Laporan Syahri Ramlan, Bagansiapi-api
Pengaruh budaya asing seiring dengan terbukanya arus globalisasi yang berdampak pada generasi muda. Untuk itu, perlu dihadang dengan menanamkan nilai-nilai adat kepada generasi muda.
Penegasan tersebut disampaikan Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Dr (HC) H Tenas Effendy, di sela-sela peresmian Gedung Balai Adat Melayu Rohil di Kawasan Batuenam, Kecamatan Bangko.
‘’Kami melihat pengaruh dari budaya asing itu sangat besar sekali. Salah satu di antaranya, adanya generasi muda yang terjebak pada masalah narkoba maupun lainnya,’’ kata Tenas.
Di samping itu, tambah Tenas, adanya tanda-tanda kerapuhan nilai-nilai dalam membina bahtera rumah tangga yang disebabkan hal-hal yang kecil. Di antaranya seperti disebabkan oleh faktor ekonomi maupun gara-gara SMS.
‘’Untuk meredam itu semua perlu mengedepankan jati diri dengan menanamkan nilai-nilai adat dan agama. Karena, mengedepan jati diri dengan menanamkan nilai adat istiadat dan agama ini bisa menjadi penghadang pengaruh budaya asing itu,’’ kata Tenas.
Selain itu, dalam mengedepan jati diri serta mempertebal pemahaman adat dan nilai-nilai agama, telah dilakukan. Di antaranya seperti dituangkan dalam bentuk buku-buku. ‘’Malahan, kita menyambut positif yang mencanangkan mengendepankan jati diri menjadi pendidikan muatan lokal di sekolah-sekolah,’’ kata Tennas.
Sementara, gedung Balai Adat Melayu Rohil yang berada di Kawasan Batuenam, Kecamatan Bangko, Kamis (29/3), secara resmi telah dioperasionalkan. Peresmian balai adat ini ditandai dengan penandatangan batu prasasti yang dilakukan Bupati Rohil, H Annas Maamun, dan Ketua Kerapatan Adat Melayu Riau, H Tennas Effendi.
‘’Saya minta, setelah diresmikan, gedung Balai Adat Melayu ini dapat segera dimanfaatkan sesuai fungsinya. Kepada pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Rohil yang telah dibentuk, diharapkan dapat menjaga dan merawat gedung ini sebaik-baiknya,’’ kata Bupati Rohil, H Annas Maamun yang ditemui Riau Pos usai melaksanakan peresmian.
Gedung Balai Adat ini, memiliki aula besar yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan kegiatan. Di antaranya seperti melaksanakan ijab kabul maupun resepsi pernikahan serta sunatan. ‘’Jadi, kalau ada masyarakat yang mau melaksanakan kegiatan itu, bisa dilakukan di balai adat. Tidak ada masalah,’’ kata Annas Maamun.
Pelaksanaan pembangunan gedung Balai Adat Melayu Rohil, tambah Annas Maamun, telah menelan anggaran Rp8 miliar. Pembangunan tersebut meliputi gedung berlantai dua yang dilengkapi dengan sejumlah fasilitas sarana dan prasarana yang ada. Termasuk menghadirkan ruangan untuk alat tenung tradisional. Serta penataan dan pembenahan taman yang ada di halaman gedung balai adat.
‘’Begitu setelah selesai diresmikan, semuanya kita serahkan ke LAM Rohil,’’ jelas Annas Maamun.
Annas Maamun mengharapkan agar Lembaga Kerapatan Adat Melayu Riau untuk dapat mengirimkan utusan guna memberikan pengarahan dan bimbingan berkaitan adat dan istiadat. Serta memberikan pembekalan kepada para pengrajin tenun tradisional. ‘’Harapan kami seperti itu. Sehingga, kami bisa mengetahui bagaimana adat-istiadat itu sebenarnya,’’ kata Annas .
Usai peresmian, Annas Maamun mengajak Tenas Effendy bersama rombongan termasuk para pemuka adat utusan dari kabupaten dan kota se-Provinsi Riau serta lainnya, melihat kegiatan tenun tradisional secara dekat. Tidak ketinggalan juga melihat beberapa kain tenun yang telah selesai dan dipajangkan di lemari kaca. Selesai kegiatan peninjauan, dilakukan dengan makan bersama secara adat yang dipusatkan di aula besar gedung Balai Adat Melayu.(jrr)