KUANSING (RIAUPOS.CO) - Persoalan kabut asap belum juga berakhir. Sekitar 1990-an hingga sekarang kabut asap terus menyelimuti Kabupaten Kuantan Singingi. Terkesan dibiarkan, setiap tahun kabut asap semakin menjadi-jadi dan sepertinya, tahun ini adalah puncak kondisi terparah yang dialami masyarakat.
Namun sayang, sejak persoalan kabut asap melanda, daerah kesulitan mengukur indeks standar polusi udara (ISPU), karena tak kunjung memiliki alat pemeriksa kondisi udara. Dan sudah selayaknya daerah memiliki peralatan pemeriksa ISPU tersebut.
“Iya, kita belum memiliki alat untuk itu, dan ini kita coba usulkan ke provinsi dan pusat agar daerah dibantu untuk alat ini,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kuansing, Jafrinaldi AP, Rabu (28/10).
Diakuinya, alat pemeriksa kondisi udara itu cukup mahal, terutama alat yang memang kualitasnya bagus, yang harganya berkisar Rp4 miliar hingga Rp7 miliar.
“Cukup mahal juga, dan kita akan berupaya agar daerah memiliki alat ini,” katanya.(adv/mal)