Bengkalis Bebas Desa Sangat Tertinggal

Riau | Jumat, 28 Desember 2018 - 12:00 WIB

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Berdasarkan pemutakhiran data indeks desa membangun (IDM) dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi, ternyata di Kabupaten Bengkalis tidak ada lagi desa sangat tertinggal.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Yuhelmi, saat memberikan sambutan usai Senam di lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis di Lapangan Pasir Andam Dewi, Kamis (27/12) siang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

       “Di Bengkalis kini tidak ada lagi desa sangat tertinggal. Meskipun demikian tetap ada desa tertinggal sebanyak 47 desa, berkembang 81 desa, maju tujuh desa dan mandiri 1 desa, kata Yuhelmi.

      Pada kesempatan itu,  Yuhelmi kembali mengatakan bahwa Bengkalis sepuluh besar se-Indonesia, tepatnya posisi kelima sebagai kabupaten/kota dengan laju pertumbuhan pembangunan desa tercepat selama priode 2014-2018. Keberhasilan ini, tentu bukan semata-mata kerja PMD, namun berkat dukungan seluruh elemen maupun perangkat daerah dalam menunjang pembangunan desa-desa di Negeri Junjungan.

        “Ini bukan kerja kami (PMD) semata, namun berkat dukungan sejumlah Perangkat Daerah (PD),” ungkap Yuhelmi.

Adapun indkator kabupaten dengan laju pertumbuhan tercepat tahun 2014-2018, yakni Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Lingkungan.

      Secara rinci, untuk Indeks Ketahanan Sosial meliputi skor akses sarana kesehatan, ketersedian dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Kemudian tingkat kepesertaan BPJS, akses poskesdes, aktivitas posyandu, akses terhadap SD/MI, akses terhadap SMP/MTs, akses terhadap SMU/SMK.

       Kemudian skor ketersedian PAUD, tersediaan PKMB/Paket ABC, akses terhadap pusat keterampilan/kursus. Ketersediaan taman bacaan masyarakat/perpustakaan desa. Kebiasaan gotong royong, frekuensi gotong royong, keberadaan ruang publi, kelompok kegiatan olahraga.

     Kemudian, skor kegiatan olahraga, keberagamaan agama, keragaman bahasa, keragaman komunikasi dan pos keamanan, siskamling, konflik, PMKS, akses SLB, akses listrik, sinyal, internet, akses internet warga, akses jamban, pengelolaan sampah, air minum, air mandi dan cuci.

       Sedangkan Indeks Ketahanan Ekonomi, meliputi skor keberagaman produksi, pertokoann pasar, toko dan warung kelontong, kedai dan penginapan, pos dan jasa logistik, bank dan BPR, faslitas kredit, lembaga ekonomi, moda transportasi umum, keterbukaan wilayah dan kualitas jalan.

     Selanjutnya Indeks Ketahanan Lingkungan, meliputi skor kualitas lingkungan, rawan bencana dan tanggap bencana.(evi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook