“Yang untuk TMC sudah duluan, ada satu unit. Sedangkan helikopter yang belum datang saat ini masih mengurus izin terbang, karena izinnya cukup banyak yang diurus,” sebutnya.
Gubenur Riau, H Syamsuar mengatakan, untuk penanggulangan karhutla pihaknya sudah menyiapkan anggaran yang terletak pada biaya tak terduga. Selain itu, anggaran tersebut ada di Dinas Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau. Namun untuk berapa besarannya, ia mengaku belum mengetahui pasti.
“Anggaran sudah ada, baik di kehutanan maupun di APBD. Anggaran itu disiapkan agar bisa dimanfaatkan supaya tidak terganggu tugas memadamkam kebakaran. Kalau jumlahnya saya belum bisa sebutkan, nanti saya cek lagilah,” katanya.
Sementara Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto mengatakan, pengerahan ratusan personel ke Bengkalis untuk menambah jumlah kekuatan yang tengah memadamkan lahan yang terbakar.“Hari ini (kemarin, red) kami turunkan BKO (bantuan kendali operasi) personel Brimob Kompi A dari Pekanbaru. Jumlahnya satu satuan setingkat kompi (SSK), sekitar 100 personel,” ungkap Sunarto. Selain itu, sebut Sunarto, sebanyak satu satuan setingkat pleton (SST) dari Yon B Rokan Hilir (Rohil) juga ke Kota Dumai. Mengingat, di wilayah tersebut masih terjadi karhutla. “Satu SST personel Yon B Rohil, kami geser ke Dumai,” terangnya.
Karhutla Riau Hambat Pariwisata
Berdasar update BMKG Riau pukul 06.00 WIB terdapat 44 hot spot. Namun pada pukul 16.00 WIB berkurang menjadi 23 titik. Di antaranya Kepulauan Riau 2 dan Riau 21 titik. Untuk Riau yang paling banyak di Kepulauan Meranti 12 titik, Pelalawan 6, Siak 2, dan Bengkalis 1.
Sementara untuk cuaca di Riau, sejak pukul 16.30 WIB akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Wilayah tersebut di antaranya Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Siak, Kuantan Singingi, Rokan Hulu, Rokan Hilir, hingga meluas ke Pelalawan. Kondisi hujan akan berlangsung hingga pukul 18.30 WIB.
Terkait karhutla di Bengkalis dan Dumai, Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Bambang Rusdianto mengatakan hal ini bakal mempengaruhi sektor pariwisata di Riau. Khususnya Rupat Utara dan Dumai.
“Dengan adanya bencana asap, kunjungan wisatawan yang akan datang bakal batal ke sana. Jumlah kunjungan akan berkurang. Karena mereka menganggap sebagai kawasan yang tidak sehat. Berbeda dengan lingkungan yang masih bersih dan indah, pasti wisatawan akan ramai,” jelasnya.
Bambang menambahkan, bahwa secara otomatis biaya yang masuk ke sektor pariwisata akan berkurang, khususnya ekonomi masyarakat. Di antanya kurangnya yang berbelanja di sana, tidak ada yang menyewa hotel maupun home stay. Begitu juga menurunnya pembelian oleh-oleh serta suvenir. “Mudah-mudahan dalam seminggu ini, masalah asap segera hilang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Bambang berharap, jika memang itu sebagai daerah mata pencarian di sektor wisata, mereka harus meningkatkan terus sadar wisata dan sapta pesonanya, serta menjaga lingkungan. “Bagi masyarakat Riau harus menjaga alam. Jangan buang puntung rokok sembarangan dan yang mengakibatkan kebakaran, karena efek samping dari kebakaran hutan sendiri itu banyak, misalnya pariwisata bisa lumpuh,” imbaunya.
Bambang juga menyampaikan terkait wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Riau pada 2017 terdapat 102 ribu wisman, 2018 140 ribu wisman.
“2019 ini kami berharap ada 160 ribu wisman yang datang ke Riau. Tapi inilah awal tahun sudah ada karhutla jadi khawatir juga akan berkurang. Takutnya seperti 2015 lalu, tidak ada penerbangan ke Riau,” tuturnya.(hsb/sol/rir/*3)