Laporan RAJA ISYAM Azwar dan DESRIANDI Candra, Pekanbaru redaksi@riaupos.co
Seleksi Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Riau ternyata masih menyisakan masalah dan protes dari internal sistem penyeleksian itu sendiri.
Dari data yang diperoleh Riau Pos kemarin (29/1), ternyata dari 7 (tujuh) calon yang telah diputuskan lulus oleh Komisi A DPRD Riau, tidak semuanya berdasarkan rekomendasi Tim Seleksi.
Dua orang calon yang diumumkan lulus pada 3 Januari 2014 lalu itu, Khery Sudeska dan Junaedi ternyata berada pada urutan 10 dan 13, dari 14 daftar ranking yang dikeluarkan oleh tim seleksi.
Sementara itu calon lainnya, Drs H Mosthamir Thalib —peraih Adi Negoro Award tahun 1998/1999, penghargaan tertinggi yang diberikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat untuk wartawan Indonesia— yang berada pada ranking ke-5 malah tidak diluluskan oleh Komisi A. Begitu juga dengan Indra Ramos yang berada pada ranking ke-7, juga tersingkir oleh Komisi A.
Anggota tim seleksi, Dekan Fakultas Komunikasi Universitas Islam Riau Dr Tarmisi Yussa mengakui bahwa keputusan Komisi A DPRD Riau yang berwenang memutuskan itu mengherankan.
‘’Benar, saya mempertanyakan keputusan itu. Sepatutnya, keputusan tim seleksi dijadikan dasar pengambilan keputusan sebab kita-lah yang melakukan evaluasi akademis dan visi calon anggota KPID itu,’’ ujarnya.
Menurut Tarmizi, apa yang terjadi saat ini adalah bukti bahwa rekomendasi tim seleksi tidak benar-benar dijadikan acuan. Malah, meski keputusan final memang sepenuhnya kewenangan lembaga legislatif, namun menurutnya, Komisi A DPRD Riau telah mengabaikan fungsi koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam proses seleksi dan pengambilan keputusan. ‘’Sepatutnya jangan ego sektoral-lah,’’ katanya.
Ketua Komisi A Ilyas Labay, dikonfirmasi mengenai hal ini tidak memberi jawaban. SMS (short message service) yang dikirim Riau Pos hingga berita ini diturunkan tidak direspon.
Anggota Komisi A DPRD Riau, Syafruddin Saan mengatakan, penyeleksian anggota KPID Riau yang sudah diumumkan itu, sudah sesuai dengan mekanisme dan petunjuknya.
‘’Soal anggapan si A dan si B yang seharusnya lulus atau tidak lulus, itu hanya anggapan orang saja. Kita merasa sudah melaksanakan berdasarkan aturan yang ada,’’ujarnya.
Sementara itu, Mosthamir Thalib ketika ditanya mengenai hal ini hanya menjawab singkat. ‘’Ya, kalau benar begitu, saya sangat kecewalah,’’ ujar sutradara sinetron Telatah Ramadan Wak Atan yang tayang di Riau Televisi (RTv) dan sinetron TVRI, Si Luncai yang diperankan Him Damsyik (alm), beberapa waktu lalu itu.
Indra Ramos yang sehari-hari berprofesi sebagai panitera pengganti Komisi Informasi Publik Riau ini juga merasa ada kejanggalan terhadap pelaksanaan fit and proper test.
‘’Saya merasa keputusannya memang tidak berdasarkan seleksi akademis dan visi-misi, malah kesannya sangat politis dan subyektif,’’ ujar Ketua I Dewan Kesenian Riau ini.(yls)