PLN Potong Tagihan Pelanggan

Riau | Jumat, 30 Agustus 2013 - 10:06 WIB

PLN Potong Tagihan Pelanggan

PEKANBARU (RP) - Pelanggan PLN di Provinsi Riau tampaknya harus bersabar sekitar satu bulan ke depan dengan pemadaman bergilir.

Karena pihak PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) mengungkapkan, pemadaman bergilir baru bisa teratasi pada Oktober mendatang setelah PLTU Teluk Sirih di Sumatera Barat dan PLTMG Balai Pungut, Duri beroperasi  penuh dan masuk ke sistem interkoneksi. Selain itu, perbaikan PLTU Ombilin juga diperkirakan rampung.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

General Manager PLN WRKR Doddy Benjamin Pangaribuan meminta maaf atas bertambahnya durasi pemadaman ke rumah warga dari sekali menjadi dua kali serta lamanya lebih dari dua jam.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, PLN akan memberikan kompensasi ke seluruh pelanggan dengan pemotongan tagihan akibat adanya pemadaman bergilir ini.

Hal ini diungkapkan Doddy saat acara pisah sambut Manajer SDM dan Humas PLN WRKR, Suhatman dengan penggantinya Agus Suwandi di Rumah Makan Pondok Gurih, Pekanbaru, Kamis (29/8). Suhatman dipromosikan menjadi Manajer Komunikasi Hukum dan Administrasi PLN Distribusi Jawa Timur.

Sementara penggantinya Agus Suwandi sebelumnya menjabat sebagai Manajer Area Ciputat Distribusi Jakarta Raya.

Doddy mengatakan, kompensasi yang diberikan PLN bukan hanya kepada masyarakat Riau saja. Pemotongan tagihan juga akan diberikan kepada pelanggan dengan tarif industri yang memadamkan listrik dari PLN dan menggunakan genset atau pembangkit sendiri selama pemadaman berlangsung.

‘’Bukan hanya masyarakat yang mengeluh, pelanggan industri seperti mal, hotel dan pabrik juga mengeluh. Mereka mengatakan, bahan bakar mereka sudah habis karena sudah sejak beberapa hari lalu mereka menggunakan genset sendiri. Jadi sudah ada peraturannya untuk memberikan kompensasi kepada pelanggan industri bila mereka menggunakan genset,’’ kata Doddy.

‘’Kami maaf kepada masyarakat Riau atas pemadaman yang terjadi,’’ tambahnya. Namun ia mengatakan, pemadaman tersebut bukanlah karena kesengajaan PLN tapi memang karena keterbatasan daya.

Adapun kompensasi dari PLN berupa pemberian potongan akan diberlakukan saat pembayaran bulan mendatang.

‘’Kalkulasinya sudah ada dalam sistem, saya tidak hafal menjelaskannya. Tapi jangan kaget kalau bulan depan mungkin ada potongan 10 persen saat Bapak dan Ibu membayar rekening listrik. Yang jelas kompensasinya sudah diatur dalam sistem administrasi pembayaran PLN,’’ kata Doddy.

Doddy mengakui, memang bukan dispensasi itu yang diharapkan masyarakat Riau, tapi adalah kepastian listrik menyala di rumah. Untuk itu, PLN sedang bekerja memaksimalkan dua pembangkit untuk segera masuk dalam sistem.

‘’Kami usahakan pada Oktober mendatang pembangkit PLTU Teluk Sirih 1 x 110 MW akan beroperasi maksimal karena mereka sudah uji coba. Selain itu PLTMG Balai Pungut Duri 2 x 16,5 MW juga akan beroperasi maksimal,’’ janji Doddy.

PLN Harus Belajar ke Dahlan Iskan

Di bagian lain, anggota DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Fadri AR menyarankan supaya PLN WRKR belajar ke Dahlan Iskan, yang kini menjabat Menteri BUMN, agar persoalan krisis listrik di Pekanbaru dan Riau secara keseluruhan bisa aman dan tidak padam bergilir lagi.

Disebutkannya, selama Dahlan Iskan menjabat Dirut PLN, persoalan listrik sudah mulai membaik. Tapi ketika Dahlan Iskan diminta menjadi menteri dan meninggalkan posisi itu Riau kembali dilanda krisis.

‘’Harusnya manajemen PLN sekarang ini belajar ke Dahlan Iskan, bagaimana bisa di zaman seorang Dahlan Iskan persoalan listrik membaik. Namun setelah di tinggal krisis berkepanjangan terjadi,’’ ujar Fadri kepada di DPRD Pekanbaru, Kamis (29/8).

Persoalan krisis listrik ini sudah berlangsung, hampir setiap tahun terjadi. Dalam 10 tahun ini, permasalahan listrik di Riau ini menjadi persoalan klasik yang tak kunjung selesai, seperti masalah teknis, masalah air yang kering.

‘’Tapi solusinya tidak ada, padahal kita sudah memberikan masukan, yaitu dengan cara melepas interkoneksi Sumatera. Karena apa, pembangkit listrik kita di Riau ini tidak sebanyak pembangkit listrik di Sumbar dan Sumsel serta Sumut. Kenapa Sumatera Utara bisa diberikan pasokan tambahan dari dua pembangkit Sumbar dan Sumsel, sementara Riau tidak,’’ sebut Fadri.

Disebutkan Fadri, pada zaman Dahlan Iskan persoalan ini selesai. ‘’Berarti permasalahan teknis itu seharusnya menjadi standar prosedur pelaksanaan mangatasi permasalahan teknis di PLN. Kenapa masalah ini ketika Dahlan lepas penyakitnya kambuh lagi?’’ ujar Fadri mempertanyakan.

Harusnya, lanjutnya, apa yang sudah dilakukan Dahlan dilakukan juga oleh petinggi PLN sekarang ini. Atau memang manajemen sekarang tidak mau merubah system kerjanya.

Komentar senada juga diungkapkan anggota dewan lain. ‘’Menyikapi persoalan ini, saya mau mengundang pihak PLN dan jelaskan semua persoalannya,’’ tegas Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Sahril.

PLTU Ombilin Masih Perbaikan

Sementara dari Sumatera Barat dilaporkan, PLN Sumbar saat ini masih berkutat memperbaiki kerusakan dua generator di PLTU Ombilin. Perbaikan pembangkit ini diperkirakan memakan waktu sampai Oktober mendatang. Generator yang rusak itu, yakni generator unit dua yang rusak sejak Oktober 2012 dan rencananya diganti baru.

Satu lagi generator unit satu, mengalami kerusakan pada bagian transformer. Untuk menyikapi kerusakan unit 1 ini, PLN memindahkan transformer generator unit 2 ke unit 1.

‘’Perkiraan kita, generator unit dua ini baru akan selesai perbaikan pada Oktober mendatang,’’ ujar Asisten Manager Ope-rasional PT PLN Sumbagteng Pembangkitan Ombilin, Riki Melayu, Selasa (27/8) lalu.

Saat ini pihaknya sudah memperbaiki coir bar dan core iron. Biarpun begitu, hasilnya tidak sama dengan kondisi semula karena generator ini sudah dimanfaatkan sejak 20 tahun lalu.

Untuk memperbaiki unit 2 ini, tambahnya, harus melalui proses lelang dengan mendatangkan vendor dari luar negeri. ‘’Sesuai planning untuk unit 2 ini, rencananya akan diganti baru. Pelaksanaannya akan dimulai awal tahun depan,’’ sebutnya. Unit 2 berkapasitas 100 MM.

Soal generator unit 1, menurutnya, kapasitasnya berkurang menjadi 70 MW dari normalnya 100 MW setelah pemindahan transformer unit 2.

Kondisi ini juga akibat faktor usia. Pihaknya juga melakukan investigasi tingkat kerusakan unit 1 ini. Jika hasil investigasi kerusakannya parah, maka perbaikan memakan waktu sekitar 6-7 bulan ke depan. Jika kerusakannya ringan, diperkirakan memakan waktu sekitar sebulan.

‘’Kerusakan itu masih wajar, karena selama ini usia mesin tesebut sudah cukup tua. Namun secara kewajiban, kita juga sudah melakukan pemeliharaan berkala setiap kelipatan 4.000 jam,’’ sebutnya.

GM PLN Wilayah Sumbar, Wasito Adi menegaskan, pemadaman listrik di Sumbar bisa teratasi jika PLTU Teluk Sirih bisa segera dioperasikan.

‘’Satu-satunya langkah, segera mempercepat pengoperasian PLTU Teluk Sirih,’’ sebutnya.(zul/rpg/gus/rul/esi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook