Asap, Sekolah di Riau Diliburkan

Riau | Kamis, 29 Agustus 2013 - 10:28 WIB

Asap, Sekolah di Riau Diliburkan
Sejumlah siswa di Pekanbaru belajar dengan menggunakan masker karena tebalnya asap di kota ini. Foto Teguh Prihatna/Riau Pos

PEKANBARU(RP) - Kabut asap yang melanda Kota Pekanbaru dan Riau secara umum semakin parah. Bahkan kualitas udara sudah masuk kategori sangat tidak sehat, Rabu (28/8).

Kondisi ini menjadikan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru meliburkan proses belajar mengajar untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) hingga kelas III mulai hari ini, Kamis (29/8), hingga waktu yang ditentukan kemudian.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sementara kemarin, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru juga mengakhiri proses belajar-mengajar lebih awal di tujuh sekolah yang kondisi kabut asapnya paling parah.

Sekolah-sekolah itu umumnya berada di pinggiran kota. Di luar itu, sekolah yang tetap menggelar proses belajar-mengajar, mewajibkan seluruh perserta didik untuk memakai masker, meskipun di dalam ruangan kelas.

Surat Edaran (SE) Wali Kota Pekanbaru Firdaus ST MT mengenai meliburkan sekolah itu disampaikan Kabag Humas Ariesman Rozie.

‘’Terhitung besok (hari ini, red), mereka diliburkan sampai waktu yang ditentukan kemudian,’’ ujar Aries Rozie, malam tadi.

Dalam SE itu juga disebutkan, untuk kelas 4-9 (SD dan SLTP) dan SLTA tetap belajar seperti biasanya. Kecuali untuk siswa yang rentan mengalami gangguan kesehatan karena asap diperbolehkan untuk mengambil libur.

‘’Di poin berikutnya, di surat edaran itu meminta sekolah untuk mengurangi aktifitas kegiatan sekolah yang berada di luar ruangan,’’ imbuh Rozie.

Selain itu kemarin, ia mengakui, Disdik mengambil kebijakan meliburkan tujuh sekolah selama satu hari karena kabut asap sangat tebal di sekolah yang berada di pinggiran kota itu. Kondisi ini mengganggu proses belajar-mengajar dan kesehatan peserta didik.

Kepala Seksi (Kasi) SMP, SMA Disdik Pekanbaru Mujailis mengatakan, instruksi meliburkan sekolah tersebut disampaikan Disdik melalui short message service (SMS). ‘’Sedangkan surat edaran itu bakal kita sebarkan di sekolah tersebut,’’ ujar Mujailis.    

Dikatakan dia, sebelum memberikan kebijakan untuk meliburkan tujuh sekolah itu, Disdik telah mendapatkan informasi dari sekolah bersangkan. Tak hanya ketebalan asap, namun dampaknya juga sudah mengganggu proses belajar mengajar.

‘’Kita sudah dihubungi pihak sekolah tentang kondisi asap yang mengkhawatirkan itu. Melalui SMS sudah diinstruksikan agar sekolah-sekolah yang ada di pinggiran itu diliburkan saja,’’ ungkapnya.

Untuk mengetahui perkembangan terkini kualitas udara, Disdik berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Diskes). Apabila kondisi udara sudah memungkinkan, lanjutnya, maka sekolah tersebut baru bisa masuk sekolah kembali.  

‘’Kualitas udara sangat tidak sehat berdasarkan koordinasi kita dengan Diskes sementara ini,’’ sebutnya.

Sementara untuk sekolah-sekolah yang berada di tengah kota, Mujailis menegaskan, pihak sekolah bisa meliburkan jika dirasa sudah diperlukan.

Adapun tujuh sekolah yang memulangkan peserta didiknya lebih awal kemarin antara lain SMPN 6 Pekanbaru yang menginstruksikan agar siswa pulang pada pukul 09.00 WIB, SMAN 3 Pekanbaru pukul 11.00 WIB dan SMKN 7 Pekanbaru pukul 10.00 WIB. Kemudian SMAN 13 Palas, SMKN 5 Rumbai, SMPN 28 Okura dan SMPN 19 Palas.

‘’Benar siswa kita pulangkan. Ini sesuai pemberitahuan Dinas Kesehatan kepada Kadisdik, mengenai kondisi cuaca yang tidak sehat. Selanjutnya, Kadisdik menginstruksikan untuk menghentikan belajar-mengajar, karena udara cukup berbahaya. Tapi besok (hari ini,red) kembali belajar seperti biasa,’’ ungkap Kepala Sekolah SMPN 6 Pekanbaru, Zamhur SPd kepada Riau Pos.

Hal itu juga diakui salah seorang siswa SMPN 6 Pekanbaru, Harum (14). ‘’Ya, sudah pulang dari pukul 09.00 tadi. Karena asap jadi libur. Tapi besok (hari ini, red) masuk lagi,’’ ujarnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 3 Pekanbaru, Drs T Arulan mengatakan, sesuai instruksi dari pimpinan, siswa-siswi dipulangkan. ‘’Jadi sesuai intruksi dari Kadisdik, kondisi udara yang tidak baik, dapat berakibat gangguan kesehatan para siswa,’’ jelasnya.

Begitu juga di SMKN 7 Pekanbaru. Salah seorang siswa, Yolanda menyebutkan, sekolah mengumumkan siswa-siswi pulang lebih awal. ‘’Sudah dari pukul 10 pulangnya. Majelis guru mengumumkan untuk pulang. Tapi besok masuk seperti biasa,’’ ujar Yolanda.

Kepala SMK Negeri 5 Pekanbaru, Feri Daswandi SPd, juga membenarkan sekolah yang dipimpinnya memulangkan siswa lebih awal. ‘’Namun istilahnya bukan dipulangkan, tetapi meminta kepada siswa siswa agar belajar di rumah masing-masing dengan tugas yang telah diberikan guru mata pelajaran,’’  tutur Feri.

Setelah mengikuti pelajaran, pada jam istrirahat pertama mayoritas sekolah di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir sudah meminta kepada siswa-siswinya untuk belajar di rumah. Hal senada juga disampaikan Kepala SMK negeri 7 Pekanbaru, Suratno.

‘’Benar, setelah mendapat informasi dari Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, begitu jam istirahat pertama kita langsung menyampaikan hal tersebut kepada seluruh siswa,’’ terangnya.

Namun, beberapa sekolah di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir mengaku baru mengetahui info tersebut pukul 10.30 WIB. Seperti yang disampaikan, Amir Hamzah kepala SD Negeri 149 Pekanbaru menuturkan, pihaknya baru mengetahui kabar murid dipulangkan lebih awal setelah sekolah lainnya sudah memulangkan siswa.

‘’Kita baru tahu infonya setelah di hubungi langsung oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, sekitar pukul 10.30 WIB,’’ terangnya.

Sementara sekolah di luar itu, meski proses belajar dan mengajar tetap berlangsung, siswa diwajibkan menggunakan masker meski di dalam ruangan kelas. Kondisi ini terlihat di MTs Negeri Andalan Pekanbaru. Ini karena siswa tak nyaman lagi mengikuti proses belajar-mengajar. Tak hanya mata yang perih, para siswa juga merasa dada mereka terasa sesak.

‘’Perih sekali. Mata belajar pun tak nyaman, kita pakai masker tapi nafas masih sesak juga,’’ ungkap siswa-siswi MTSN Andalan yang ditemui Riau Pos di ruang belajar.

Kepala Sekolah MTsN Andalan Pekanbaru, H Marzuki MAg menjelaskan, hingga kemarin ia belum mendapatkan surat edaran resmi dari Disdik Pekanbaru. Dengan begitu proses belajar-mengajar tetap berjalan dengan memakai masker.

‘’Belum terima instruksi untuk meliburkan sekolah, jadi kita masih belajar pakai masker,’’ ujar Marzuki kepada Riau Pos, kemarin.

Rekomendasi Dinas Kesehatan

Adapun rekomendasi untuk meliburkan sekolah itu disampaikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin mengatakan, rekomendasi itu disampaikan guna mengeliminir terjadinya peningkatan kasus penyakit karena kabut asap.

‘’Ya kalau untuk penerapannya bukan kewenangan kita. Itu tergantung keputusan Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Yang jelas untuk rekomendasi, kita usulkan agar meliburkan siswa sampai kondisi normal,’’ ujarnya kepada Riau Pos, kemarin. dan pihak-pihak terkait.

Di bagian lain, Pelaksana tugas (Plt) Kadisdik Riau, Hadimiharja mengimbau sekolah yang terkena dampak asap menghentikan aktivitas di luar sekolah. Jika kondisi terus berbahaya, maka pihak Disdik kab/kota dapat mengistirahatkan anak dalam proses belajar-mengajar.(gus/eka/egp/ali/ilo/fat/*3/*4)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook