PEKANBARU (RP)- Hutan alam di kompleks PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) Rumbai dipilih sebagai salah satu alternatif lokasi program pelestarian lingkungan Perkumpulan Suaka Elang (PSE).
Hutan alam seluas sekitar 400 hektare itu tengah disurvei dan akan dinilai cocok tidaknya menjadi lokasi pelepasliaran burung elang.
‘’Kami tentu sangat mendukung program tersebut. Hutan alam di Rumbai relatif terjaga baik dan kaya akan keanekaragaman hayati sehingga sekaligus menjadi paru-paru Kota Pekanbaru,’’ tutur Usman Slamet selaku GM Policy, Government, and Public Affairs (PGPA) PT CPI, Ahad (27/5).
Survei akan dilakukan empat hari, masing-masing pada 26-27 Mei dan awal Juni. Program lingkungan semacam ini penting bagi Provinsi Riau yang merupakan salah satu di antara tiga jalur utama migrasi elang di Indonesia. Jalur migrasi elang masuk dari Pulau Rupat.
Dua jalur utama lainnya adalah dari arah Sabah (Malaysia) menuju Kalimantan dan dari Filipina menuju Sulawesi. Elang dari Siberia bermigrasi ke Indonesia pada sekitar bulan September hingga November.
Gangguan terhadap jalur migrasi elang tersebut dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem, misalnya kemunculan wabah belalang.
Program pelepasliaran elang di Riau rencananya dilaksanakan pada bulan Juni mendatang jika pihak PSE sudah menemukan lokasi yang cocok.
Pemilihan lokasi mempertimbangkan faktor-faktor, di antaranya, kejelasan status perlindungan lokasi, karakteristik habitat, ketersediaan pakan, kehadiran burung sejenis atau pemangsanya, serta tingkat gangguan dan ancaman dari manusia.
‘’Sejauh yang saya tahu, ini akan menjadi pelepasliaran elang yang pertama di Riau, bahkan di Sumatera, yang dilakukan menurut standar prosedur yang benar,’’ papar Gunawan, koordinator pengembangan program PSE.
Perkumpulan Suaka Elang merupakan lembaga yang bergerak di bidang rehabilitasi dan pendidikan konservasi berbasis raptor. Sebelumnya, mereka sudah melakukan survei di Taman Hutan Raya (Tahura).
‘’Sekarang kita coba survei di Hutan Alam Chevron di Rumbai yang lokasinya relatif lebih mudah dijangkau sehingga pemantauan pasca pelepasliaran nanti bisa lebih efektif,’’ jelas Gunawan.(hen)