Sepekan Ditanam, Bawang Mulai Tumbuh Normal

Riau | Selasa, 29 Oktober 2013 - 07:59 WIB

KAMPAR (RP) - Selang sepekan setelah ditanam, pertumbuhan tanam bawang merah varietas Bima Brebes di lokasi pilot project pertanaman bawang merah di Desa Sungai Geringging Kabupaten Kampar, terlihat mulai tumbuh secara normal.

Di lokasi pertanaman terlihat dari setiap benih yang ditanam telah ke luar daun berwarna hijau yang panjangnya mencapai 2-3 Cm dan dari setiap bedengan pertanaman terlihat tanaman tumbuh secara merata.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Kondisi ini merupakan pertanda baik dan sangat menggembirakan dan kita berharap pertanaman bawang merah di lokasi pilot project tersebut akan mampu melewati masa kritis bercocok tanam bawang yakni menjelang umur satu bulan,’’ ucap Kepala Desa Sungai Geringging, Busmaini yang didampingi Lukmanul Hakim yang akrab disapa dengan panggilan Pak Uuk dari Cirebon yang bertugas sebagai pengawas, dan sekaligus koordinator tim teknis budidaya tanaman bawang merah ketika ditemui di Desa Sungai Geringging, Senin (28/10).

Ditambahkan Busmaini dan Pak Uuk, bahwa benih bawang merah yang ditanam pada areal pilot project adalah bawang Cirebon yang bernama lokal Curut dan bernama nasional Bima Brebes yang berasal dari penangkar benih bawang yang telah melalui seleksi benih secara ketat, sejak dipertanaman sampai setelah panen.

Keunggulan benih bawang Bima Brebes adalah cocok untuk ditanam pada musim kemarau maupun musim hujan, fisiknya tahan busuk, kulitnya lebih tebal yang sekaligus menjadi prisai.

Produksi per hektar di Brebes dan di Cirebon adalah 11-12 ton per hektar, dan diharapkan di lokasi pilot project produksi ditargetkan 15 ton per-hektar.

Umur tanaman sejak tanam sekitar 2 bulan. Sedangkan jarak tanam pada lahan pilot project adalah 17 x 15 Cm. Dan harga benih bawang di daerah asal benih adalah Rp40.000 per kilogram.

Kebutuhan benih per hektar dua ton dalam bentuk brangkas dan setelah dibersihkan dan diseleksi akan hilang sekitar 10 sampai 20 persen.

Di lokasi pilot project pengolahan tanah dilakukan secara sempurna. Keasaman tanah awal diketahui melalui pengukuran pH tanah adalah 4-5, tetapi setelah diberikan kapur pertanian jenis dolomit dengan dosis dua ton per hektare maka pH tanah jadi rata-rata pada pH 6.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dari jenis pupuk petrogenik dengan dosis 1 ton per hektare plus pupuk TSP dengan dosis 5 kwintal per hektar.

Khusus untuk pengurai tanah digunakan obat pengurai tanah dari jenis Agri Simba dengan dosis 10 liter hektare. Sebelum ditanam, benih dirompes ujungnya sedikit atau istilahya disunat sekitar 0,5 centimer atau dipotong sedikit untuk mempercepat keluarnya daun pertama.

Ditambahkan Busmaini, hari ini Selasa (29/10) kambali akan ditanam bawang merah seluas satu hektare.

‘’Itu artinya Insya Allah menjelang akhir bulan Oktober akan ada areal tertanam seluas 3,5 hektare sampai empat hektare dari 13 hektare pertanaman yang direncanakan. Intinya kegiatan penanaman akan dilakukan secara bertahap,’’ ucapnya.

Hujan yang turun sejak dilakukan penanaman perdana oleh Bupati Kampar, H Jefry Noer terlihat tidak memberi pengaruh negatif dan intinya masih di batas normal.

Dikatakannya, pada penanman bawang merah pertama lalu, akibat hujan justru menyebabkan kades dan Uuk ketika ke luar dari lokasi pilot project menuju Kota Lipat Kain pada real perkebunan karet yang jalannya berlumpur menyebabkan Pak Kades dan Pak Uuk jatuh terguling-guling di jalan berlumpur.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook