Pemahaman Kitab Kuning Perlu Ditingkatkan

Riau | Senin, 30 September 2013 - 09:41 WIB

BANGKINANG (RP) - Penguasaan dan pemahaman terhadap kitab kuning sebagai referensi ilmu agama, menjadi syarat sebagai ulama, sayangnya kini penguasaan membaca dan memahami kitab kuning ini semakin berkurang.

‘’Untuk itu pesantren sebagai pencetak kader ulama harus bisa menciptakan metode pengajaran nahwu dan syaraf yang tepat dan efektif,’’ ujar Ketua MUI Kampar Dr H Mawardi MA dalam kegiatan pelatihan guru nahwu dan syorof yang diikuti oleh para guru nahwu dan syorof Kampar di Gedung Guru Bangkinang, Sabtu (28/9).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Mawardi yang juga pakar fiqih ini menjelaskan, penguasaan memahami kitab kuning ini sangat penting, karena sumber ilmu atau referensi ilmu agama ditulis dengan bahasa arab dalam kitab kuning, kalau saja ulama tidak bisa membaca kitab kuning, maka bagaimana ulama tersebut bisa menjawab pertanyaan dan persoalan ulamat. Saat ini ulama yang memahami kitab kuning ini sudah sangat berkurang.

Pesantren yang adapun saat ini belum bisa memberikan pengajaran syorof yang efektif, karena pengajaran mata pelajaran tersebut selain belum mempunyai kurikulum yang khusus, buku ajar yang digunakan juga belum seragam.

‘’Ponpes harus bisa menjawab tantangan kekurangan ulama yang mampu menguasai bahasa Arab dan kitab kuning karena ponpes adalah basis kaderisasi ulama,’’ ujarnya.

Selain Mawardi pemberi materi dalam acara tersebut adalah Dr Akbarizan dengan materi metodologi pengajaran bahasa Arab dan Dr Helmi Basri.

Sementara itu ketua panitia acara yang juga Ketua MUI Bidang Pendidikan Drs Martinus MAg didampingi sekretaris panitia M Qosim SAg kepada Riau Pos menjelaskan, acara ini merupakan kegiatan dari bidang pengajaran MUI kampar, acara ini diikuti oleh 50 orang dari 34 ponpes yang ada di Kampar.(rdh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook