhidayat yang ditemui Riau Pos, Senin (29/10) di Labuhantangga Baru.

Hanya saja, tambah Nurhidayat, ada beberapa saluran yang kegiatan pembersihannya tidak bisa dilakukan secara manual.

Salah satu di antaranya yakni gerakan air yang mengalis memasuki Parit Jawa.

‘’Di Parit Jawa itu, ada pohon sawit yang tumbang. Jadi, aliran air terganggu. Membersihkan itu, jelas tidak bisa secara manual. Melainkan harus memakai alat berat. Informasinya, sejumlah alat berat sudah dikerahkan ke sini,’’ kata Nurhidayat.

Menjawab Riau Pos, Nurhidayat menjelaskan, berdasarkan data yang sudah dirangkum, jumlah rumah masyarakat dari tiga kepenghuluan yang terendam banjir tersebut, mencapai sekitar 950 unit.

Khusus di Kepenghuluan Labuhantangga Baru, jumlahnya hanya mencapai 350 unit. ‘’Kondisi sekarang, air sudah berangsur berkurang,’’ kata Nurhidayat.

Hal senada juga diungkapkan oleh Penghulu Labuhantangga Baru, Darmawan yang ditemui Riau Pos secara terpisah kemarin.

‘’Waktu banjir, jalan masuk ke kantor kita termasuk lantai kantor terendam. Airnya mencapai setinggi betis orang dewasa. Sekarang ini, sudah kering. Air sudah tidak masuk di kantor lagi,’’ kata Darmawan.

Kendati kondisi sudah berkurang, namun masih ada sejumlah tempat tinggal masyarakat yang lantainya terendam air. Selain, sejumlah tanaman kelapa sawit milik masyarakat, sebagiannya masih terendam.

‘’Kalau hujan tidak turun, kemungkinan air bisa berkurang. Tapi, kalau masih, turun kemungkinan air bisa bertambah. Karena, air yanga ada dari atas turun ke bawah,’’ kata Udin (45) warga Labuhantangga Baru.(rio/dac/jps/sah)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook