PEKANBARU (RP) - Sebanyak 4.008 Jamaah Calon Haji (JCH) asal Riau akan diberangkatkan ke Tanah Suci dalam 11 kelompok terbang (kloter) yang tergabung dalam Kloter 4-14 Embarkasi Batam. JCH kloter pertama akan diberangkatkan mulai 12 September mendatang.
Dari 11 kloter tersebut, hanya delapan kloter penuh yang isinya JCH asal Riau. Sementara tiga kloter lainnya merupakan gabungan dengan JCH dari Provinsi Kepri, Jambi dan Kalimantan Barat.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Riau H Tarmizi Tohor MA melalui Kasi Pendaftaran dan Dokumen Haji H Defizon kepada Riau Pos, Selasa (27/8) di Pekanbaru.
Menurutnya, proses penyelenggaraan haji tidak sepenuhnya di Kanwil Kemenag provinsi. Di mana, beberapa persiapan dan tahapan juga ada di Kemenag kabupaten/kota.
Saat ditanyakan mengenai pembagian kuota keberangkatan, ia menilai hal itu sudah ada ketentuan yang mengaturnya.
Menurutnya, pembagian kloter sudah diatur secara proporsional dengan pertimbangan kenyamanan JCH Riau. Adapun JCH yang bergabung dengan provinsi lain, seperti Kota Dumai yang masuk dalam kloter 4 Embarkasi Batam bergabung dengan jamaah asal Jambi.
Kemudian kloter 7 JCH asal Pelalawan bergabung dengan jamaah Kepri. Selanjutnya kloter 14 JCH asal Kabupaten Siak bergabung dengan JCH Kalimantan Barat. Selengkapnya lihat grafis. ‘’Setiap kloter terdiri dari 445 JCH dan tiga petugas haji,’’ kata Defizon.
Untuk persiapan keberangkatan, lanjutnya, JCH berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag kabupaten/kota. Baik untuk pengambilan tas dan perlengkapan haji, panduan keberangkatan hingga aspek-aspek pendukung lainnya.
Ia menambahkan, Kanwil Kemenag Provinsi Riau sedang mempersiapkan untuk pendataan tenaga pendamping haji. Ini menjadi perhatian, pasalnya pengurangan kuota JCH juga berimbas pada berkurangnya jumlah tenaga pendamping. Dari 34 tenaga pendamping haji yang diusulkan, hanya 28 yang diberangkatkan ke Tanah Suci. Penunjukan petugas tersebut juga sudah difinalkan dengan SK Gubernur Riau.
Saat ditanyakan mengenai rincian tenaga pendamping haji, ia mengatakan, jumlah terbesar dari Pekanbaru, yakni 11 orang. Kemudian Indragiri Hilir (Inhil) 3 orang, Kampar 2 orang, Bengkalis 2 orang, Indragiri Hulu 2 orang, Rokan Hilir 2 orang, Pelalawan 1 orang, Kuansing 1 orang, Rokan Hulu 2 orang dan Siak 2 orang. Sementara tahun ini tidak ada perwakilan tenaga pendamping haji dari Meranti dan Kota Dumai.
‘’Petugas yang ditunjuk nantinya akan memberikan arahan dan petunjuk bagi JCH. Sehingga, pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar dan JCH dapat kembali ke Tanah Air tanpa kekurangan satu apapun,’’ imbuhnya.
Sementara saat disinggung mengenai jumlah JCH yang gagal berangkat, dia menilai hal itu secara prinsip tidak lagi menjadi kendala. Pasalnya, 54 JCH yang tertunda keberangkatannya sudah diganti sesuai dengan daftar antrean keberangkatan.
Dolar AS Tak Ganggu Transaksi Haji
Di bagian lain, Kemenag menjamin tidak akan mengalami kerugian meskipun saat ini posisi rupiah sedang menurun dan dolar AS menguat. JCH dijamin tetap memperoleh pelayanan yang memuaskan selama berhaji dan tak pengaruhi segala transaksi urusan haji.
Keterangan ini disampaikan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Anggito Abimanyu usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persiapan Haji dan Pengundian (qurah) Pemondokan Jamaah Haji di Makkah, kemarin.
Anggito mengatakan Kemenag sudah melakukan antisipasi ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berkisar Rp9.500.
‘’Kami sudah menerapkan langkah lindung nilai,’’ ujar Anggito. Ia menuturkan, Kemenag sudah memiliki cadangan mata uang dolar AS cukup banyak dari setoran awal JCH khusus.
Seperti diketahui setiap pendaftar JCH khusus, harus membayar uang dalam bentuk dolar AS sebesar 4.000. sedangkan nominal biaya penyelenggara ibadah haji (BPIH) khusus dipatok minimal 8.000 dolar AS.
Dengan skema uang muka tersebut, Anggito mengatakan bisa dipakai untuk meng-cover selisih nilai dolar AS terhadap rupiah antara saat BPIH ditetapkan dulu dengan saat ini.
‘’Setoran jamaah haji khusus itu masuk ke kami dalam bentuk dolar AS dan kami tarik dalam bentuk dolar AS juga. Jadi nilainya terlindungi,’’ katanya.
Anggito memastikan seluruh keuangan jamaah haji ini simpan di bank resmi yang ditetapkan Kemenag.
Ada sejumlah pos pembiayaan yang riskan terhadap penguatan dolar AS. Di antaranya adalah pemberian living cost senilai 405 dolar AS kepada setiap JCH menjelang penerbangan ke Arab Saudi. Selanjutnya juga pengaruh terhadap harga sewa pemondokan yang juga banyak menggunakan transaksi dolar AS.
Menag Suryadharma Ali mengaku cukup puas dengan pengelolaan sistem keuangan haji. ‘’Terima kasih kepada Pak Anggito, karena meskipun bersinggungan dengan dolar AS tetapi Kemenag tidak terpengaruh,’’ kata dia.
Pada kesempatan ini menteri yang akrab disapa SDA itu juga meresmikan paket seragam baru jamaah haji Indonesia. Mulai tahun ini paket seragam jamaah haji dilengkapi dengan mukena berwarna hijau muda dan dilengkapi ornamen merah-putih. SDA menegaskan mukena ini diberikan gratis oleh bank penerima setoran kepada jamaah haji dalam bentuk suvenir.
SDA mengatakan pemberian seragam mukena ini untuk mengatasi persoalan busana jamaah. Ia menuturkan mukena ini bisa dipakai jamaah haji ketika tawaf, sai, dan salat. ‘’Bayangkan saat wukuf ada 40 ribu JCH perempuan kompak menggunakan seragam mukena ini. Pasti bakal terlihat luar biasa,’’ katanya. Untuk seragam utama tetap menggunakan setelan batik dengan kombinasi warga hijau dan ungu.
Sementara itu untuk proses pengundian (qurah) pemondokan di Makkah dan maktab (wilayah) tenda di Armina hingga berita ini ditulis belum rampung. Kemenag memperkirakan proses qurah ini berjalan hingga hari ini, saking banyaknya jumlah pemondokan dan maktab yang diundi.
‘’Pengundian maktab tahun ini kami jalankan secara terbuka, silahkan dipantau kloter berapa mendapatkan nomor rumah pemondokan di wilayah mana,’’ kata SDA. Dia mengatakan hasil akhir pengundian ini akan langsung diumumkan ke jajaran Kemenag provinsi hingga ke kabupaten dan kota. Diharapkan JCH sudah bisa mempersiapkan diri.
SDA juga membenarkan bahwa target mereka untuk pemondokan paling jauh ada di radius 2,5 Km dari Masjidil Haram. Tetapi dalam kenyataannya, ada pemondokan yang mencapai radius 2,7 Km dari Masjidil Haram.
Dia beralasan ada pemondokan di radius 2,7 Km memiliki kualitas bangunan lebih baik dibandingkan yang lebih dekat dari Masjidil Haram.
Meskipun begitu SDA mengatakan tidak ada bedanya antara pemondokan yang jauh atau dekat. Sebab ia mengatakan jamaah haji yang tinggal di pemondokan dengan radius lebih dari 2 Km, mendapatkan transportasi gratis untuk mendekatkan diri ke Masjidil Haram.
JCH yang mendapatkan fasilitas kendaraan antar jemput ini di antaranya yang berada di wilayah Mahbas Jin, Rei’ Zakhir, dan Bakhutmah. Operator bus antar jemput ini ditangani oleh perusahaan bus SAPTCO dan Rawakhil.
Sementara untuk JCH yang ada di wilayah Hafair, Sy Mansyur, Sy Umul Quro, Jarwal, Sulaimaniah, Jumaizah, Ma’abdah, dan Misfalah tidak mendapatkan fasilitas bus antar jemput. Sebab dinilai jarak pemondokannya tidak terlalu jauh dari Masjidil Haram.
‘’Tetapi pengalaman tahun lalu, JCH di radius kurang dari 2 Km juga akan yang menumpang bus khusus antar jemput. Jadi tidak ada bedanya antara yang jauh dengan yang dekat,’’ katanya.
Dengan radius pemondokan ini, SDA mengatakan JCH semakin rutin melakukan aktivitas ibadah di Masjidil Haram. Sebelum ada pembenahan radius pemondokan, SDA mengatakan rata-rata JCH hanya dua kali sepekan beribadah di Masjidil Haram.
‘’Saking jauhnya, ada yang hanya setiap hari Jumat ke Masjidil Haram,’’ kata dia. Tetapi sejak pembatasan jarak terjauh pemondokan haji, SDA mengatakan hampir setiap hari jamaah haji beribadah di Masjidil Haram. (wan/jpnn/rio)