PEKANBARU (RP) - Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI Prof Dr Dedi Jubaidi MAg dengan tegas mengatakan, jangan sampai para siswa madrasah putus sekolah karena tidak ada biaya.
‘’Kita tidak mau siswa madrasah tidak bisa bersekolah karena tidak ada biaya. Jika ada siswa tidak mampu ekonominya, saya menganjurkan secepatnya dilaporkan,’’ ucap Dedi pada pembukaan Expo Madrasah, Senin (28/5) di MTsN Bukitraya di Jalan Unggas Ujung, Kelurahan Simpangtiga Pekanbaru.
Ia juga tidak menginginkan kondisi madrasah hampir rubuh. ‘’Kami juga menghimbau untuk segera melaporkan kondisi sekolah seperti itu,’’ tuturnya. Dalam kesempatan itu Dedi memberikan semangat untuk madrasah.
Baru-baru ini, di Jawa Tengah sudah ada siswa MTsN membuat biji salak menjadi etanol dan kulitnya menjadi pengawet. Selain itu di Bogor sudah ada siswa MTsN berhasil membuat robot.
‘’Jadi kita tidak boleh berkecil hati, cukup banyak kebolehan yang bisa dihasilkan siswa madrasah,’’ ucapnya.
Senada dengan itu, Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit menyampaikan ada empat hal yang mesti ditanamkan kepada siswa yakni, pertama, berikan pengetahuan yang bisa berkembang, kedua galakkan siswa dengan olahraga, karena dengan olahraga badan menjadi sehat dan pikiran juga menjadi sehat, ketiga ajarkan siswa itu seni, sehingga dengan seni siswa bisa bergaul dan memaklumi orang lain dan keempat penuhi identitas diri dengan keagamaan.
Sementara itu, Kakanwil Kemenag Riau Drs H Asyari Nur SH MM menyebutkan, tiga tahun belakangan ini masyarakat sudah memahami keberadaan sekolah agama bagi anaknya. Hal itu terbukti dengan tingginya animo masyarakat terhadap sekolah agama.
‘’Adanya animo masyarakat, madrasah mengalami kekurangan 50 lokal untuk seluruh Provinsi Riau. Kita selalu mengusulkan penambahan lokal, tetapi disayangkan baru dapat terakomodir untuk penambahan lokal itu hanya enam,’’ tuturnya.(dac)