Kuansing Dihantam Banjir Terbesar

Riau | Senin, 29 Oktober 2012 - 08:56 WIB

Kuansing Dihantam Banjir Terbesar
Sejumlah warga memilih bertahan di atas atap rumah setelah banjir bandang menghantam Desa Rambahan, Kecamatan Logas Tanah Darat, Kuantan Singingi, Ahad (28/10/2012). (Foto: JUPRISON/RIAU POS)

KUANSING (RP)-Hujan deras yang menguyur sejak Sabtu (27/10) malam berujung banjir besar menghantam beberapa desa di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), kemarin pagi. Ketinggian air yang mencapai dua hingga empat meter yang menerjang beberapa desa di Kecamatan Logas Tanah Darat, diakui warga sebagai banjir terbesar yang pernah menimpa pemukiman mereka.

Warga pun meyakini, besarnya terjangan banjir ini akibat berkurangnya fungsi hutan di bagian hulu sungai. Habisnya hutan karena ditebang serampangan menjadikan tidak adanya penahan air di bagian hulu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Beberapa desa yang terendam yakni Desa Rambahan, Situgal, Logas, Lubuk Kebun, Teratak Rendah, Sikijang dan Perhentian Luas Kecamatan Logas Tanah Darat. Banjir juga menerjang puluhan rumah di Pasar Baruah Muara Lembu Kecamatan Singingi dan Desa Teratak Baru Kecamatan Kuantan Hilir. Dilaporkan tidak ada korban jiwa akibat banjir yang membuat panik warga ini. Informasi yang dihimpun Riau Pos, kepanikan warga mewarnai suasana pagi di beberapa desa itu, kemarin. Mereka tak peduli lagi dengan harta benda dan rumah, menyelamatkan diri dan keluarga menjadi prioritas utama.

Tanda-tanda akan datangnya banjir mulai dirasakan warga Desa Rambahan sekitar pukul 07.30 WIB kemarin. Air Sungai Batang Pangean yang terdapat di desa itu, ditambah sungai-sungai kecil meluap dan mulai membanjiri irigasi di perkampungan. Puncaknya pukul 09.00 WIB saat air besar datang tiba-tiba yang masih diiringi hujan deras dan suara petir.

Akibatnya, aktifitas warga di sejumlah desa tersebut lumpuh total. Hingga pukul 18.00 WIB kemarin, warga masih mengungsikan barang-barang, termasuk pakaian, televisi, kulkas, sepeda motor dan barang lainnya.

‘’Pada saat itu hujan lebat, air datang begitu cepat seperti gulungan ombak,’’ tutur Abas (60), warga Desa Rambahan Kecamatan Logas Tanah Darat kepada Riau Pos, kemarin.

Abas menceritakan, pada waktu ia sedang beraktivitas di dapur. Tiba-tiba datang banjir yang begitu dahsyat sehingga dirinya bersama keluarga tidak sempat menyelamatkan apapun. Padahal, di rumah Abas ini terdapat satu unit mobil L 300, dua unit sepeda motor dan peralatan rumah lainnya. ‘’Tak kami pikirkan lagi itu Pak, yang penting nyawa kami selamat,’’ kisah Abas.

Menurutnya, sudah 60 tahun dirinya tinggal di desa ini tak pernah terjadi banjir setinggi ini. Oleh karenanya ia kaget dan panik ketika banjir ini datang menghantam rumahnya. ‘’Sudah 60 tahun umur saya Pak, baru kali ini saya lihat banjir sedalam ini,’’ sebutnya.

Sementara Duan (38), warga yang terisolasi akibat deras dan tingginya air bersama anak dan istrinya, mengaku bersyukur bisa selamat dari hantaman banjir ini. ‘’Yang penting saya dan anak-saya selamat, tak peduli kami apa yang ada di rumah,’’ ujar bapak tiga anak ini. Ia juga tak menyangka banjir ini akan menerjang kampungnya dengan sedahsyat ini. Tapi, bagaimana lagi semuanya telah habis.

Kepala Desa Rambahan, Burhanuddin mengaku banjir yang tidak pernah terjadi sebelumnya ini lebih disebabkan akibat terjadinya penebangan hutan di hulu sungai. ‘’Saya rasa inilah akibat kalau hutan telah habis kita rambah,’’ ujar Burhanuddin. Selanjutnya, Kepala Desa Perhentian Luas, Syawaluddin mengaku telah mengingatkan warganya supaya waspada. Karena menurutnya, banjir ini pasti akan datang seiring surutnya air di Desa Rambahan. ‘’Kita prihatin dengan masyarakat, seumur-umur tak pernah terjadi banjir setinggi ini. Tapi yang pasti kami sudah mengingatkan warga kami sebelumnya,’’ ujarnya.

Untuk menghindari terjadinya banjir susulan, Pemerintah Kecamatan Logas Tanah Darat langsung menyuruh warganya untuk mencari lokasi yang aman untuk tempat pengungsian.

Camat Logas Tanah Darat Drs Muradi mengatakan, dirinya mendapatkan informasi terjadinya banjir bandang ini dari warga sekitar pukul 09.30 WIB. Mendengar informasi tersebut, dirinya langsung terjun ke lokasi banjir untuk melihat kondisi warga, dan dampak dari banjir serta langkah pengamanan.

Walaupun terjadi banjir bandang, dirinya bersyukur tidak terjadi korban jiwa. Kerugian yang dialami warga sebagian besar berupa materiil seperti peralatan rumah tangga, sembako yang hanyut bersama derasnya air.

Mengenai penyebab banjir, Muradi mengaku, banjir ini lebih disebabkan tidak adanya resapan air di hulu sungai, akibat hutan yang terus dirambah oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Di samping itu ditambah lagi, tingginya curah hujan dalam beberapa pekan ini. ‘’Inilah akibatnya kalau hutan tidak kita jaga,’’ katanya.

Data yang berhasil dihimpun Riau Pos, rumah terendam di Desa Rambahan lebih 200 unit dan empat unit rumah papan hanyut. Selain itu ikut terendam fasilitas umum, seperti musala, masjid, sekolah dan Poskesdes.

Sementara di Desa Situgal merendam sekitar 20 unit rumah dan belasan rumah di Lubuk Kobun. Sedangkan di Sikijang, Logas, Teratak Rendah hingga pukul 18.00 WIB kemarin belum ada informasi berapa rumah yang terendam.(jps/dac/gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook