Ratusan Korban Kebakaran di Tembilahan Mengungsi

Riau | Selasa, 30 Oktober 2012 - 08:48 WIB

Ratusan Korban Kebakaran di Tembilahan Mengungsi
Sebanyak 34 rumah di Jalan Sudirman, Tembilahan tinggal puing setelah kebakaran, Ahad (28/10/2012). (Foto: *1/lismar sumirat)

TEMBILAHAN (RP)- Ratusan korban kebakaran di Jalan Jenderal Sudirman, Lorong Percetakan dan Lorong, Cendrwasih I, Tembilahan saat ini mengungsi di rumah sanak keluarga dan tetangga sekitar.

Pantauan RPG di lokasi, dengan dibanntu warga para korban mendirikan tenda dan meminta sumbangan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ada pula yang membantu menyusun sembako bantuan yang sudah disalurkan pemerintah setempat maupun pihak-pihak donatur lainnya.

Lurah Kota Tembilahan, Mulyadi menyebutkan, akibat musibah kebakaran tersebut, sebanyak 27 unit rumah habis terbakar dan 7 unitnya dalam kondisi rusak berat.

Saat ini, katanya, ratusan jiwa korban kebakaran masih mengungsi di rumah-rumah tetangga dan keluarga korban.

‘’Dari 149 jiwa yang kehilangan tempat tinggal, rata-rata mereka mengungsi di rumah warga sekitar. Berdasarkan informasi yang kita terima, bagi anak-anak mereka yang sekolah dikasih keringanan oleh pihak sekolah.

Ada pula yang mendapat sumbangan seragam dan ada pula yang dipinjamkan warga,’’ tuturnya.

Khairudin, salah seorang korban kebakaran Lorong Cendrawasih I, mengaku sejak terjadinya peristiwa tersebut, dirinya dan keluarga harus berpisah tempat tinggal sementara. Menurut dia, ada yang mengungsi ke rumah saudara dan ada pula yang mengungsi ke rumah-rumah tetangga sekitar.

‘’Saya menginap di rumah tetangga. Sedangkan istri, anak dan cucu saya mengungsi ke rumah saudara,’’ ungkapnya Senin (29/10).

Saat ditemui di lokasi, Khairudin, hanya mengenakan celana hitam dan baju putih yang sudah terlihat lusuh. Tidak banyak cerita, dia hanya menjelaskan soal betapa sulitnya pasca musibah itu terjadi. Sebab, jangankan untuk hal yang lain, keperluan mandi dan makan saja sudah mulai sulit.

‘’Namanya ngungsi, ya semua terbatas. Biasanya kita bebas melakukan apa saja di rumah sendiri. Tapi kali ini kita benar-benar diuji,’’ katanya pasrah sambil mengatakan bersyukur bahwa bantuan ada yang datang dari warga setempat.

Sementara itu Ketua RT 04/RW 05, Ihsan, menyatakan hal serupa. Menurut dia, banyak keluarga korban yang terkena musibah mengungsi ke rumah-rumah tetangga dan pihak keluarga.

Pihaknya dan warga lain saat ini menjaga lokasi kebakaran dengan membuat tenda-tenda. Di sini pemuda dan masyarakat secara bergantian menjaga lokasi kebakaran dan menjaga barang-barang bantuan dari pihak pemerintah dan pihak lain.

‘’Kan banyak barang-barang korban kebakaran yang masih tertinggal yang belum diselamatkan secara total di lokasi. Ini harus kita jaga,’’ katanya.

Harapkan Bantuan

Salah seorang warga, Hasan menyebutkan bantuan berupa sembako dan mie instan sudah diterima para korban. Tapi warga masih membutuhkan bantuan lainnya yang lebih bermanfaat dan dapat digunakan. ‘’Sudah ada. Tapi mungkin saya rasa belum cukup,’’ katanya.

Demikian pula dikatakan salah seorang korban kebakaran Khairuddin. Menurut dia, bantuan yang sudah diberikan pemerintah daerah memang bisa digunakan untuk dalam kondisi darurat seperti saat ini. Tapi, lanjutnya, ada hal yang tidak kalah penting akibat musibah tersebut.

‘’Kami tetap bersyukur atas bantuan ini. Namun, kami lebih mengharapkan bantuan uang dan alat-alat untuk keperluan membangun,’’ harapnya yang masih terlihat pucat dan lemah akibat musibah itu.

Bapak beranak dua itu semakin sedih saat ditanya awal musibah kebakaran itu terjadi. Menurut dia, musibah memang kehendak yang kuasa. Tapi tidak dapat dipungkiri, rasa sedih dan trauma masih sangat membayangi ingatannya.

Khairuddin yang mengaku hanya bisa menyelamatkan diri dan baju sehelai di badan itu mengetahui musibah tersebut dari suara pengumuman di masjid.

‘’Selesai salat Subuh, saya tidak pulang dan tetap berada di masjid Al-Huda. Sekitar jam delapan, saya mendengar pengumuman telah terjadi kebakaran di Lorong Cendrawasih I. Saya langsung berlari. Saat itu pula saya melihat gumpalan asap tebal dan mendapati rumah saya sudah dilalap api,’’ ceritanya.

Sementara itu, mantan anggota DPRD Inhil, periode 1999-2004 Nasrudin Yusuf, yang rumah mertuanya juga menjadi korban kegansaan si jago merah pada Ahad (28/10) lalu, mengaku kecewa dengan pelayanan yang diberikan pemadam kebakaran.

Persoalan kebakaran sudah bisa dikatakan sebagai musibah rutin di Kota Tembilahan. Seharusnya, ini bisa dijadikan evaluasi oleh Dinas Pemadam Kebakaran.

‘’Kita tahu, enam bulan silam Lorong Cendrawasih II yang terbakar. Tapi kenapa pelayanan Damkar masih saja mengecewakan,’’ tegasnya,’’ saat berada di lokasi kebakaran.

Maka dari itu, dia menyarankan agar dibuat unit-unit pemadam kebakaran di setiap kelurahan dan desa.

Sehingga apabila terjadi musibah kebakaran tidak harus menunggu lama bantuan dari Damkar induk.(*6/rpg/*1/mar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook