PEKANBARU (RP) - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau (Cagubri-Cawagubri) H Annas Maamun-Arsyadjuliandi Rachman (Aman) dipastikan menang dalam Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) putaran kedua yang berlangsung, Rabu (27/11/2013), berdasarkan hitung cepat (quick count) dua lembaga survei.
Meski demikian, penentuan pemenang tetap mengacu kepada hasil penghitungan manual Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau yang digelar pada 4 Desember mendatang.
Berdasarkan hitung cepat lembaga survei Indo Barometer dan Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Riau, pasangan Aman unggul jauh atas pasangan nomor urut 1, H Herman Abdullah-Agus Widayat (HA) dengan selisih hampir 20 persen.
Versi Indo Barometer, pasangan Aman memperoleh suara 59,91 persen sementara HA 40,9 persen dengan persentase suara yang masuk dari sampel TPS 98 persen.
Sementara berdasarkan penghitungan AIPI, pasangan Aman memperoleh suara 59 persen (98.079 pemilih) dan HA sebanyak 41 persen (71.413 pemilih) dari sampel suara yang masuk sudah 100 persen.
Ketua KPU Provinsi Riau Ir H Tengku Edy Sabli mengatakan, hasil dari quick count tersebut bukanlah hasil yang resmi dan final.
‘’Memang beberapa quick count sudah mempublikasikan hasil penghitungan mereka, tapi kami minta masyarakat ingat, itu bukanlah hasil resmi dari KPU,’’ kata Edy.
Menurut Edy, masyarakat Riau harus bersabar dalam menunggu KPU Riau dan jajarannya menyelesaikan penghitungan manual melalui rapat pleno rekapitulasi di berbagai tingkatan.
‘’Rapat pleno di KPU provinsi akan menentukan hasil akhir rekapitulasi pengitungan suara tersebut. Kami merencanakan rapat pleno rekapitulasi di KPU Riau pada 4 Desember mendatang,’’ kata Edy Sabli.
Versi Indo Barometer
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, berdasarkan quick count lembaganya, diketahui angka partisipasi pemilih pada Pilgubri putaran kedua menurun dibandingkan pada putaran pertama.
Partisipasi pemilih putaran kedua sebesar 55,39 persen, sementara putaran pertama 61,31 persen. Selain itu, suara tidak sah 1,43 persen dan suara yang tidak datang mencapai 44,61 persen.
Dalam quick count Pilgubri putara kedua, Indo Barometer mengambil 300 sampling dari 11.669 TPS yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Riau. Total pemilih yang terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT) KPU Riau sebesar 4.000.459 pemilih.
Secara statistik, sampel sebanyak 300 TPS menunjukkan quick count berada pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 99 persen dan tingkat kesalahan (margin error) sebesar 1 1 persen.
Quick count menggunakan metode multi stage random sampling, yaitu metode acak bertingkat dengan mengambil sampel di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Indo Barometer menilai, keunggulan Annas-Andi yang didukung oleh Partai Golkar menunjukkan bahwa mesin politik Partai Golkar di Provinsi Riau cukup solid.
Selain pilihan figur yang cukup merakyat, Annas Maamun juga dianggap berhasil selama menjadi Bupati Kabupaten Rokan Hilir.
Meskipun Annas-Andi unggul menurut versi quick count Indo Barometer, namun untuk kepastian pemenang tetap menunggu hasil perhitungan suara dari KPU Riau.
Versi AIPI
Senada dengan itu, AIPI mengaku hasil penghitungan hitung cepat yang dilakukan pihaknya bukan hasil riil Pilgubri, karena tetap menunggu penghitungan manual KPU Riau.
Keunggulan 59 persen pasangan Aman hasil penghitungan 169.492 suara masuk dari 319.612 pemilih di DPT yang dijadikan sampel. Berarti sekitar 150.120 atau hampir 47 persen tidak menggunakan hak pilih.
‘’Dengan demikian berdasarkan hitungan cepat ini, pasangan Aman akan menjadi Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau periode 2014-2019,’’ jelas Ketua AIPI Riau, Hasanuddin kepada Riau Pos, kemarin.
Namun demikian, Hasanuddin menyebutkan hasil ini tidaklah menjadi acuan yang riil, karena tetap hasil dari hitungan KPU Riau yang akan menentukan siapa yang menjadi pemenang.
‘’Ini kami lakukan sebagai upaya demokrasi, dan usaha kami memberikan gambaran kepada masyarakat Riau, siapa yang menjadi pemenang dengan hitungan cepat yang kami lakukan,’’ ujarnya.
Ditambahkannya, AIPI dalam hitungan cepat menurunkan 183 surveyor di 163 kecamatan di Riau. Dengan 741 TPS yang dijadikan sampel dari 11.669 TPS yang ada. Keakuaratan data 99 persen dan margin error 1 persen. ‘’Kalau melihat hasil ini angka golput cukup tinggi, yakni mencapai 47 persen,’’ tambahnya.
Hasil survei AIPI, pasangan Aman unggul di sembilan kabupaten/kota, yakni Rokan Hilir 96 persen (21.329 suara), Rokan Hulu 72 persen (12.240 suara), Siak 65 persen (5.765 suara), Dumai 51 persen (3.856 suara), Indragiri Hilir 69 persen (12.411 suara), Pelalawan 62 persen (5.098 suara), Kepulauan Meranti 68 persen (3.441 suara), Indragiri Hulu 63 persen (4.227 suara) dan Bengkalis 66 persen (8.153 suara).
Sementara pasangan Herman Abdullah-Agus Hidayat hanya menang di tiga kabupaten yakni Kampar 77 persen (17.388 suara), Pekanbaru 56 persen (14.836 suara) dan Kuansing 50,68 persen (5.336 suara).
‘’Kalau melihat dari kecendrungan memang pasangan Aman lebih banyak menang di Riau Pesisir, jadi ini seolah-olah pertarungan pesisir dan daratan,’’ tutupnya.
Wujudkan Agenda seperti di Rohil
Menyikapi hasil quick count ini, Annas Maamun berjanji bakal wujudkan agenda yang pernah dilakukan di Rohil. Di antaranya seperti turun langsung melihat kondisi dan keperluan yang diinginkan oleh masyarakat maupun daerah.
‘’Sewaktu terpilih jadi Bupati Rohil, saya langsung ke lapangan untuk melihat kondisi masyarakat dan daerah. Ini jelas, bakal saya laksanakan,’’ kata Annas Maamun.
Selain itu yang bakal segera dilaksanakan, lanjut Annas, menindaklanjuti program pembangunan infrastruktur baik jalan maupun jembatan. Selain itu, menindaklanjuti soal pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan.
‘’Dan tidak ketinggalan juga, membangunan bidang keagamaan. Itu sangat penting dan menjadi agenda yang diprioritaskan,’’ kata Annas Maamun.
Sementara Cawagubri Andi Rachman memilih kalem dan menunggu hasil penghitungan yang pasti. Kepada beberapa wartawan yang mewawancarainya di Posko Tim Aman di SPBU Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru, politisi Senayan ini tak mau berkomentar terlalu banyak. Ia mengatakan pihaknya tidak ingin mengklaim menang dalam perolehan suara yang hingga kini masih berlangsung. ‘’Kita tunggu saja,’’ ujarnya.
Untuk memantau perolehan suara, tim Aman juga melakukan penghitungan metode real count dengan mengumpulkan informasi penghitungan melalui saksi-saksi yang ada di tiap TPS.
‘’Ini kan penghitungan yang dari kita. Saat ini masih banyak perolehan suara yang belum masuk semuanya jadi kita masih menunggu hasil yang pasti,’’ ujar Andi.
Sementara Calon Gubrnur Riau Herman Abdullah menyatakan, siap menerima hasilnya. Artinya jika prosesnya tidak dibarengi dengan kecurangan dan intervensi.
‘’Saya siap menang dan juga siap kalah. Kalah dalam artian benar-benar berdasarkan melalui proses yang bersih, karena sesuatu yang terjadi itu Allah SWT yang memberikan. Menang Alhamdulillah, dan kalah mungkin ini yang terbaik,’’ kata Herman kepada Riau Pos, Rabu (27/11).
Herman juga mengatakan akan memberikan aplaus kepada pasangan yang menang. ‘’Tentu kita juga akan mengatakan salut kepada yang menang dan memberi aplaus, kalah tidak ada masalah,’’ tuturnya.
Jika tidak puas, apakah akan membawanya ke MK? Dijelaskannya, untuk ke MK itu tempat pengaduan jika proses Pilkadanya tidak diawasi oleh Panwaslu, dan juga KPU.
‘’Jadi MK inilah wadahnya menyampaikan keberatan, curang bisa menggelembungan suara, mark-up bisa juga, dan juga serangan fajar, namun perlu bukti kuat. Tapi kalau tidak ada kecurangan mengapa juga harus lapor? hanya menghabiskan energi saja,’’ bebernya.
Sementara Agus Widayat hingga tadi malam belum mau memberikan komentar terkait hasil perhitungan sementara dari quickqount.
Jangan Terlalu Euforia
Di bagian lain, Penjabat Gubernur Riau (Pj Gubri) Djohermansyah Djohan memantau langsung proses pemungutan suara di tiga kabupaten/kota kemarin. Guna memastikan pelaksanaan berjalan lancar dan tertib, ia juga mengimbau kepada pemenang agar tidak menyambut euforia kemenangan secara berlebihan.
Harapan tersebut disampaikan Pj Gubri usai mengunjungi Kabupaten Kepulauan Meranti dan Bengkalis saat ditemui Riau Pos di VIP Bandara SSK II Pekanbaru, kemarin petang.
Sebelum melakukan tinjauan menggunakan helikopter bersama jajaran Forkompimda, Djohermansyah juga terlebih dulu meninjau pelaksanaan di Pekanbaru.
‘’Berdasarkan pantauan di beberapa daerah dan laporan dari seluruh kabupaten/kota, pemilihan berjalan dengan lancar. Dengan didukung sepenuhnya kesiapan aparat pelaksana di lapangan yang bekerja dengan baik,’’ ujarnya.
Hasil hitung cepat yang sudah dikeluarkan lembaga survei pasangan Annas Maamun dan Andi Rachman berhasil unggul atas pasangan Herman Abdullah-Agus Widayat.
‘’Kepada Pak Annas hendaknya jangan terlalu euforia, demikian juga kepada pendukung harus bisa menahan diri. Sementara bagi yang kalah, harus bisa menerima dengan lapang dada,’’ imbaunya.
Namun demikian, masyarakat juga dimbau menahan diri hingga perhitungan resmi dari KPU Riau. Dengan begitu, maka hasil akhir secara resmi juga bisa didukung dengan penuh siapa yang menang dan kalah nantinya.
Ia melanjutkan, hasil quickcount boleh jadi acuan sementara, tapi bukan merupakan hasil hitungan resmi, untuk itu masyarakat harus tetap menunggu hasil penghitungan KPU nantinya.
Di Pekanbaru, Djohermansyah megunjungi TPS 03 Jalan Petala Bumi Kelurahan Sukamulia, Kecamatan Sail, Pekanbaru yang berada disamping kediaman Gubri. Lalu dilanjutkan ke TPS 03 Kelurahan Simpang Empat, Kecamatan Pekanbaru Kota.
‘’Kita melihat kesiapan petugas cukup baik, logistik tersedia, kondisi TPS cukup baik dapat digunakan petugas dengan nyaman dan masyarakat yang akan menggunakan hak pilihnya,’’ katanya jelang bertolak ke lokasi tinjauan selanjutnya.
Pantauan di Bengkalis dan Meranti, lanjut Djohermansyah, masyarakat yang hadir di TPS, hingga petugas, pelaksana KPPS semuanya berjalan cukup baik.
Disinggung mengenai rendahnya angka partisipasi pemilih yaang tidak mencapai hasil putaran pertama, 61 persen, menurut Dirjen Otda Kemendagri itu, hal tersebut memang tak bisa dimungkiri.
‘’Memang putaran kedua kalau dibanding putaran pertama dimana-dimana selalu ada kecenderungan menurun. Tapi kita sudah menekan dan melakukan upaya melalui sosialisasi, yang penting hasilnya berjalan baik,’’ ujarnya.
RZ Harapkan Annas Teruskan Pembangunan
Di bagian lain, mantan Gubernur Riau (Gubri) HM Rusli Zainal SE MP yang mencoblos di Rumah Tahanan (Rutan) Pekanbaru, Rabu (27/11) dengan cara petugas yang mendatangi setiap penghuni rutan.
Ia berharap kemenangan yang diperoleh pasangan Annas Maamun-Andi Rachman dapat menjadikan Riau lebih baik lagi. Salah satunya adalah melanjutkan pembangunan di Riau.
Hal itu sidampaikan sang istri, Septina Primawati Rusli usai mencoblos di TPS 3 Jalan Petala Bumi, RW 02 Kelurahan Sukamulia Kecamatan Sail, Pekanbaru. Sejatinya, diceritakan Septina, dirinya akan melakukan pencoblosan bersama di Rutan bersama RZ.
‘’Sudah mengurus surat pindah untuk mencoblos bersama di Rutan. Hanya karena di sana tidak ada TPS jadi batal, makanya saya sebagai warga negara menggunakan hak pilih di sini,’’ ungkapnya kepada Riau Pos.
Melalui Septina, RZ juga berharap pemenang Pilgubri putaran kedua dapat menjadi pemimpin terpilih yang mengayomi seluruh masyarakat. ‘’Mudah-mudahan lebih maju lagi, karena masih banyak yang harus dilanjutkan agar Riau bisa lebih baik ke depan,’’ ujar Septina menirukan.
Dengan menggunakan pakaian berwarna kuning, Septina datang ke TPS sekitar pukul 11.00 WIB. Kondisi di TPS tersebut berdasarkan pantauan Riau Pos masih sepi pengunjung.
Dua jam sebelum berakhirnya waktu pencoblosan, masyarakat yang sudah memberikan hak pilih belum mencapai 50 persen.
Ketua DPRD Provinsi Riau Drs Johar Firdaus MSi mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Riau yang telah menjaga kondisi keamanan dan ketertiban sehingga pelaksanaan Pilgubri 2013 putaran kedua bisa berjalan dengan tertib dan lancar.
‘’Saya berterimakasih kepada semua masyarakat Riau yang telah bekerja sama untuk saling menjaga agar terciptanya kondisi yang aman tertib dan terkendali sampai putaran kedua ini,’’ kata Johar.
Johar berharap kondisi tersebut bisa terus dipertahankan sampai pelantikan gubernur terpilih nantinya. ‘’Semoga kondisi aman tertib dan terkendali ini bisa berlangsung sampai pelantikan gubernur dan seterusnya,’’ kata Johar.
Sementara tokoh masyarakat Riau, Tenas Effendy mengatakan, proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur Riau telah dilaksanakan dan berjalan lancar. Untuk itu, seluruh pihak diharapkan menerima hasil pemilihan pemimpin Riau secara lapang dada.
‘’Yang menang jangan menepuk dada, yang kalah diharapkan menerima sesuai dengan takdirnya masing-masing,’’ tutur Tenas. Ia mengharapkan, pesta demokrasi yang baru dilaksanakan dapat mempererat persatuan dan kesatuan. Tentunya dengan menghindari adanya perpecahan bagi seluruh masyarakat di Bumi Melayu Lancang kuning.
‘’Siapunpun yang terpilih mari kita terima bersama-sama. Siapapun pemimpinnya diharapkan dapat membawa Riau ke yang lebih baik,’’ungkapnya.
Di bagian lain, pengamat politik Riau Ali Yusri mengatakan, Pilgubri putaran dua tidak akan jauh berbeda dengan putaran pertama.
Dimana tingkat Golput lebih tinggi dan hasil tetap akan seperti pertarungan pertama. Sesuai prediksinya akan berada di bawah angka sebelumnya, 61 persen. ‘’Memang tidak akan jauh berbeda dengan putaran pertama, ’’bebernya.
Di mana pasangan yang unggul di putaran pertama hingga diulang kembali tetap juga unggul. Kemenangan Annas-Andi yang sudah diprediksi Ali tak terlepas dari konsistensi Partai Golkar yang tetap menggerakkan mesin partai yang dimilikinya. Sementara pasangan Herman-Agus yang memiliki basis cukup kuat di Pekanbaru dan Kampar misalnya, tak mampu menggiring massa untuk memberikan suara penuh.
‘’Berbeda dengan pasangan nomor dua yang mampu menang telak di basisnya. Karena mampu menggiring pendukung untuk turut berperan serta,’’ sambungnya.
Seperti yang dipaparkan Ali Yusri sebelumnya, dua faktor penyebab menurunnya angka partisipasi pemilih tersebut. Karena berdasarkan penilaian atas kecenderungan yang ada memang masyarakat di Riau, utamanya perkotaan seperti Pekanbaru dan Dumai berdampak terhadap pemilih informal. Dikarenakan faktor teknis pemilihan.
Dimana pemilih-pemilih pada sektor informal dari perusahaan atau pekerja akan sangat berpengaruh terhadap kehadirannya ke TPS.
Lalu faktor kedua adalah terkait hubungan (jarak) antara yang dipilih dengan pemilih. Dimana pada putaran pertama ada lima pasang, sekarang tinggal dua pasang atau empat orang saja.
‘’Yang dipilih dengan yang memilih ada kecenderungan kedekatan emosional. Struktur partai juga akan menunjukkan tingkat partisipasi pemilih,’’ tutupnya.
Sikapi Bijak Hasil Pilgub
Rektor Universitas Riau Prof Dr H Ashaluddin Jalil MS menilai semua pihak dapat menyikapinya secara bijak terhadap hasil perolehan suara Pilgub putaran kedua ini.
Menurutnya, apapun kondisinya proses demokrasi telah berlangsung. Meski, pada akhirnya harus melalui putaran kedua, karena pada putaran pertama terdapat pasangan yang tak mencapai 30 persen.
‘’Saya pikir, ini sudah akhir dari segalanya, dimana masyarakat Riau sudah menentukan pilihan pemimpin mereka lima tahun mendatang,’’ ujar Ashaluddin, Rabu (27/11).
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademisi, Universitas Islam Riau (UIR) Dr Nurman SSos MSi mengucapkan selamat bagi pemenang Pilgubri. Menjadi pemimpin itu memiliki tanggungjawab besar yang tidak lain untuk kepentingan masyarakatnya.
‘’Jadi pesta demokrasi ini sudah dilewati. Kita berharap siapapun yang menang atau mendapat kepercayaan nantinya bisa memanfaatkan sumberdaya yang ada,’’ ungkap Nurman.
Tokoh masyarakat Jawa di Riau, Suradi Paijan meminta masyarakat Riau untuk tenang dan tidak terprovokasi dari hasil quick count dan jangan bertindak gegabah yang merugikan.
‘’Meskipun sudah ada hasil quick count, marilah kita tenang menunggu perhitungan yang sah dari KPU. Jangan bertindak gegabah sehingga proses demokrasi tidak dikotori,’’ kata Suradi Paijan.
Tokoh masyarakat Riau Jakarta, Alfitra Salam mengharapkan masyarakat segera bersatu. ‘’Pihak yang kalah harus konsisten mendukung pihak yang menang, meskipun berpotensi ke Mahkamah Konstitusi lagi,’’ ungkapnya.
‘’Kita berharap semua pihak bersabar menunggu hasil resmi, jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang dapat memecah belah kita,’’ imbau Alfitra.
Mantan Sekretaris PMRJ, Aziz Tabliq juga meminta masyarakat Riau harus selalu menjaga persatuan, persaudaraan, dan jangan saampai gara-gara pilihan berbeda jadi berpecah-belah. ‘’Yang terpenti kita harus bersatu menerima apapun hasilnya,’’pintanya.
Sebagian besar warga mengaku enggan untuk mengikuti Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) putaran kedua. Sebab anggapan mereka, siapapun pemenangnya tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Seperti yang dituturkan Ida (50) warga Rumbai Pesisir kepada Riau Pos.
‘’Saya tidak ikut memilih, karena keadaan ekonomi, kalau tidak bekerja tidak ada uang makan untuk besok,’’ ucapnya. (rio/egp/ilo/aal/rul/yud/*3/*4/gus/afr/ali/sah/esi/fia)