DPRD Inhil Curigai Ada Permainan Elpiji

Riau | Sabtu, 28 September 2013 - 09:23 WIB

Laporan INDRA EFENDI, Tembilahan indra-efendi@riaupos.com

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Herwanissitas menduga kelangkaan gas elpiji 3 Kg  di Negeri Seribu Parit belakangan ini akibat adanya permainan kalangan tertentu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebab, salah satu tujuan pemerintah mengkoversikan minyak tanah ke gas untuk meringankan beban masyarakat. Namun pada kenyataannya, kata Herwanissitas tujuan tersebut bertolak belakang dengan rencana awal.

‘’Sama artinya program pemerintah ini tidak jalan dan telah  gagal,’’ tegas Sitas sapaan akrab Herwanissitas, Jumat (27/9).

Kelangkaan gas elpiji 3 Kg belakangan ini sudah sampai ke tahap memprihatinkan. Bahkan harga jual di pasaran sudah jauh mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.

‘’Kalau kita boleh bicara jujur saat ini, jangankan gas elpiji ukuran 3 Kg untuk gas elpiji ukuran 12 Kg (non subsidi) saja sudah sulit didapat. Banyak warga yang kembali menggunakan minyak tanah. Bagi orang mampu tidak masalah, tapi kalau bagi keluarga kurang mampu tentu hal ini menjadi beban mereka,’’ tuturnya.

Selaku lembaga yang mempunyai kewenangan melakukan pengawasan, Sitas meminta Pertamina serius dalam mengatasi persoalan demikian. Apapun yang terjadi terkait masalah kelangkaan gas subsidi tidak terlepas dari tanggung jawab perusahaan plat merah tersebut.

Demikian pula dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Instansi ini memiliki kewenangan besar dalam menindaklanjuti krisis gas elpiji. Disperindag bisa memanggil para agen dan pengusaha untuk mencari solusinya.

‘’Disperindag juga harus mengecek ke lapangan. Cari benang merahnya, kami siap untuk membantu. Kapan perlu mari kita duduk bersama satu meja untuk memecahkan permasalahan ini,’’ harapnya.

Tidak hanya krisis ekonomi, jika kelangkaan gas elpiji ukuran 3 Kg dibiarkan begitu saja maka persoalan demikian bisa menjadi krisis sosial yang berdampak pada kondisi keamanan daerah. Namun dia berharap hal itu tidak sampai terjadi.

‘’Ini yang amat kita khawatirkan. Sebab masalah seperti sangat sensitif kalau tidak segera diatasi,’’ tegasnya.

Sebelumnya beberapa pengecer gas subsidi di Tembilahan mengaku pasokan gas belakangan ini sangat dibatasi. Kalau waktu normal, mereka bisa mendapat gas setiap dua hari sekali dengan jumlah besar.

Tapi saat ini agen sudah membatasi, mereka hanya diberikan 10 tabung dalam satu trip sekitar 10 hari ke depan.(hen)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook