18 Santri Keracunan Makanan

Riau | Sabtu, 29 September 2012 - 10:12 WIB

18 Santri Keracunan Makanan
Sejumlah santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Selatpanjang, menjalani perawatan di IGD RSUD Selatpanjang, karena keracunan makanan, Jumat(28/9/2012). (Foto: AHMAD YULIAR/ RIAU POS)

Laporan AHMAD YULIAR Selatpanjang

DIDUGA keracunan makanan, 18 santri Bahrul Ulum Selatpanjang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan klinik dokter Joko di Jalan Kesehatan, Selatpanjang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah mendapat pertolongan, keseluruh santri sudah diperbolehkan pulang ke Pondok Pesantren Bahrul Ulum di Jalan Tanjung Harapan, Selatpanjang.

Dari 18 yang diduga keracunan, sembilan orang dilarikan ke RSUD, mereka adalah Neli Purnawati, Vivi Oktavia, Siti Sumida, Sari Wahyuni, Halida, Nurasmirita, Nurul Azizan, Roslindwati,  dan Khairi. Sementara 9 lainnya ke Klinik dokter Joko, Muslim, Fitria, Vita, Sohiro, Farida, Hera, Ida, Sonia dan Putri.

Majelis Pengasuh Bahrul Ulum Mashyudin, saat ditemui di Bahrul Ulum, Jumat (28/9) mengakui hal itu. Ia mengaku tidak tahu penyebab secara pasti, namun dari beberapa keterangan santri, mereka mulai merasakan mual dan pusing sejak, Kamis (27/9) malam.

‘’Semua santri sarapan, makan siang dan malam dari dapur umum Bahrul Ulum. Walaupun begitu tetap ada juga santri yang membeli makanan di luar jika masih merasa lapar,’’ katanya.

Disebutkan Mashyudin, sisa makanan kemarin malam yang diduga menjadi penyebab sudah diambil pihak Dinas Kesehatan untuk diteliti. Kita juga saat ini masih menunggu hasilnya.

‘’Menu makan malam kemarin, kacang, kol, tempe dan mi telor. Dan sisa makanannya sudah diambil Dinas Kesehatan tadi pagi. Sementara sisa sarapan tadi pagi sudah dibuang semua,’’ ujarnya.

Sari Wahyuni salah satu santri yang berasal dari Desa Bungur, Kecamatan Rangsang Pesisir saat ditemui terbaring di IGD RSUD Selatpanjang mengaku setelah makan malam tiba-tiba saja perutnya merasa mual dan sakit. Hal itu dirasakannya hingga pagi hari.

‘’Malam tadi saya makan nasi goreng yang dibeli di pasar. Yang saya rasakan mual dan pusing. Memang saya tidak muntah, tapi kawan saya ada yang sampai muntah,’’ kata Sari dengan kondisi lemah.

Sementara itu, Muslim sepulang berobat di Klinik dokter Joko, Jumat pagi (28/9) ditemui di Bahrul Ulum menyebutkan, pagi hari dia memakan kue dan nasi goreng yang dibeli di pasar, lalu tiba-tiba saja dia merasa pusing.  ‘’Setelah makan kue dan nasi goreng, saya sempat tidur sebentar, setelah itulah perut saya langsung mual,’’ ujarnya.

Didampingi dr Ricard dan dr Minda Sari menjelaskan, usai menangani sembilan santri yang dirawat di RSUD Selatpanjang, para santri tersebut belum bisa dikatakan keracunan makanan. Sebab harus diuji dulu sampel makanan yang dikonsumsi mereka di laboratorium.

‘’Keluhan mereka pusing, mual dan ada yang sampai muntah. Seperti ada gangguan di lambung mereka. Setelah kita berikan infuse selama satu jam, semuanya sudah bisa pulang,’’ sebut dr Minda.

Dari pantauan Riau Pos, tampak pihak kepolisian Sektor Tebing Tinggi mengambil data korban dan mencoba mencari tahu penyebab kejadian itu. Bahkan pihak kepolisian mengagendakan meminta keterangan dari pengasuh pondok pasantren.(mng)  









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook