MERANTI (RIAUPOS.CO) - Untuk program tanam bibit jagung pada 2015, Kabupaten Kepulauan Meranti mendapatkan seluas 1.000 hektare (ha) dari Kementerian Pertanian. Namun yang terealisasi hanya seluas 500 ha saja.
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Yulian Norwis SE MM mengakui bahwa tidak optimalnya pelaksanaan program tanam jagung tersebut karena minat masyarakat untuk menanam jagung masih rendah. Karena jagung bukan menjadi keperluan pokok masyarakat seperti di wilayah lain di Indonesia.
“Kita akan coba mengajak masyarakat untuk bisa menanam jagung dalam rangka ketahanan pangan. Sehingga program tanam padi lebih maksimal nantinya di tahun depan, ” Senin (28/12). Karenanya Kepulauan Meranti pada 2016 nanti tetap mendapatkan seluas 500 h program tanam jagung di wilayah Kepulauan Meranti.
Icut panggilan akrab Yulian Norwis menyebutkan, Kementerian Pertanian (Kementan) tetap mengabulkan permintaan Kepulauan Meranti agar pada tahun depan bisa tetap mendapatkan program tanam jagung tersebut.
“500 hektare program tanam jagung yang masih diberikan pusat kepada kita akan coba kita maksimalkan nantinya. Sehingga dapat membantu masyarakat nantinya,” ujarnya. Menurutnya di wilayah Kepulauan Meranti, masih banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk ditanam jagung. Terutama di desa-desa di luar wilayah ibu kota Kepulauan Meranti.
“Makanya agar bisa berjalan secara maksimal, nantinya kita akan coba mengkomunikasikan lagi kepada seluruh kepala desa. Dengan begitu kades bisa meneruskan informasi program tanam jagung kepada masyarakat. Termasuk dalam menyiapkan lahan pertaniannya nanti,” harapnya.
Di tempat terpisah, Kepala Desa Sokop Kecamatan Rangsang Pesisir Sudir mengaku memang pada tahun lalu tidak mendapatkan program tanam jagung tersebut. Namun begitu dirinya akan berupaya mengajukan program tanam jagung tersebut pada 2016. Sebab di wilayah Sokop memiliki lahan yang sangat luas.
Tinggal bagaimana mengajak masyarakat yang mayoritas adalah keturunan suku asli untuk dapat menanam jagung tersebut.
“Memang lahan kita luas. Tetapi masyarakat belum memahami secara pasti bagaimana bertanam jagung tersebut. Tapi nanti kita akan coba mengajak masyarakat lagi, sehingga kita bisa mengajukan dan mendapatkan program tanam jagung tersebut,” terangnya.(ade)