Banjir, Aktivitas Warga Riau Lumpuh

Riau | Kamis, 29 Desember 2011 - 10:04 WIB

Banjir, Aktivitas Warga Riau Lumpuh
Seorang nenek tetap bertahan di dalam rumahnya kawasan Perumahan Witayu, Rumbai, meskipun air telah naik setinggi 1,5 meter, Rabu (28/12/2011). (Foto: CF1/Riau Pos)

PEKANBARU (RP) - Banjir yang melanda Provinsi Riau makin meluas. Hingga kemarin, banjir mulai merendam wilayah Kabupaten Indragiri Hulu dan Pelalawan.

Sebelumnya banjir merendam ribuan rumah di Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi (Kuansing), Kota Pekanbaru dan Rokan Hilir (Rohil).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di Kuansing, banjir yang merendam 9 kecamatan telah melumpuhkan aktivitas masyarakat.

Warga korban banjir di Kuansing dan Pekanbaru mulai kesulitan air bersih dan makanan. Ada juga yang mengeluhkan kelayakan tenda yang dijadikan penampungan bagi korban banjir. Ini karena rumah mereka terendam dengan segala isinya dan persediaan air  bersih juga sudah tercemar.

‘’Sekarang ada sekitar 2.500 rumah warga yang terendam. Mereka kesulitan makanan sehat dan air bersih,’’ kata Camat Kuantan Hilir, Kabupaten Kuansing Arlis, Rabu (28/12).

Bahkan, ada di antara korban yang meminta-minta ke tetangga yang lebih berkecukupan. Dia berharap, ada uluran tangan dari masyarakat yang mampu.

Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dissosnaker) Kuansing, Tarmis pun mengakui hal ini. Pihaknya telah mengupayakan bantuan dari berbagai pihak. Untuk masalah air bersih, pihaknya telah membantu seiring penyaluran bantuan mie instan.

Pihaknya bersyukur adanya bantuan 50 ton beras dari Pemprov Riau. Kini, dari jumlah itu sudah siaga sekitar 18 ton di gudang Dissosnaker Kuansing.

‘’Sisanya nanti kita jemput,’’ katanya. Kapan beras disalurkan? Tarmis menjawab tengah menunggu arahan Bupati Kuansing H Sukarmis.

Kini, lanjut Tramis, pihaknya fokus ke tiga kecamatan. Yakni Pangean, Kuantan Hilir dan Cerenti. ‘’Kondisi saat ini yang terparah ada di Cerenti,’’ katanya.

Di sana, bantuan sudah disalurkan berupa mie instan dan air mineral. ‘’Kita baru terima laporan Camat, sudah ada sekitar 9 desa yang terendam di Cerenti,’’ katanya.

Dikatakannya, selain merendam ratusan rumah di Cerenti, ada dua desa yang jalannya putus. Yakni jalan ke Desa Teluk Pauh Cerenti dan ke Dusun I Desa Sikakak. ‘’Sekarang warga tak bisa keluar desa, karena tingginya air di jalan,’’ ujar Tarmis.

Untuk Kecamatan Inuman, Tarmis mengakui jauh lebih tinggi dari Cerenti. Namun pihaknya tetap memantau sejumlah desa di Inuman. Dia menilai, Kuantan Hilir kini merupakan kondisi yang terparah, disusul Kecamatan Pangean. Di dua kecamatan ini masih ada rumah warga yang terendam.

Di Kecamatan Cerenti, Kuansing setidaknya sekitar 461 rumah kini terendam dengan ketinggian air yang bervariasi. Sebelumnya, banjir merendam sekitar 6.168 rumah warga yang tersebar di delapan kecamatan, masing-masing Kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, Gunung Toar, Kuantan Tengah, Benai, Pangean, Kuantan Hilir, dan Inuman.

Untuk Kecamatan Cerenti, sebelumnya hanya merendam perkebunan dan halaman rumah warga.

Menurut Camat Cerenti, Drs Martono, banjir merupakan kiriman dari hulu Sungai Kuantan. ‘’Karena kemarin kan kecamatan-kecamatan bagian hulu yang banyak terendam. Sekarang kita yang di hilir,’’ katanya.

Dari data yang dihimpun pihaknya, ada 10 desa yang terendam, yakni Desa Pulau Jambu, Pulau Panjang, Kampung Baru, Teluk Pauh, Sikakak, Tanjung Medan, Koto Cerenti, Pesikaian serta Desa Pulau Bayur. Desa Sikakak yang paling banyak rumah warganya terendam, yakni 125 rumah, Pulau Bayur 120 dan Pulau Jambu 97. ‘’Itu desa-desa yang terparah,’’ katanya.

Pantauan Riau Pos, Rabu (28/12), banjir sudah mulai surut di Kecamatan Benai, Kuantan Hilir, Pangean dan Kuantan Tengah. Jalan yang terputus sebelumnya di Kecamatan Benai dan Pangean sudah bisa dilewati masyarakat, meski air masih ada yang menggenangi beberapa ruas jalan kabupaten.

Camat Kuantan Hilir, Arlis mengatakan, ada 16 desa yang terendam. Paling banyak, ada di Kuantan Hilir bagian seberang, bahkan ada beberapa desa yang jalannya putus. ‘’Kita mengantar bantuan ke korban banjir dengan menyewa pompong,’’ ujarnya.

Mulai Memprihatinkan

Di Pekanbaru, kondisi pengungsi di Perumahan Witayu memasuki hari ke-3 mulai memprihatinkan. Kurangnya tenda dan fasilitas lain seperti mandi cuci kakus (MCK) dan lampu penerangan dikeluhkan sebagian besar pengungsi.

Di lokasi ini telah dibangun tiga tenda namun akibat kondisinya kurang layak, hanya dua yang bisa ditempati pengungsi.

Salah seorang korban banjir, Merlina (28) saat ditemui Riau Pos, Rabu (28/12) mengungkapkan, 13 kepala keluarga (KK) yang tinggal di dalam tenda hanya berbatasan sekitar 1 meter. ‘’Jadi saya, suami dan ketiga anak harus tidur berdempetan tiap malam,’’ keluhnya.

Para pengungsi juga kesulitan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air mandi dan minum warga terpaksa mengambil air dari sumur bor di tengah-tengah lokasi banjir menggunakan ban bekas yang mereka rakit sebagai perahu. Tak seperti banjir tahun sebelumnya, kini warga Witayu tak dapat bantuan perahu karet.

Akibat kurangnya fasilitas pengungsian, banyak warga yang tetap memilih bertahan di rumah masing masing. Alasannya, rumah mereka jauh lebih layak dari tenda-tenda pengungsi. Mereka tak takut dengan ketinggian air yang terus meningkat terutama malam hari.

Tak adanya penjagaan aparat di lokasi seperti tahun sebelumnya juga dipertanyakan warga. Akibatnya sebagian besar warga yang tinggal di pengungsian tiap hari masih kembali ke rumahnya untuk melihat hewan ternak dan barang-barang lain yang tak sempat mereka selamatkan.

‘’Dulu tempat ini dijaga, jadi kami tak dapat masuk ke dalam kalau tak didampingi petugas,’’ ujar Nainggolan.

Kemarin, bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Wilayah Riau diturunkan, berupa tikar, sembako, kebutuhan mandi dan mencuci. Namun, tak semua warga menerima bantuan, sehingga beberapa kepala keluarga sempat protes.

Novrita (40) salah seorang panitia bencana banjir mengatakan, banyaknya warga yang tak menerima bantuan sebab lokasi rumah yang tergenang telah meluas seiring terus meningkatnya debit air. Padahal PMI berpatokan pada pendataan yang dilakukan pada Senin (28/12).

Inhu Mulai Banjir

Banjir di Kuansing mulai berdampak ke Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Selasa (27/12) malam, lebih kurang 128 KK di Desa Setako Raya Kecamatan Peranap terisolir. Pasalnya, banjir kiriman dari Kuansing mulai menggenangi daerah itu dan sejumlah pemukiman warga di Kecamatan Peranap dan Batang Peranap.

Akibatnya, warga terpaksa menggunakan sampan dan memanfaatkan loteng rumah untuk menyelamatkan harta benda. Sejauh ini belum ada warga yang diungsikan.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah Inhu, Drs H Hazairin MA, Rabu (28/12) menyebutkan, sedikitnya sudah 6 desa di Kecamatan Peranap terendam banjir. ‘’Diperkirakan beberapa hari kedepan masih berpeluang terjadi banjir lebih luas,’’ ujarnya.

Banjir di Inhu datang melalui Sungai Kuantan ke Sungai Indragiri. Artinya, bila debit air di Kuansing masih tinggi, masih akan berpeluang banjir di Inhu.

Menurutnya, banjir kini sudah merendam sekitar 641 rumah di Kecamatan Peranap. Yang terparah terjadi di Desa Setako Raya, sekitar 128 rumah. Ketinggian air di jalan menuju Desa Setako Raya mencapai 1,5 meter lebih.

Beberapa desa di Kecamatan Peranap yang terendam banjir di antaranya, Desa Batu Rijal Hilir sekitar 19 rumah, Desa Ketipo Pura sekitar 27, Desa Semelinang Tebing sekitar 35, Desa Batu Rijal Hulu sekitar 35, Batu Rijal Barat sekitar 33 dan Desa Pauh Ranap sekitar 100.

‘’Hingga kini, banjir pada umumnya baru merendam pekarangan rumah dan sebagian lagi sudah rendam rumah warga,’’ tambahnya.

Dikatakannya, warga yang rumahnya terendam banjir mengungsi ke tempat saudaranya. Sebagian lagi memilih tetap di rumah dengan memanfaatkan loteng.

‘’Diperkirakan satu hingga dua hari kedepan, sebagai wilayah Inhu akan merasakan dampak banjir kirim. Kini belum dapat memberi data lengkap, sebab saya bersama Dissosnakertran masih di lapangan,’’ terangnya.

Di Gunung Sahilan Mengungsi

Banjir di Kampar terjadi turun naik. Karena walau di Kampar Kiri melalui aliran Sungai Subayang dan Sungai Kampar Kiri kembali naik dan menenggelamkan banyak rumah, namun di sepanjang Sungai Kampar air mulai menyusut walau rumah yang tenggelam tetap banyak. Hanya air surut tetap belum kentara.

Di Kecamatan Gunung Sahilan, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, air semakin naik dan warga mulai mengungsi. Rabu pagi (28/12) sudah 15 KK mengungsi di Desa Gunung Sahilan.

Jalan dari Kebun Durian ke Desa Gunung Sahilan sudah putus. Kepala Desa Gunung Sahilan, Masopian, Rabu (28/12) menyatakan, di Desa Gunung Sahilan, 103 KK terendam dengan 331 jiwa. Banjir juga merendam 285 Ha lahan sawit, 73 Ha lahan karet terdiri dari 606 KK dan 1.392 jiwa.

Di Desa Sahilan Darussalam, banjir merendam 113 rumah dengan 119 KK dan 341 jiwa, 179 Ha lahan sawit dan 53 Ha lahan karet.

Di Desa Kebun Durian, 21 rumah terendam dengan 35 KK dan 104 jiwa, 55 Ha lahan sawit, 35 Ha lahan karet. Di Desa Sungai Lipai, 9 rumah terendam dengan 18 KK dan 57 jiwa serta 7 ekor sapi hanyut dan mati.

Di sepanjang Sungai Kampar, walau sudah surut, banjir tetap merendam rumah. Menurut Plt Camat Tambang, Jamalus, Rabu (28/12), banjir telah menggenangi 11 desa dari 17 desa di Kecamatan Tambang. 1.066 rumah terendam dengan 4.299 jiwa. Desa yang terkena banjir adalah Desa Parit Baru, Kemang Indah, Kualu, Teluk Kenidai, Pulau Permai, Gobah, Padang Luas, Terantang, Kuapan dan Desa Tambang.

Belasan Desa Terendam di Pelalawan

Ancaman banjir di Kabupaten Pelalawan makin nyata. Sejumlah desa di bantaran sungai yang membelah enam kecamatan itu dilaporkan telah terimbas. Tiga hari terakhir, air telah merangsek ke pemukiman warga di bantaran. Banjir sedikitnya mengancam 15 desa di Kecamatan Langgam, Pangkalankerinci, Pelalawan dan Teluk Meranti.  

Di Kecamatan Langgam, air dengan kedalaman 80 Cm telah merendam pasar lama Langgam dan Dusun Muaro Sako. Di dua kawasan ini rumah warga kebanyakan berbentuk panggung, sehingga masih bisa bertahan di dalam rumah.

Namun untuk keluar rumah, warga harus menggunakan pompong dan sampan karena halaman dan jalan raya tak dapat ditempuh kendaraan.  ‘’Kami mendirikan dua unit posko kesehatan untuk mengantisipasi serangan penyakit.

Satu posko dekat Masjid Raya Nurul Islam, satu lagi di pangkal jembatan. Di situ dikirim obat-obatan dan alat kesehatan Puskesmas,’’ ujar Camat Langgam Faisal, Rabu (28/12).

Sementara itu, ribuan warga di Desa Terusan Baru Bawah dan Desa Kuala Terusan di Pangkalankerinci mulai resah karena banjir kian membesar. Sejak Rabu kemarin, jalan menuju dua desa ini tak bisa dilalui kendaraan. Warga mendirikan tenda-tenda di pinggir jalan Akses Logging PT RAPP untuk menyimpan mobil dan motor.  

‘’Beginilah kami kalau musim banjir. Ke kampung pakai pompong, kendaraan ditaruh di sini,’’ kata Ujang (40), warga Desa Terusan Baru Bawah yang ditemui sebelum naik pompong yang akan mengantarnya pulang.

Kondisi lebih parah terjadi di Desa Sering dan Kelurahan Pelalawan di Kecamatan Pelalawan. Jalan utama menuju kawasan ini putus setelah pekan lalu dihantam luapan beberapa anak sungai yang bermuara ke Sungai Kampar. Selain itu, jalan satu-satunya ke Istana Sayap itu kini digenangi air setinggi 70 Cm hingga 1,5 meter.

‘’Kendaraan tak bisa lewat, warga pakai sampan,’’ ujar Asnol Mubarak (25), warga Pangkalankerinci asal Pelalawan. Banjir juga merendam sejumlah desa di sisi timur Sungai Kampar dan melumpuhkan transportasi darat. Sejumlah desa di Kecamatan Pelalawan, Bunut dan Teluk Meranti telah menerima imbas luapan Sungai Kampar.

Yakni Desa Batang Nilo Kecil, Desa Kuala Tolam, Desa Sungai Ara, Desa Rangsang, Desa Merbau, Desa Pangkalan Panduk, Kuala Panduk, Teluk Binjai dan Kelurahan Teluk Meranti.

Bupati Pelalawan HM Harris, Rabu (28/12) pagi mengadakan rapat konsolidasi bersama sejumlah pimpinan instansi dan camat. Dia minta jajarannya menyusun program aksi yang cepat dan tepat guna membantu masyarakat dan menghindari korban. Dia memastikan dana penanggulangan akan disiapkan dalam waktu cepat.

‘’Karena banjir di sini bukan mendadak, musiman. Jadi bukan alasan kalau ada yang tak tertangani,’’ tegas HM Harris.

Usai rapat, Bupati HM Harris dan Kapolres AKBP Guntur Aryo Tejo meninjau desa-desa yang tergenang banjir menggunakan kapal cepat (speedboat) melalui Sungai Kampar. Sedikitnya 5 desa jadi tujuan kunjungan.

2.612 Ha Pertanian Terendam di Rohil

Tingginya curah hujan di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) telah membuat sejumlah lahan pertanian tanaman pangan serta palawija maupun holtikultura terendam. Hingga minggu ketiga Desember ini, luas lahan pertanian di daerah sentra produksi yang terendam mencapai 2.612 Ha dan 668 Ha di antaranya gagal panen.

‘’Kita sudah turunkan anggota untuk berkunjung di semua daerah di Rohil. Kita sendiri sudah dapat arahan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau untuk dapat terus menyikapi masalah perubahan cuaca ekstrem ini,’’ kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Rohil, Ir Muslim, Rabu (28/12).

Dari hasil pantauan anggota di lapangan serta laporan pihak kecamatan, lanjut Muslim, lahan yang terendam maupun gagal panen itu berasal dari beberapa kecamatan. Di antaranya Sinaboi, Bangko, Pekaitan, Rimbamelintang, Bangkopusako, Bagansinembah, Pasirlimau Kapas, Bagansinembah dan Tanahputih. ‘’Semuanya lahan padi,’’ kata Muslim.

Menurutnya, dengan adanya gagal panen, dampak yang ditimbulkan jelas ada. Salah satunya, petani rugi cukup besar.

‘’Angka kasarnya saja, lahan yang gagal panen 668 Ha. Kalau satu hektarenya menghasilkan rata-rata 3 ton padi, sudah berapa ton yang hilang. Kalau harga 1 Kg padi sekitar Rp2.800, tak sedikit kerugian yang ditimbulkannya. Di sisi lain, produksi bisa menurun,’’ ujarnya.

Muslim menjelaskan, lahan yang ditanami palawija juga ada yang terendam. Salah satunya di Kecamatan Pujud. Beberapa daerah di sana seperti di Kepenghuluan Airhitam sudah terendam. ‘’Informasi dari pihak kecamatan, lahan yang terendam di sana telah ditanami cabai, semangka, mentimun dan kacang panjang serta palawija lainnya,’’ tuturnya.

Lahan gagal panen, lanjut Muslim, segera diinformasikan ke Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau.(jup/cf1/kas/rpg/rdh/bun/ris/sah)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook