Riau Perlu Tambahan Kuota BBM

Riau | Kamis, 29 Maret 2012 - 08:59 WIB

PEKANBARU (RP) - Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk provinsi penghasil minyak perlu ditambah. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Provinsi Riau, Edy Kusdarwanto. Disebutkannya, stok yang ada sekarang tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat.

Hal ini terkait dengan rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada April 2012 ini. Harga kenaikan BBM itu diperkirakan berkisar Rp1.500.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Artinya harga premium atau bensin yang saat ini Rp4.500 menjadi Rp6.000, begitu juga dengan jenis solar Rp4.500 menjadi Rp6.000.

‘’Melihat laju pertumbuhan di Provinsi Riau ini, maka stok yang ada saat ini sudah tidak mencukupi lagi, dan perlu penambahan kuota,’’ ujar Edy kepada Riau Pos, Rabu (28/3).

Menurut Edy, permintaan penambahan kuota BBM untuk Riau itu karena dinilai tidak imbang, mengingat laju pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup tinggi. Tidak hanya itu, masih banyak masyarakat di Provinsi ini yang tidak tersalur jaringan listrik, dan untuk penerangan banyak menggunakan mesin genset. Selain itu, kebutuhan di dunia bisnis juga terus meningkat.

Disebutkan Edy, stok BBM Subsidi Riau untuk 2012 totalnya, Premium 673,437 KL, untuk solar 668,628 KL, sedangkan untuk kerosene (minyak tanah) 66,426 KL.

‘’Untuk itu, oleh karena kita mendorong adanya industri kecil-kecilan masyarakat dan memerlukan sarana produksi genset dan menggunakan bahan bakar, maka perlu peningkatan stok. Apalagi sekarang daya beli masyarakat meningkat,’’ ujarnya.    

Permintaan penambahan kuota Riau akan dikoordinasikan bersama lintas sektoral. ‘’Untuk angka pastinya belum kita peroleh. Namun kita meminta kepada Pertamina agar dapat merealisasikannya, kita akan usulkan dengan mempertimbangkan laju pertumbuhan di Riau,’’ tuturnya.

Antrean Panjang di SPBU Tualang

Dalam pada itu, Pemerintah Kecamatan Tualang meminta ada penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) di dua SPBU guna mengantisipasi antrean panjang kendaraan di SPBU dan terjadi kelangkaan minyak, karena kuota BBM saat ini masih kurang memenuhi kebutuhan masyarakat Perawang.

Disebabkan kurangnya kuota, tentu menimbulkan antrean panjang kendaraan setiap BBM masuk ke SPBU dan terjadi kelangkaan minyak terutama jenis premium di SPBU. Masyarakat terpaksa membeli BBM di pengecer dengan harga yang cukup mahal. Sebab mayoritas masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan roda dua dan SPBU juga masih melayani kebutuhan masyarakat luar dari Kecamatan Tualang yang belum memiliki SPBU.

Plh Camat Tualang, Zalik Efenddi menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadi antrean panjang kendaraan, adalah karena kurangnya pasokan BBM yang didistribusukan ke dua SPBU di Kecamatan Tualang. Hal ini menyebabkan BBM terutama jenis premium cepat habis, sehingga terjadi kelangkaan minyak jenis tersebut.

“Kita sudah menyampaikan dan menyurati agar adanya penambahan kuota BBM untuk kedua SPBU, karena kuota yang ada saat ini sangat kurang memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini menyebabkan antrean panjang kendaraan dan juga BBM cepat habis di SPBU,”jelas Zalik,Rabu (28/3) kemarin.

Menurut Zalik, kuota BBM diperoleh SPBU sebanyak 18000 liter/perhari dari Pertamina. Namun dibandingkan jumlah kendaraan terutama roda dua, stok tersebut masih sangat kurang.

Kecamatan Tualang memerlukan tambahan kuota lagi untuk kedua SPBU yang ada di jalan Km 5 dan Km 9 Perawang.

Untuk itu, Zalik berharap agar penambahan kuota di dua SPBU Perawang dapat dipenuhi Pertamina.

Sebab, jika kuota tidak ditambah maka kekurangan BBM terutama jenis premium tetap akan terjadi. Ini akan menimbulkan antrean panjang kendaraan setiap hari di SPBU. Pada kesempatan ini, Zalik mengimbau agar masyarakat jangan cemas terjadi kelangkaan minyak.

Dikatakan Zalik, antrean terjadi hanya karena adanya kecemasan masyarakat terkait isu kenaikan BBM. Hal ini mempergaruhi masyarakat untuk mengisi minyak di SPBU, agar kendaraan mereka tetap ada bahan bakar. Inilah yang menimbulkan antrean panjang kendaraan seperti sekarang ini.(gus/rio/wik/muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook