(RIAUPOS.CO) - Ditengarai ada oknum preman di Duri yang sengaja melakukan praktik pungutan liar dengan dalih uang parkir terhadap para sopir angkutan barang. Aksi pemalakan yang mereka lakukan tentu saja membuat geram sejumlah sopir. Tak hanya itu, warga setempat pun ikut miris melihat kenyataan itu.
“Saya memang pernah dimintai uang parkir oleh oknum di sini. Kami yakin mereka bukan petugas parkir resmi. Tapi kami tak mau ribut saja. Dia minta uang parkir Rp10 ribu,” kata seorang sopir truk yang tak bersedia disebut identitasnya, Kamis (27/9).
Diakuinya, pungutan liar dengan modus uang parkir tersebut sedapat mungkin harus ditertibkan. Pasalnya, oknum preman bersangkutan hanya mau uangnya saja. Mereka sama sekali tidak melaksanakan tugas sebagaimana tukang parkir sebenarnya.
“Habis minta uang, mereka langsung pergi saja. Kendaraan kami tidak dijaga. Juga tidak dibantu memandu saat kami hendak keluar dari area tempat kami membongkar atau memuat barang. Yang kasihan, tukang parkir resmi di area tersebut. Tentu saja kami tak bisa lagi memberikan uang parkir ke mereka. Sebab kami sudah dipungli dalam jumlah melebihi retribusi parkir resmi,” tambahnya.
Aksi pemalakan yang dilakukan preman yang menyambi sebagai pemungut uang parkir gadungan itu pun tidak luput dari perhatian warga setempat. Warga yang peduli dan pernah melihat aksi pungli para preman tersebut pun mengaku miris.
“Kami miris melihat kenyataan ini. Saya pernah melihat ada sopir truk yang hanya berhenti untuk buang air kecil di pinggir Jalan Hang Tuah. Sopir truk itu diminta membayar uang parkir. Pertengkaran pun sempat terjadi. Sang sopir tentu saja enggan membayar. Sebab dia tidak parkir. Hanya berhenti sebentar saja. Tak mungkinlah dia membawa mobilnya ke tempat kencing,” ujar Rizal, seorang warga tempatan.
Ia juga menceritakan kelakuan preman berkedok pemungut parkir itu. Menurut Rizal, kalau melihat truk atau angkutan barang berhenti, mereka akan mendatanginya. Sampai sopirnya datang atau ketemu, akan mereka tongkrongi. Namun setelah mendapat duit dan menyerahkan sebentuk karcis parkir, mereka pun pergi begitu saja.
“Kabarnya, ada sopir truk yang pernah menantang preman pemungut parkir gadungan tersebut. Sang sopir ternyata punya nyali juga. Akhirnya, oknum preman itu kena batunya hingga langsung pergi dari lokasi. Kami miris melihat aksi pungli seperti itu. Caranya tidak elegan. Karena itu kita minta instansi terkait turun tangan menertibkan mereka. Kita berharap aksi seperti itu tidak terulang kembali,” ujar Rizal.(ade)