PEKANBARU (RP) - Terbatasnya jarak pandang akibat kabut asap, mengakibatkan lima penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru mengalami keterlambatan (delay) terbang, Selasa (27/8) pukul 07.00 WIB. Selain itu, dua penerbangan dari Jakarta dialihkan ke bandara terdekat.
Data yang diperoleh Riau Pos dari OIC Bandara SSK II, ada 5 penerbangan delay menuju Jakarta, Medan dan Batam.
Sementara dua pesawat Lion Air dan Garuda Indonesia dari Jakarta sempat holding (berputar-putar) di udara hingga akhirnya kedua pilot masing-masing maskapai memutuskan mengalihkan pendaratan (divert) ke Batam dan Medan.
‘’Perubahan jarak pandang cepat sekali. Pagi sekitar pukul 06.00 WIB berada di jarak 700 meter dan dipukul 07.00 WIB berubah jadi 300 meter. Di SSK II
kemarin, take off penerbangan pertama sekitar pukul 06.25 WIB normal, meski jarak pandang 700 meter,’’ kata Airport Duty Manager PT (persero) Angkasa Pura II Bandara SSK II, Baiquni kepada wartawan.
Disebutkannya, yang divert ke Batam penerbangan Lion Air JT388 dan Garuda Indonesia GA170 dialihkan ke Medan.
‘’Keduanya dari Jakarta, sempat holding di udara Pekanbaru. Kondisinya cukup parah, minimum tadi pagi (kemarin, red) jarak pandangnya 300 meter. Sehingga untuk kedatangan bermasalah, kami sudah koordinasi soal kondisi cuaca dengan maspakai dan untuk landing pesawat diserahkan sepenuhnya ke pilot,’’ jelasnya.
Selain itu, kabut asap juga membuat sesak nafas serta pedih di mata. Dari pengamatan Riau Pos pukul 07.30 WIB di Jalan Garuda Sakti, Pekanbaru, kondisi kabut asap begitu pekat.
Begitu juga dengan jalan-jalan protokol. Pengendara roda dua sangat merasakan dampaknya. ‘’Asapnya sangat tebal, kalau membawa sepeda motor mata jadi perih dan begitu terasa di hidung,’’ tutur Repi (22), seorang pengendara roda dua yang ditemui Riau Pos saat melewati Jalan Soekarno-Hatta.
Kondisi itu juga terlihat di kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Panam, Pekanbaru. Di sebagian besar wilayah Pekanbaru, masih tertutup asap tebal hingga kemarin sore.
Sementara itu beberapa sekolah menengah memperbolehkan peserta didiknya pulang lebih awal pada pukul 09.00 WIB. Salah satunya terpantau Riau Pos di MTs Negeri Andalan dan MAN 2 Model Pekanbaru. Saat Riau Pos mendatangi kedua sekolah yang letaknya bersebelahan tersebut pukul 11.00 WIB, kondisinya sudah tidak ada aktifitas belajar-mengajar. ‘’Kamis sudah pulang pukul 9.00 Bang,’’ ujar seorang siswa sambil berlalu pulang kepada Riau Pos. Berdasarkan pantauan Laboratorium Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru, kualitas udara di Kota Bertuah terus turun. Bahkan pukul 16.00 WIB kemarin, kualitas udara masuk kategori tidak sehat.
Kepala Labor Udara BLH Kota Pekanbaru, Syarial mengatakan, menurunnya kualitas udara yang terjadi di sebagian besar wilayah Pekanbaru akibat pencemaran asap yang berasal dari pembakaran lahan serta pembakaran hutan.
Labor udara tak mengetahui penyebabnya secara pasti, menurutnya bisa saja terjadi pembakaran lahan atau hutan yang terjadi di luar Pekanbaru.
‘’Tergantung dari arah angin, sehingga perubahan kualitas udara dapat berubah dengan cepat. ISPU hari ini, (kemarin, red) 170 kritikal paraneter PM 10, kategori tidak sehat,’’ tegas Syarial.
Dinas Kesehatan (Diskes) Riau mengambil langkah antisipasi dengan menyediakan 170 ribu masker. Organisasi masyarakat atau lembaga kemasyarakatan yang ingin membantu masyarakat mendapatkan masker dapat mengambil di Dinas Kesehatan Riau.
‘’Siapa saja yang memerlukan masker, baik untuk digunakan sendiri, silakan mengambil di Dinas Kesehatan kabupaten/kota masing-masing,’’ ujar Kepala Diskes Riau, Zainal Arifin usai rapat penanggulangan asap di Kantor Gubenur, Selasa (27/8).
Stok yang dimiliki kabupaten/kota ditambah stok yang ada di provinsi total berjumlah 170 ribu lembar.
Namun meski sudah 2 hari asap menyelimuti Riau, menurut Zainal, pihaknya belum menerima laporan adanya peningkatan penderita ISPA.(gus/ali/ilo/fat/egp/rio/yud/amn/*4)