PEKANBARU (RP) - Jumlah hot spot (titik panas/api) akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau mulai mengalami penurunan, Kamis (29/8).
Namun, kualitas udara masih tergolong tidak sehat. Meski demikian, sejumlah sekolah mulai mengaktifkan proses belajar-mengajar terhitung hari ini, Jumat (30/8).
Daerah yang masih meliburkan beberapa sekolah adalah Kabupaten Pelalawan dan Siak. Sementara Pemerintah Kota Pekanbaru sudah menginstruksikan pihak sekolah mengaktifkan belajar-mengajar terhitung hari ini.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru Prof Zulfadil menegaskan, keputusan itu diambil didasari membaiknya kualitas udara yang disampaikan Dinas kesehatan (Diskes) Pekanbaru.
‘’Besok (hari ini,red) sekolah TK, PAUD dan SD (kelas 1, 2 dan 3) yang diliburkan diminta masuk kembali. Tentang instruksi ini sudah saya sampaikan kepada seluruh sekolah di Pekanbaru. Kondisi udara setelah hujan sudah membaik dan kita mendapatkan kepastian dari pihak Diskes,’’ ujar Zulfadil kepada Riau Pos, Kamis (29/8).
Namun begitu, kata Zulfadil, jika tiba-tiba kualitas udara kembali memburuk dan tidak sehat, akan ada instruksi lagi untuk meliburkan. Keputusannya diambil bersama Disdik dan Diskes Pekanbaru.
Sementara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Siak Kadri Yafis, meliburkan sekolah dari aktivitas belajar mengajar selama dua hari.
‘’Saya sudah instruksikan seluruh kepala UPTD Disdikbud di setiap kecamatan untuk meliburkan sekolah selama 2 hari, Kamis-Jumat (29-30/8, red),’’ kata Kadri kepada, Kamis (29/8).
Kebijakan yang sama juga diambil Disdik Pelalawan di beberapa sekolah seperti yang berada di Kecamatan Pangkalankerinci, Langgam, Pangkalankuras, Pelalawan dan Bunut.
‘’Kita memutuskan meliburkan siswa di sana. Saat ini, di daerah itu masih diselimuti kabut asap tebal,’’ kata Kabid Kurikulum Disdik Pelalawan, Salbiah.
Menurut Salbiah, berdasarkan laporan yang diterima Disdik, kondisi yang tidak sehat itu telah mengakibatkan para pelajar menderita asma dan bahkan ada yang pingsan.
Sebelumnya, pihak Disdik menerima laporan dari para camat seperti Pangkalankerinci mengadukan puluhan siswa terserang batuk dan asma. Sedangkan di Kecamatan Pelalawan laporan UPTD dan kepala sekolah sejumlah siswa SD ada yang pingsan.
‘’Paling tidak besok atau Sabtu akan kita lihat kondisi cuaca. Jika memngkinkan sekolah dilanjutkan, apabila tidak siswa akan dipulangkan,’’ paparnya.
Sementara di SD 001 Bandarpetalangan, pihak sekolah menghentikan proses belajar-mengajar menyusul pingsannya salah seorang murid bernama Sindy Masela, Kamis (29/8) pagi.
Kualitas Udara Masih Tidak Sehat
Di bagian lain, Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera di Pekanbaru merilis, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di beberapa daerah di Riau masih dikategorikan tidak sehat.
Pekanbaru misalnya, kondisinya masih sama dengan sebelumnya yakni pada indeks 171. Sementara di Pelalawan mengalami penurunan dibandingkan pada pantauan 28 Agustus lalu, yaitu 222 menjadi 135.
‘’Pekanbaru ISPU-nya belum berubah masih 171, di Pelalawan memang mengalami penurunan dari pantauan per 24 jam dari 222 menjadi 135. Namun bisa saja naik kembali tergantung titik api. Kalau titik apinya naik, maka ISPU akan kembali naik,’’ ujar Kepala Pusat Pengelola Ekoregion Sumatera Ir M Ilham Malik Msc, Kamis (29/8).
Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru merilis hot spot di Riau sudah mulai turun. Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi menyebutkan, data monitoring titik panas di Sumatera menggunakan satellite Teraa/Aqua terdapat 71 titik panas, Kamis (29/8) pukul 17.00 WIB.
‘’Jika dibandingkan dengan monitoring, Kamis (29/8) pukul 05.00 WIB terdapat 26 titik api. Artinya ada kenaikan, tapi jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya menurun,’’ jelasnya.
Sebanyak 71 hot spot itu terdapat di lima kabupaten yakni Kampar dua, Pelalawan 22, Indragiri Hulu 18, Indragiri Hilir 28 dan Kuansing satu. Penurunan jumlah hot spot itu disebabkan curah hujan yang mulai turun, meski intensitas ringan.
Di bagian lain, penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru berjalan normal, kemarin.
‘’Sampai petang ini (kemarin,red) tidak ada gangguan. Normal, tidak ada delay pesawat,’’ jelas Airport Duty Manager PT (Persero) Angkasa Pura II Bandara SSK II Pekanbaru, Baiquni.
Belum Ditangani Serius
Berdasarkan pantauan Riau Pos, Kamis (29/8), jarak pandang di sebagian wilayah Pelalawan hanya pada kisaran radius 500 meter.
Menurut Idris, salah seorang warga desa Rantau Baru, KM 9 Jalan Langgam, Pangkalan Kerinci, kondisi di daerahnya sangat parah.
Asap tebal selama dua hari terakhir terus menyelimuti desa dan membuat banyak masyarakat enggan ke luar rumah. ‘’Sampai sekarang belum ada pemadaman langsung yang kami lihat.
Seakan dibiarkan, karena memang seluruh areal di sini merupakan lahan gambut dan kalau sudah terbakar sering sekali menjadi luas,’’ katanya kemarin sore.
Wakil Bupati Pelalawan H Marwan Ibrahim mengatakan, tim dari Pelalawan dan BPBD Riau sudah turun ke kedua lokasi tersebut.
‘’Lahannya, lahan gambut. Penyiraman sudah dilakukan. Tapi, apinya tak juga kunjung habis,’’ ujarnya.(aal/ilo/amn/gus/*5/*3/*4/egp/ila)