Laporan TIM RIAU POS, Siak Hulu
KERUSAKAN sepanjang empat kilometer di badan Jalan Lintas Timur Siak Hulu, Kampar kembali menyebabkan kemacetan parah, Senin (29/4). Beberapa truk ekspedisi terperosok ke dalam lubang jalan hingga tidak mampu bergerak. Bahkan ada truk yang patah as rodanya.
Hakim (26), seorang warga di sekitar lokasi menuturkan, kemacetan sudah terjadi sejak pagi. “Ini (kemacetan, red) sudah dari pagi bang, belum ada aparat yang mengatur,” ujarnya kepada Riau Pos, Senin (29/4) siang.
Ditambahkan Hakim, kemacetan seperti ini hampir terjadi setiap hari. Namun kemacetan parah seperti kemarin, hanya terjadi jika pada malam hari terjadi hujan. “Kalau malamnya sudah hujan, pasti paginya seperti ini,” tutur Hakim.
Menurutnya, proyek pengecoran jalan yang dikerjakan saat ini juga tidak banyak membantu, karena rencana pengecoran jalan sepanjang 1.200 meter tersebut tidak akan menyelesaikan persoalan. Terlebih lagi, saat ini menurutnya proyek pengecoran jalan tersebuut sudah terhenti hampir sepekan lebih.
“Jalan yang dicor cuma sekilo lebih, sementara yang rusakkan hampir tiga kilo, jadi sama saja bohong. Kalau mau menyelesaikan. Ya dicor saja semua. Ini saja yang sekilo baru satu sisi dikerjakan sudah berhenti, nggak jelas proyeknya,” keluh Hakim.
Kerusakan Jalan Lingkar Lintas timur ini juga dikeluhkan para supir yang terkena dampak langsung. Seperti yang disampaikan Edi (47). Menurutnya, akibat kerusakan jalan tersebut beberapa supir harus mengeluarkan dana lebih. Karena kalau terjebak macet, mereka harus mengeluarkan dana tambahan untuk makan dan lain sebagainya.
“Bila biasanya 3-4 hari biasanya kami sudah sampai Jakarta, nah sekarang 5-6 hari kami baru sampai Jakarta. Kan uang makan bertambah. Sementara bos mana mau tahu perihal ini,” keluh Edi.
Namun para supir diakui Edi tidak memiliki pilihan lain, karena jalan ini satu-satunya akses jalan untuk menuju Lintas Timur. Kalaupun terpaksa mereka memberanikan diri untuk melalui Kota Pekanbaru, namun mereka harus rela berurusan dengan pihak kepolisian. “Ya apes-apesnya kami bayar Rp50 ribu kalau kepergok Lantas,” tutur Edi.
Menurut Edi biasanya oknum polisi berjaga di bawah jembatan layang simpang Jalan Harapan Raya-Jalan Sudirman. Di sinilah diakui Edi sering terjadi pungli. Meskipun diakuinya merugikan, para supir tidak memiliki pilihan. Karena kalaupun nekat melalui jala lingkar reikonya akan lebih besar terhadap kerusakan kendaraan.
Menanggapi kerusakan jalan Lints Timur yang menyebabkan kemacetan informasi itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau SF Hariyanto mengatakan belum mendapatkan informasi secara detail. Namun, dia akan menindaklanjuti informasi kerusakan jalan yang menyebabkan kemacetan tersebut.
Hariyanto menilai, jalan yang mengalami kerusakan tersebut telah mendapat perhatian tahun ini. Di mana, untuk perbaikan dan pengaspalan dialokasikan dana mencapai Rp7 miliar.
‘’Kalau tidak salah sekitar 4 kilometer untuk Jalan Pasir Putih sampai ke Lintas Timur. Sarana transportasi itu kami aspal tahun ini,’’ terangnya.
Untuk implementasinya, dia mengatakan saat ini sedang tahap tender. ”Yang pasti tuntas tahun ini, kalau tidak cukup dengan APBD murni akan kami lengkapi dengan APBD perubahan. Tapi janji saya akan dituntaskan tahun ini,’’ tegas Hariyanto.
Terkait pungli oleh oknum kepolisian, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar saat dikonfirmasi melalui Kasat Lantas Kompol M Mustofa SIK meminta masyarakat agar melaporkan jika ada oknum petugas yang melakukan pungutan liar seperti itu. ‘’Kalau ada petugas yang melakukan pungli seperti itu tolong di catat namanya, laporkan. Yang jelas kami tidak mentolerir petugas yang melakukan pungli di lapangan,’’ ujar Kasat Lantas.
Soal truk masuk kota, Kasat Lantas katakan pihaknya mengambil kebijakan mengizinkan truk dari jalan Lintas Timur yang terputus untuk melintas, namun hanya boleh pada malam hari.(dik/rio/ali/yls)