Kepala Staf Presiden Moeldoko saat kunker ke Dumai mengatakan pemerintah sudah mendapatkan prestasi dalam upaya menekan kebakaran hutan, bukan berarti kebakaran hutan berhenti karena kebakaran hutan tidak mengenal waktu.
“Konsep khususnya bagaimana maintenance situasi ini yang terjadi, evaluasi pengalaman masa lalu yang perlu diperbaiki sehingga nanti ada SOP yang baru harus diterapkan menjadi kesepakatan bersama antara masyarakat petani, pemda, TNI/polri dan pengusaha,” terangnya.
Semuanya harus bersatu padu dan memiliki semangat yang sama. Karena kebakaran hutan tidak mengenal siapa pun menjadi korban. “Ini tetap menjadi perhatian serius pemerintah, bahkan saat gubernur Riau baru dilantik langsung ditugasi untuk menyelesaikan karhutla di Riau,” tutupnya.
Fokus di Dumai dan Bengkalis
Hingga kemarin (22/2), tim gabungan dari Manggala Agni, BPBD, TNI-Polri dan instansi terkait masih terus melakukan pemadaman karhutla di beberapa lokasi di Riau. Namun, fokus utama tim gabungan saat ini memadamkan api di Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis. Koordinator Manggala Agni Provinsi Riau, Edwin Putra mengatakan, di dua daerah itu saat ini merupakan lokasi yang paling parah terjadinya karhutla. Tepatnya di Desa Bangsal Aceh, Kota Dumai dan Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis.
“Di lokasi itu, saat ini api yang membakar lahan masih cukup besar. Karena lokasinya terjadi di lahan gabut sehingga cukup menyulitkan petugas melakukan pemadaman. Sebab, api berada di bawah tanah,” katanya.
Selain pemadaman melalui darat, tim gabungan juga melakukan pemadaman melalui udara dengan water bombing dengan helikopter type Bell 412. Water bombing dilakukan di lokasi yang sulit terjangkau dari jalur darat.
“Kalau untuk personel Manggala Agni yang diturunkan saat ini berjumlah 135 dibagi menjadi sembilan regu,” jelasnya.
Sementara Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger mengatakan, terhitung sejak Kamis (21/2) water bombing dilakukan di daerah Terkul dan Teluk Lecah, Rupat, Bengkalis. Kemudian di Teluk Makmur, Medang Kampai, Lubuk Gaung, Sei Sembilan Medang Kampa, dan Bangsal Aceh, Dumai.
“Kemudian juga di Rantaun Bais (Rohil). Bonai (Rohul), Sam-Sam, Kandis (Siak). Karya Indah, Tapung (Kampar). Total 11 sortie, 7 x sortie recce dan 4 sortie 24x WB 19.200 liter,” jelasnya.
Untuk tim darat, BPBD Bengkalis melakukan pemadaman lanjutan di Jalan Tok Jedi, Desa Teluk Lecah. Kemudian juga di Jalan Sekda Kecamatan Rupat, di mana kondisi saat ini tim pemadam masih melakukan pendinginan.
“Untuk BPBD Dumai, melakukan pemadaman lanjutan di jalam Parit II dan III Bangsal Aceh. Lokasi yang terbakar di sini mencapai 22 ha dari semula 18 ha,” sebutnya.
Untuk rekapitulasi lahan yang terbakar dari awal tahun 2019 hingga saat ini di Rokan Hilir terbakar sebanyak 117 ha, Dumai 46,5 ha, Bengkalis 639 ha, Meranti 20,2 ha, Siak 5 ha, Pekanbaru 16,01 ha, dan Kampar 14 ha.
“Saat ini kami juga masih menunggu bantuan dari BNPB pascapenetapan status siaga darurat bencana karhutla di Riau beberapa waktu lalu,” sebutnya.(ted)