ANTRE MELINTASI JEMBATAN AIR GODANG

Kendaraan Mengular 2,5 Km

Riau | Selasa, 29 Agustus 2017 - 12:05 WIB

Kendaraan Mengular 2,5 Km
KENDARAAN ANTRE: Antrean di lokasi pembangunan Jembatan Sungai Air Godang, Desa Semunai, Kecamatan Pinggir, Senin 28/8/2017). SYUKRI DATASAN/RIAU POS

BAGIKAN



BACA JUGA


(RIAUPOS.CO) - Keringat tak terbendung saat kendaraan harus antre di Jembatan Sungai Air Godang yang berada di wilayah Desa Semunai, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, senin (28/8). Hal itu terjadi karena  baru satu jalur dari bangunan jembatan itu yang bisa digunakan untuk lalu-lalang kendaraan. Satu jalur jalan tersebut pun tidaklah besar, sehingga kendaraan tidak bisa berpapasan di atas tapak jalan rigid beton jembatan tersebut. Sistem buka-tutup terpaksa dilaksanakan.

Aktivitas pengerjaan Jembatan Sungai Air Godang terus berlangsung. Sejumlah pekerja terlihat di lapangan merangkai anyaman besi konstruksi jembatan. Proyek bernilai Rp15,9 miliar lebih itu dikerjakan oleh KSO Bina Karya-Chandra Cipta. Di plang proyek dekat lokasi pembangunan terpampang waktu pengerjaan jembatan ini selama 334 hari kalender kerja.

Karena baru satu jalur jembatan yang bisa dilewati, penumpukan kendaraan di kedua sisi jembatan ini masih akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan. Karena tingginya volume kendaraan yang berlalu-lalang dan tidak ada jalur alternatif lain, proyek pembangunan jembatan Sungai Air Godang ini cukup sering menjadi titik simpul kemacetan. Itu sering terlihat dan dikeluhkan banyak pengendara pada penghujung pekan. Utamanya pada hari Sabtu dan Ahad volume kendaraan paling padat.

Riau Pos berkesempatan melihat dari dekat arus lalu-lintas di sekitar lokasi pembangunan jembatan itu pada Senin (28/8) petang. Meski terjadi antrean cukup panjang, sistem buka-tutup terlihat relatif lancar. Sebuah truk berat terlihat parkir karena rusak di sisi kiri jalan hanya beberapa meter dari mulut jembatan yang sedang dibangun. Karena kondisinya jauh di pinggir jalan, truk yang mengarah ke Pekanbaru itu sama sekali tidak mengganggu kelancaran arus buka-tutup.

Sejumlah anggota OKP berseragam Pemuda Pancasila (PP) juga terlihat membantu mengatur sistem buka tutup dari dua arah berlawanan. Ketua PP Desa Pinggir Darwis S didampingi rekan-rekannya di lapangan mengaku, sistem buka-tutup diberlakukan satu kali 20 menit. “Kami hanya membantu saja. Penanggung jawab kegiatan adalah pihak pemborong pekerjaan pembangunan jembatan,” katanya.

Ditambahkan Darwis, kalau saja pengemudi tertib dan tidak saling menyerobot jalur, arus lalu lintas tidak akan tersendat dan kemacetan parah tidak akan terjadi. Menurutnya, kemacetan yang sering dikeluhkan pengguna jalan selama ini lebih banyak disebabkan oleh adanya kendaraan yang rusak di tengah jalan.

“Itu penyebab paling banyak. Kemacetan sesekali juga dipicu oleh ulah segelintir sopir yang tak sabar menunggu antrian. Apalagi kalau yang saling serobot adalah bus besar. Maka untuk mengurainya butuh waktu cukup lama,” imbuhnya.

Rekannya dari Ikatan Pemuda Karya (IPK) yang juga ikut membantu mengatur sistem buka-tutup, Simbolon pun membenarkan keterangan Darwis. Menurutnya, bila kendaraan berat rusak dan kondisinya berada di tengah jalan, alamat akan terjadi kemacetan panjang. “Kalau itu terjadi pada akhir pekan di saat arus lalu lintas sangat padat, maka kemacetan parah akan terjadi,” ujarnya.(mng)

Laporan SYUKRI DATASAN, Pinggir









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook