PEKANBARU (RP) - Pusat Pengelolan Ekoregion Sumatera di Pekanbaru menilai tingkat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Riau sudah di atas ambang batas normalnya dan masuk katagori sangat tidak sehat.
‘’Berdasarkan pantauan kami di beberapa daerah seperti Pangkalan Kerinci, ISPU sudah mencapai 222 atau dikategorikan sangat tidak sehat,’’ ungkap Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera, Ir M Ilham Malik MSc.
ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu CO, SO2, NO2, Ozon permukaan (O3) dan partikel debu (PM10). ‘’Namum biasanya kalau sudah kebakaran, salah satunya sudah menjadi indikator, pencemaran, dan biasanya CO maupun yang lainnya sudah dibatas normal,’’ jelasnya.
Di Pekanbaru, menurut dia, ISPU mencapai 171 atau kategori tidak sehat. Jika dilihat secara umum, kondisi udara di Riau kemarin, kata Ilham, memang sudah di ambang batas normal.
Ilham menjelaskan, ISPU memiliki lima tingkatan. Sedangkan kondisi udara di daerah Riau saat ini, sudah masuk tingkatan keempat atau tingkatan sangat tidak sehat dengan nilai ISPU 200-299. ‘’Tapi belum masuk tingkatan berbahaya itu di atas 300,’’ jelasnya.
Dikatakan dia, udara baik ISPU menunjukkan angka 0-50 tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.
Sedang 51- 100 tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
Kondisi udara tidak sehat 101-199. Tingkat ini, kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Seperti di Riau dengan kabut tebal, atau dengan kondisi udara sangat tidak sehat dengan ISPU 200-299. Dengan artian kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi.
‘’Alhamdulillah belum masuk tingkat berbahaya. Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi,’’ lanjut Ilham.
Terpantau 575 Hot Spot
Jumlah hot spot di Provinsi Riau cukup fantastis terpantau melalui satelit NOAA 18, Rabu (28/8). Pada monitoring sekitar pukul 05.00 WIB, sebanyak 575 hot spot terpantau mengepung Provinsi Riau. Sedangkan pulau Sumatera terpantau 723 hot spot.
Kepala Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Ferry Sitorus melalui Staf Analisa Slamet Riyadi menyebutkan, jumlah 575 titik itu merupakan hasil pantauan pagi. ‘’Dari dua kali monitoring, pagi pukul 05.00 WIB dan petang pukul 17.00 WIB, di paginya termonitor 575 titik panas,’’ kata Slamet.
Dari 575 titik itu, terdapat di 10 kabupaten/kota, Pekanbaru dan Kepulauan Meranti sama sekali tidak terpantau.
Pelalawan kembali menjadi penyumbang terbanyak 305 titik, berikutnya di Rokan Hilir 16 titik, Rokan Hulu 10 titik, Dumai 4 titik, Bengkalis 74 titik, Siak 12 titik, Kampar 48 titik, Indragiri Hulu 37 titik, Indragiri Hilir 25 titik dan Kuantan Singingi 44 titik. Jumlah ini naik 263 titik dari hari sebelumnya yang mencapai 312 titik.
‘’Tapi untuk pantauan sore tidak terpantau. Namun kami tidak percaya begitu saja menunggu hasil monitoring Kamis (29/8) pagi, bisa ketahuan naik atau turun jumlahnya,’’ jelas Slamet.
Dari data BMKG, pantauan kemarin tertinggi untuk Agustus. Sebelumnya tertinggi terjadi 4 Agustus sebanyak 308 titik.
Data berbeda dirilis Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB), Rabu (28/8) malam. BNPB hanya menemukan 37 titik. Angka ini turun drastis dibanding pantauan hot spot pagi seperti dirilis BMKG Pekanbaru.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan untuk Sumatera jumlah titik api juga turun drastis.
‘’Di Sumatera terpantau 99 hot spot, 37 titik di Riau,’’ katanya malam tadi.
Untuk penanggulangan Karhutlan di Riau, Sutopo menyebutkan, kemarin BPBD didampingi BNPB Riau telah melakukan operasi pemboman air, hujan buatan, dan operasi pemadaman darat.
‘’Hari ini (kemarin, red) telah dilakukan water bombing di Pelalawan dengan 1 helikopter Bolco dan 1 helikopter Sikorsky yang mampu mengangkut 4.500 liter air sekali terbang,’’ ujarnya.
Ganggu Penerbangan
Kabut asap tebal kemarin sempat membuat jarak pandang hanya 300 meter. Jadwal penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II pun kacau.
Satu penerbangan Mandala Tiger Jakarta-Pekanbaru terpaksa mengalihkan pendaratan (divert) ke Bandara Kualanamu, Medan. Satu penerbangan Silk Air terpaksa kembali pulang ke Singapura.
Sementara enam penerbangan lain delay yakni Garuda Indonesia tujuan Jakarta-Pekanbaru, Lion Air Jakarta-Pekanbaru, Air Asia Medan-Pekanbaru, Air Asia Bandung-Pekanbaru, Sriwijaya Batam-Pekanbaru dan Mandala Tiger Jogjakarta-Pekanbaru. Sedangkan dua penerbangan rute
‘’Kondisinya masih seperti sebelumnya, ada yang divert, dan juga yang delay di bandara asal yang menunda penerbangan ke Pekanbaru. Namun kali ini ada satu penerbangan luar negeri yang kembali lagi dan membuat jadwal penerbangan kacau,’’ ujar Airport Duty Manager PT AP II Bandara SSK II Pekanbaru, Baiquni.(gus/eka/egp/ali/ilo/fat/*3/*5)
KONI Agendakan Puslatkab 503 Atlet
RENGAT (RP) - Sebanyak 503 atlet untuk 19 cabang olahraga yang akan memperkuat Tim Kabupaten Inhu pada pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi Riau (Porprov) Riau tahun 2014 mendatang. Bahkan pada bulan September ini hingga Desember mendatang, atlet tersebut akan mengikuti pemusatan latihan kabupaten (Puslatkab).
Hal itu disampaikan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Inhu, H Sunardi Ibrahim SSos MM kepada Riau Pos, Rabu (28/8) di Rengat.
‘’Sebelum mengikuti Puslatkab, 503 atlet yang terpilih ini, terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan mulai akhir Agustus ini. Untuk pemeriksaan kesehatan tersebut, Koni Inhu sudah bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI),’’ ujarnya.
Dijelaskan Sunardi, pelaksanaan Puslatkab sepenuhnya akan dilakukan masing-masing cabor. Tim dari KONI Inhu hanya bertindak sebagai pemantau dan akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Puslatkab yang dilaksanakan tiap cabor tersebut.
Ditargetkan, pada Januari 2014 mendatang, atlet yang akan memperkuat Kabupaten Inhu pada Porprov Riau VIII sudah terbentuk.
‘’Setelah pelaksanaa Puslatkab tentunya atlet yang terpilih akan mengerucut. Setelah itu kita tinggal memfokuskan diri meningkatkan kemampuan atlet sekaligus menambah jam terbang dengan mengikuti berbagai kejuaraan,’’ tuturnya.
Untuk menyinergikan program Puslatkab tersebut, mulai tahun 2013, alokasi dana pembinaan atlet langsung diberikan kepada masing-masing cabor dengan cara ditransfer langsung melalui rekening yang sudah ditetapkan.
Saat ini KONI Inhu sudah merealisasikan 30 persen anggaran pembinaan yang sudah disetujui. Bahkan jika laporan pertanggungjawabannya sudah disampaikan ke KONI Inhu, kembali akan mentransfer ke rekening cabor.
Sunardi juga menyampaikan, sebagai tuan rumah Porprov Riau VIII tahun 2014 mendatang, KONI Inhu sangat serius untuk mempersiapkan atlet-atlet yang akan berlaga pada Porprov Riau tersebut.
Sebab Kabupaten Inhu menargetkan mampu meraih sukses dari sisi penyelenggaraan maupun sukses prestasi.
‘’Meskipun target kita juara, tetapi kita tetap harus mengutamakan dan mengedepankan atlet-atlet lokal berprestasi. Hal ini bahkan sudah ditegaskan Bupati Inhu Yopi Arianto dalam berbagai kesempatan,’’ terangnya.(kas)