DUMAI (RP) - Sebanyak 30 orang guru SMAN 2 Dumai melaporkan sikap arogansi kepala sekolah mereka. Kepala sekolah suka membuat kebijakan sewenang-wenang dan bahkan suka mengintimidasi pada guru.
Pengaduan para guru itu dilaporkan kepada anggota DPRD Dumai, Senin (28/10). Kedatangan puluhan guru diterima Ketua Komisi I, Timo Kipda. Turut hadir dalam hearing itu Wakil Ketua DPRD Dumai Zainal Abidin dan anggota Komisi I, Jhon Fikar, Amrizal, Khairul Saleh, Salman dan Hj Onny Chairunisyah.
Manda Mardalena, salah seorang guru yang menjadi juru bicara, menyampaikan beberapa sikap kepala sekolah yang dinilai para guru sudah diluar kewajaran.
Drs Evi Suryani, kepala sekolah SMAN 2 itu, dinilai sangat otoriter dan suka semaunya.
‘’Sistem pembagian jadwal belajar tidak sesuai prosedur. Pengangkatan guru honor sesuka hatinya saja. Guru honor yang tiap bulan bertambah itu, malah ada yang dijadikan wali kelas. Ini tidak tidak sesuai lagi,” tuturnya.
Akibat banyaknya guru honorer, sekolah tersebut kini malah kelebihan guru.
“Ruang kelas hanya 33, tetapi guru sudah lebih 100 orang. Banyak guru PNS yang sudah senior tidak diberikan tanggung jawab sebagai guru kelas,” ungkap mereka.
Bila tidak mengikuti aturan yang dibuat, maka para guru diancam dimutasi. “Dalam ancamannya, selalu mengatakan bagi guru-guru yang melawan matahari, maka akan menanggung akibatnya, akan menerima ganjarannya’. Ancaman itu sering disampaikan,” ujar Mardalena.
Memastikan adanya ancaman itu, seorang guru mengeluarkan dan memperdengarkan rekamannya. “Ini rekaman dari pernyataan ancaman itu,” kata Anwar Jas, guru tersebut.
Anggota dewan mengaku terkejut dengan laporan para guru. Zainal Abidin menilai sikap dan perlakuan kepala sekolah itu sangat tidak terpuji. Untuk itu, ia mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Dumai.
‘’Kita akan segera proses dan evaluasi laporan guru-guru ini. Kita tidak ingin hal ini menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan di Dumai,” ujarnya. Sikap yang sama juga disampaikan anggota DPRD lainnya.
Kepala SMAN 2 Dumai, Evi Suryani yang dihubungi Riau Pos, mengaku tidak bisa berkomentar banyak. Hanya saja, dia akan memenuhi panggilan DPRD Dumai, Selasa (29/10). Dia berharap mendapatkan solusi dari anggota DPRD.
‘’Besok (hari ini, red) saya akan memenuhi panggilan DPRD bersama bapak kepala dinas. Saya harapkan dalam pertemuan itu akan mendapatkan solusi dan arahan dari para wakil rakyat. Soal laporan guru itu, saya tidak bisa berkomentar banyak. Mudah-mudahan besok ada penyelesaiannya. Jadi, tunggu besoklah ya,” ujarnya saat dihubungi lewat seluler.(afr)