(RIAUPOS.CO) -- Sebanyak 2.804 personel gabungan dikerahkan dalam Operasi Ketupat Muara Takus 2019. Ribuan personel akan bertugas selama 13 hari ke depan memberikan pelayanan dan pengamanan arus mudik perayaan Idulfitri 1.440 Hijriyah.
Pelaksanaan gelar pasukan itu, berlangsung di halaman Kantor Gubernur Riau (Gubri) dipimpin oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo, Selasa (28/5) pagi. Pada kesempatan tersebut turut hadir, Wakil Gubri Edy Natar Nasution, Danrem 031/Wirabima, Brigjen TNI Mohmmad Fadjar, Danlanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Ronny Irianto Moningka.
‘’Operasi Ketupat Muara Takus 2019 ini, sifatnya terpusat. Seluruh pusat kendali ada di Mabes Polri, dan pelaksanaan gelar pasukan ini dilakukan serentak se-Indonesia,” ungkap Widodo Eko Prihastopo usai pelaksanaan kegiatan.
Dalam operasi tersebut, dikatakan Kapolda, pihaknya mengerahkan kekuatan sebanyak 2.804 personel gabungan. Rinciannya, 1.048 personel Polri, 300 personel TNI, 534 personel Dinas Perhubungan (Dishub) serta personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebanyak 384 orang.
Lalu, Jasa Raharja 32 personel, Pemadam Kebakaran (Damkar) 68 personel, 33 personel dari Palang Merah Indonesia (PMI), 37 orang dari Pramuka, 179 personel dari Dinas Kesehatan (Diskes). Kemudian, 121 personel dari Semkom, Basarnas 15 personil, 15 personel dari Adpel, 20 personel dari Pelindo, 12 personel PLN dan 6 personel dari Organisasi Angkutan Darat (Organda).
‘’Ada sekitar 2.800 personel gabungan TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Satuan Wilayah hingga adik-adik pramuka,” papar mantan Waka Polda Jawa Timur.
Disampaikan jendral bintang dua, pelaksanaan Operasi Ketupat Muara Takus 2019 berlangsung selama 13 hari, terhitung mulai tanggal 29 Mei hingga 10 Juni mendatang.
Selain itu, disebutkan dia, pihaknya telah mendirikan 38 posko pengamanan, 15 posko pelayanan dan dua posko terpadu yang tersebar di 12 kota/kabupaten. Di mana pada tahun sebelumnya, terdapat 38 pos pengamanan, 17 pos pelayanan dan satu pos terpadu.
‘’Jumlah pos pelayanan menurun dibanding tahun sebelumnya. Penurunan jumlah pos tersebut sesuai dengan evaluasi untuk memberikan pelayanan lebih efektif kepada masyarakat,” jelas Widodo.
Ditambahkan Kapolda, saat ini situasi keamanan di Provinsi Riau cukup kondusif. Tidak ada peningkatan angka kriminalitas di Bumi Melayu menjelang hari raya Idul Fitri. Akan tetapi, dia menegaskan, Polda Riau dan jajaran tetap melakukan dan meningkatkan kewaspadaan, terutama di pusat keramaian seperti Bandara, mall, tempat rekreasi dan lainnya. Hal ini, untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tak diinginkan.
‘’Kita mengedepankan operasi kemanusiaan. Tidak prioritaskan penegakan hukum. Meski begitu, kita tetap waspada. Fokus pengamanan contoh pusat keramaian, pelabuhan, Bandara, mall, pasar,” ucap Kapolda.
Sementara, mengenai kesiapan jalur mudik, Widodo menyampaikan, pihaknya bersama instansi terkait melakukan peninjauan secara langsung ke Jalan Lintas Sumatera yang berbatasan dengan dua provinsi yakni, Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatra Utara (Sumut).
Hasil peninjau itu, sambung dia, jalan tersebut cukup baik dan siap dilalui pengendara. Namun, diakuinya, masih ada beberapa titik yang masih dalam tahapan pengerjaan perbaikan jalan dan jembatan yang tengah digesa pengerjaannya.
‘’Saya sudah cek Jalinsum (Jalan Lintas Sumatra, red) Alhamdulillah kondisinya bagus. Hanya saja saya berikan catatan agar lampu (penerangan jalan umum) diperbanyak terutama pada titik jalan rusak,” jelasnya.
Sedangkan untuk daerah rawan terdapat di empat kota/kabupaten di Riau. Di antaranya, Kabupaten Kampar dan Rokan Hilir (Rohil) yang merupakan daerah rawan kecelakaan dan kemacetan. Lalu, Kebupaten Pelalawan yang rawan banjir dan Kota Pekanbaru rawan kemacetan.
‘’Untuk daerah rawan-rawan itu, saya sudah instruksi kepada Kapolres untuk melakukan pengawasan dan membantu kelancaran arus lalu lintas,”pungkas Kapolda Riau.(rir)
Laporan RIRI RADAM, Pekanbaru