Proses Belajar Mengajar Masih Terganggu Banjir

Riau | Kamis, 29 November 2012 - 11:13 WIB

Proses Belajar Mengajar Masih Terganggu Banjir
Banjir di Kabupaten Inhu masih merendam sekolah di antaranya SMPN 2 Seberida yang mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu, Rabu (28/11/2012). Foto: kasmedi/rpg

Laporan TIM RIAU POS, Rengat dan Pelalawan

Aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah yang dilanda banjir di Kecamatan Seberida belum normal. Bahkan murid SDN 001 Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida harus belajar di Kantor Kelurahan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Kondisi air Sungai Batang Cenaku surut dari hari sebelumnya sekitar 15 cm. Namun sejumlah KK pada Rabu (28/11) masih mengungsi di rumah saudaranya,’’ ujar Plt Camat Seberida Gandi Hermawan SE didampingi Kasi Trantib, M Watini Rabu (28/11).

Dikatakannya, warga yang sebelumnya mengungsi di pinggir Jalan Lintas Timur (Jalintim), pada Rabu (28/11) sudah pulang ke rumah.

Namun sebagian warga yang rumah berada di dataran rendah, hingga Rabu (28/11) masih mengungsi di tempat saudaranya.

Hingga saat ini ratusan rumah di Kecamatan Seberida dan Kecamatan Rengat Barat, masih terendam banjir. Bahkan sejumlah 9 Kepala Keluarga (KK) atau sejumlah 35 jiwa di Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat harus mengungsi di Kantor Desa serta puluhan KK di Kecamatan Seberida masih mengungsi di rumah saudaranya. Diperkirakan pada Kamis (29/11), warga sudah bisa pulang ke rumahnya.

‘’Apabila tidak turun hujan lagi, diperkirakan warga sudah pulang ke rumah,’’ harapnya.

Aktivitas belajar mengajar di SMPN 2 Seberida pada Rabu (28/11) belum berjalan normal. Murid bersama majelis guru masih disibukkan membersihkan kotoran yang dibawa banjir.

Begitu juga dengan proses belajar mengajar di SDN 003 Desa Bandar Padang. ‘’Siswa SDN 001 Pangkalan Kasai pada Rabu (28/11) belajar di Kantor Kelurahan,’’ ungkapnya.

Sejauh ini sebutnya, sejumlah bantuan dari pemerintah dan pihak lainnya mulai dari air bersih hingga sembako, sudah sampai kepada korban banjir. Namun ke depan, dikhawatirkan warga mulai terserang penyakit dan tentunya dibutuhkan pelayanan kesehatan. ‘’Kondisi yang ada tetap dikoordinasikan ke Pemkab Inhu,’’ ucapnya.

Di tempat terpisah Kepala Desa (Kades) Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat, Edi Priyanto ST mengatakan sejak Selasa (27/11) sejumlah 9 KK terpaksa mengungsi akibat banjir.

‘’Warga mengungsi akibat luapan parit pengairan yang di hulunya terdapat sejumlah anak sungai,’’ ujarnya.

Sejumlah 9 KK itu merupakan warganya yang tinggal di Dusun V Pengairan Desa Talang Jerinjing. ‘’Satu orang pengungsi, pada Rabu (28/11) sudah mulai terserang penyakit demam,’’ terangnya.

Bupati Kunjungi Korban

Sementara itu dari Pelalawan dilaporkan, orang nomor satu di Kabupaten Pelalawan turun langsung meninjau serta memberikan bantuan pada masyarakat korban banjir di Rantau Baru, Terusan Baru dan Kecamatan Langgam yang akses jalan menuju kecamatan tersebut telah terputus akibat banjir.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Pelalawan HM Harris didampingi Kadinsos Pelalawan Drs Fakhrizal, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Kadis Bina Marga Ir Hasan Tua, Kepala Bappeda Syahrul dan Kabag Humas Setda Pelalawan Drs Farid Mukhtar naik speadboat untuk meninjau langsung masyarakat yang terkena musibah banjir itu.

Dalam arahan singkatnya pada masyarakat yang terkena musibah banjir itu, HM Harris mengharapkan agar masyarakat dapat bersabar atas musibah banjir yang kini tengah melanda Kabupaten Pelalawan.

Juga pada kesempatan itu, Bupati Pelalawan meminta pada Dinas Kesejahteraan Sosial untuk terus menindaklanjuti bantuan yang diberikan Pemkab Pelalawan pada masyarakat yang terkena banjir.

“Saya minta pada Dinas Sosial agar terus menindaklanjuti bantuan Pemkab Pelalawan ini bagi masyarakat yang terkena banjir. Ini hanya simbolis saja, saya meminta Dinsos untuk terus memberikan bantuannya,” ujarnya.

Tak hanya itu, dirinya juga meminta Dinas Kesehatan agar melakukan penanganan preventif bagi masyarakat yang terkena korban banjir. Jangan kalau masyarakat sudah gatal-gatal atau terkena penyakit akibat banjir, baru sibuk. Jadi saya minta untuk turun dan terus pantau kondisi dan keadaan masyarakat,” bebernya.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Raja Alkap SH MH, mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kesejahteraan Sosial dan instansi-instansi terkait, sesuai arahan Bupati Pelalawan.

“Soalnya, akibat naiknya debet air Sungai Kampar maka saat ini ada delapan kecamatan yang terkena dampak banjir dengan total jumlah masyarakat yang terkena mencapai 6.459 Kepala Keluarga (KK) dengan korban meninggal dua orang yang keduanya terjadi di Langgam,” ungkapnya.

Rinciannya, sambungnya, Kecamatan Ukui sebanyak 74 KK, Pangkalan Kuras 110 KK, Pangkalan Kerinci 505 KK, Pelalawan 1.799 KK, Langgam 275 KK, Bandar Sei Kijang 52 KK, Teluk Meranti 2.294 KK dan Kecamatan Kerumutan 1.350 KK.

Sementara untuk perkebunan dan ternak maka tercatat ada empat kecamatan yang terkena dampak langsungnya yakni Kecamatan Langgam, Pelalawan, Pangkalan Kuras dan Bandar Seikijang.

“Untuk Kecamatan Langgam sebanyak 200 hektare sawit, 100 hektare karet dan 2 hektare sawah yang terendam. Sementara ternak yang mati yakni enam ekor kerbau, empat ekor sapi dan 47 ekor kambing.

Kecamatan Pelalawan yang terendam mencapai sawit sebanyak 200 hektare, karet lima hektare dan sawah 66 hektare. Kecamatan Pangkalan Kuras untuk sawit yang terendam sebanyak 500 hektare dan sawah 188 hektare dan Bandar Sei Kijang hanya sawit saja sebanyak 500 hektare yang terendam,” bebernya.

Sampai saat ini, sambungnya, masa penanganan tanggap darurat Pemkab Pelalawan terus berlangsung dengan koordinasi ke instansi-instansi terkait.

Namun terbatasnya pendanaan terutama dalam ketersediaan logistik membuat pihaknya meminta bantuan pada Badan Nasional Penanggulangan Daerah (BNPD) melalui Deputi Logistik dan Peralatan di Jakarta.

Sedangkan kondisi ketinggian air di beberapa daerah, lanjutnya, yakni di kecamatan Langgam ketinggian air yang merendam pemukiman warga dan badan jalan sekitar 2 meter lebih.

Sedangkan di Kecamatan Pelalawan dan di Desa Rantau Baru Pangkalan Kerinci ketinggian air mencapai 1,5 meter.(kas/rpg/*2/mar/muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook