(RIAUPOS.CO) - Upaya penanganan kemunculan harimau sumatera di Desa Koto Tuo, Kecamatan XIII Koto Kampar, belum mengobati kekhawatiran warga. Meski sudah dilakukan pemasangan kamera trap (pengintai), tapi wujud si belang tak terekam juga. Tapi, jejak kaki masih juga ditemui.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono menyebut, pihaknya sudah memasang tiga kamera trap di sekitar lokasi perjumpaan harimau tersebut. Kamera trap tersebut sudah dipasang sejak dua pekan lalu.
“Kamera trap sudah kita pasang di sana. Tapi setelah kita cek, belum ada terlihat harimau melintas di sana,” kata Suharyono, Jumat (27/7) siang.
Padahal kata dia, kamera trap tersebut dipasang di kawasan perlintasan harimau tersebut.
“Itu kita pasang di tiga titik, yang kita nilai menjadi perlintasan harimau tersebut. Tapi belum berhasil merekam aktivitas harimau,” ujarnya.
Meski tak terekam, kata dia, namun pihaknya menjumpai jejak kaki harimau. Lokasinya masih di sekitar itu. Namun, dari jejak kaki tersebut kata dia, berukuran kecil. “Bisa jadi itu anak harimau, atau hewan yang termasuk dalam keluarga kucing besar,” ujarnya.
Hingga kini, pihaknya masih terus memantau pergerakan harimau tersebut. Kuat dugaannya, harimau tersebut tidak menetap di lokasi tersebut. Melainkan hanya melintas. “Ya, itu daerah perlintasannya,” kata Suharyono.
Sebelumnya, pihak BBKSDA Riau juga telah memasang umpan, sebagai pemancing harimau tersebut keluar dari persembunyiannya. Tapi upaya itu tidak juga berhasil.
BBKSDA juga meminta warga untuk sama-sama menjaga keberadaan kamera agar pengamatan berjalan sukses. Kamera dipasang dalam tempo satu bulan.
“Kami mengharapkan dengan pemasangan kamera trap bisa mendokumentasikan harimau yang melintas, sehingga dapat diketahui jenis kelamin dan perkiraan umur,” ujarnya.
Selain untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang harimau, keberadaan kamera trap juga bertujuan untuk mengetahui upaya apa yang akan dilakukan guna menjauhkan harimau dari pemukiman masyarakat. Misalnya penghalauan atau penggiringan ke habitatnya yang paling memungkinkan untuk menjauhi pemukiman warga.
Diketahui, pada awal Juli lalu, masyarakat menemukan adanya jejak harimau di kawasan perkebunan karet warga. Warga yang berladang merasa khawatir karena keberadaan tersebut.
Ikhsan (36) salah seorang warga di Desa Koto Tuo itu, mengaku melihat sendiri jejak harimau tersebut. Lokasinya tidak jauh dari perkampuangan mereka.
Ikhsan menyebutkan, tidak hanya di desanya, tapi jejak-jejak harimau juga terlihat di kampung sebelah, Desa Koto Tuo Barat. Ikhsan bersama sejumlah warga lainnya begitu yakin itu jejak harimau.
“Sudah ada warga yang mengaku melihatnya. Bahkan sudah ada ternak yang mau diganggu walaupun belum pasti kebenarannya,” sebut Ikhsan. Jejak harimau ada yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari perkampungan warga.(mng)
Laporan SARIDLA MAIJAR, Pekanbaru