Warisan Melayu Harus Dilestarikan

Riau | Senin, 28 Oktober 2013 - 10:09 WIB

Warisan Melayu Harus Dilestarikan
alfiadi/riau pos KIRAB: Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi menyaksikan kirab Siak Tempo Doeloe bersama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) di lapangan Siak Bermadah, Ahad (27/10/2013).

SIAK (RP) - Warisan budaya Melayu harus dilestarikan, dan terus dikembangkan. Kebudayaan sebagai identitas jati diri bangsa memiliki makna dan filosofi perekat satu sama lainnya dalam rangka mengukuhkan rasa persatuan dan kesatuan.

Sebagai negara yang memiliki kekayaan suku bangsa dan keanekragaman budaya, sudah sepantasnya menjadikan kebudayaan sebagai pilar pembangunan untuk memajukan kebudayaan yang sejajar dengan bangsa lain.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Kami menyadari kebudayaan ini bagian terpenting bagi Pemkab dan juga masyarakat,” kata Bupati Siak di sela-sela perayaan Siak Tempo Doeloe dan pengukuhan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) 2013-2018, TPHD Riau, Ahad (27/10) di lapangan Siak Bermadah.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua FSKN Pusat Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Djoyonagor, Sekretaris Kanjeng Raden Ayu Dr Nanik Widayati Mars, Pangeran Sri Lela Wangsa Taris Sri Syed Yusuf Bin Tun Syed Nasir, Ketua Pengadilan Negeri Irfanuddin SH MH, Sekda Drs H Amzar, dan Ketua Tim Penggerak PKK Hj Misnarni Syamsuar.

Menurut dia, iven kebudayaaan warisan masa lalu  memiliki, ragam corak bentuknya  dan tuan di negerinya sendiri. Pergelaran Siak Tempo Doeloe ini, jadi wahana edukasi bagi anak-anak ke depannya, mengenal akan kebudayaannya.

Diakui dia, tak hanya pergelaran iven ini semata, Pemkab juga melestarikan tempat-tempat peninggalan sejarah dan juga bangunan tua yang ada di Siak. “Ini semua untuk menarik wisatawan,” ujar dia.

Upaya Pemkab sebut dia menjadikan Siak sebagai destinasi pariwisata terus dilakukan baik melalui iven seni budaya dan olahraga juga promosi lewat berbagai iven dan media.

Menariknya, di tengah motivasi Pemkab untuk menarik wisatawan, telah dibuat motto Siak The Truly Malay, yang mengandung arti, budaya dan seni Melayu itu sebenarnya ada di Siak.

Pemkab melakukan itu, karena menyakini benar, bahwa warisan kebudayaan Melayu ini berawal dari Siak, dan sampai sekarang terus terjaga dan dilestarikan.“Kami berkomitmen mengembangkan pariwisata dan miliki cita-cita besar memajukan kebudayaan Melayu,” tambahnya.

Di samping itu, Pemkab juga berazam membangun karakter Melayu original, sekaligus menyuarakan pada dunia, bahwa ingin mengetahui identitas Melayu datanglah ke Siak.

Sekjend FSKN Kanjeng Raden Ayu Dr Nanik Widayati Mars menyambut baik langkah Pemkab dalam pelestarian dan memajukan kebudayaan. Menurut dia, hal ini merupakan langkah maju dalam memajukan kebudayaan. “Kalau bukan kita siapa lagi,’’ jelasnya.

Ia menyebutkan forum yang dibentuk ini merupakan forum untuk peningkatan dan pelestarian terhadap kebudayaan, bukan forum politik bagi seseorang atau oknum maupun kelompok dalam bidang politik.

Ia menyebutkan, bangsa ini memiliki keanekaragaman suku bangsa seni dan budaya, karena itu perlu menyatukan dan memajukan budaya. “Dari keanekaragaman inilah terjalin NKRI,” sebut dia.

Forum ini, lanjut dia dalam waktu dekat, gelar keraton se-dunia di Jakarta, diharapkan Siak bisa ikut andil. Ke depan forum ini membuat ensiklopedi kerajaan se-nusantara.

Ketua FSKN Riau H Tengku Mukhtar Anum menambahkan, acara yang disebut mengenang Siak Tempo Doeloe, yang diselaraskan dengan tema; Menjeguk Tapak Menjunjung Marwah.

Menjenguk di sini diartikan sebagai melihat tapak-tapak peninggalan yang masih ada kemudian menjunjung marwah, di mana marwah Melayu tak boleh hilang apalagi diinjak-injak.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook